59
Gam b
a r
4. 2
Gr a
fik T
ega n
ga n
S et
ia p
B us
De n
ga n
SV R
P ada
B us
44
85 86
87 88
89 90
91 92
93 94
95 96
97 98
99 100
101 102
103 104
105 106
Bus2 Bus19
Bus36 Bus52
Bus68 Bus84
Bus100 Bus116
Bus133 Bus149
Bus165 Bus182
Bus198 Bus215
Bus231 Bus247
Bus263 Bus279
Bus295 Bus311
Bus328 Bus344
Bus360 Bus376
Bus392 Bus408
Bus425 Bus441
Bus457 Bus473
Bus489 Bus506
Bus522 Bus538
Bus555 Bus572
Bus588 Bus606
Bus623 Bus639
Bus656 Bus676
Bus692 Bus708
Bus724 Bus740
Bus756 Bus772
Bus789 Bus805
Bus821 Bus838
Bus854 Bus870
G ra
fik T
eg a
n g
a n
S VR
P a
d a
B u
s 4 4
V ol
ta ge
M AX
P LAN
M IN
Universitas
Sumatera
Utara
60 Pada Tabel 4.5 ditunjukkan perbandingan hasil dari simulasi ETAP antara
jaringan distribusi yang belum terpasang SVR dengan jaringan distribusi yang telah terkoneksi dengan SVR pada bus 44.
Tabel 4.5 Perbandingan Hasil ETAP antara Jaringan yang tidak dipasang SVR
dengan jaringan yang terkoneksi dengan SVR pada Bus 44
Hasil Simulasi ETAP Tanpa SVR
SVR Pada Bus 44 Rugi-Rugi Jaringan
1211,039 kW 1256,589 kW
2632,943 kvar 2950,941 kvar
Tegangan Tertinggi 1,05 pu bus 2
1,0493 pu bus 2
Tegangan terendah
0,8905 pu bus 532 0.8999 pu bus 532
Standar Deviasi 8732785,44
6454529,8
Jumlah Bus 0,95 pu 317 bus
277 bus
Dari Tabel 4.5 terlihat bahwa rugi-rugi jaringan dengan menggunakan SVR mengalami peningkatan sebesar 3,7 dibandingkan dengan Tanpa menggunakan
SVR tetapi terjadi peningkatan tegangan sebesar 0,94 untuk jaringan yang
terpasang SVR untuk tegangan terendahnya. Pemasangan SVR pada Bus 44 dapat mereduksi standar deviasi tegangan sebesar 26,08 dibandingkan sebelum
menggunakan SVR.
Universitas Sumatera Utara
61 4.1.5 Rangkuman dan Hasil Pemasangan SVR Pertama
Setelah dilakukan penilitian dengan meletakkan SVR secara bertahap pada setiap bus yang akan diregulasi, maka hasil penelitian untuk penentuan peletakan
SVR pertama dapat dilihat pada Tabel 4.6
Untuk data hasil pemasangan SVR pada masing-masing bus di penyulang utama cabang pertama diperlihatkan pada tabel dan grafik yang terdapat pada
Lampiran A.
Pada Tabel 4.6 dapat dilihat titik optimasi dari peletakan SVR berada pada bus 111 dikarenakan nilai FT pada bus ini adalah nilai yang terkecil dari
kesuluruhan bus yang diuji dengan pemasangan SVR. Dari keadaan normal, pemasangan SVR pada bus 111 dapat memperbaiki tegangan tegangan terendah dari
0,8905 pu menjadi 0,9132 pu dengan kata lain pemasangan SVR pada bus 111 dapat memperbaiki tegangan sebesar 2,27. Peletakan SVR pada bus 111 mereduksi
jumlah bus yang berada dibawah 0,9 pu dari 5 bus tanpa menggunakan SVR menjadi tidak ada bus dibawah 0,9 pu, tetapi apabila standar tegangan dinaikkan menjadi
0,95 pu maka terdapat 317 bus yang berada dibawah tegangan 0,95 pu dalam keadaan tanpa menggunakan SVR dan menjadi tinggal 127 bus yang memiliki
tegangan dibawah 0,95 pu setelah menggunakan SVR.
Universitas Sumatera Utara
62
Tabel 4.6 Data Hasil Pemasangan SVR pada Setiap Bus pada Cabang Pertama
D a ya Akti f kW
D a ya re a kti f
kva r Ta n p a
SVR 1,05
0,8905 8732785,44
1211,039 2632,943
- 44
1,0493 0,8999
0,73911474 1256,589
2950,941 0,88836354
53 1,0494
0,904 0,615153467
1251,603 2937,114
0,82432434 56
1,0495 0,9041
0,614202242 1250,782
2937,419 0,82350976
58 1,0496
0,99041 0,613393071
1250,915 2934,715
0,82316008 60
1,0501 0,9047
0,601931922 1252,299
2931,244 0,81800092
62 1,0501
0,9047 0,602878085
1252,658 2931,799
0,81862222 64
1,0523 0,9068
0,568773159 1248,659
2919,845 0,7999187
87 1,0521
0,9066 0,573608409
1249,783 2921,583
0,80280039 90
1,0524 0,9069
0,567984806 1249,285
2919,786 0,79978298
92 1,0524
0,9069 0,569740914
1249,647 2920,346
0,80081049 94
1,0525 0,907
0,567348459 1248,578
2919,259 0,7991729
96 1,0527
0,9072 0,564190364
1248,772 2920,163
0,79767395 98
1,053 0,9075
0,560969028 1248,516
2919,733 0,79595759
103 1,053
0,9075 0,562062594
1248,869 2919,328
0,79665012 106
1,053 0,9076
0,562050905 1249,034
2920,559 0,7967124
109 1,053
0,9076 0,563112184
1250,247 2922,255
0,79774384 111
1,0588 0,9132
0,465807088 1242,022
2902,795 0,74569545
113 1,0587
0,9131 0,468844067
1243,448 2904,89
0,74780269 115
1,0588 0,9132
0,469992401 1244,498
2906,548 0,74881037
117 1,0588
0,9132 0,471870812
1246,878 2910,479
0,7507322 119
1,0606 0,915
0,482937407 1247,782
2917,892 0,75663874
160 1,0608
0,9152 0,481597583
1248,208 2917,2
0,75614471 162
1,061 0,9153
0,483731454 1248,862
2918,915 0,75748166
167 1,0611
0,9155 0,483474455
1249,177 2920,091
0,75748321 169
1,0622 0,9165
0,48822651 1247,864
2922,59 0,75931714
188 1,0623
0,9167 0,488780991
1248,681 2924,439
0,7599317 190
1,0625 0,9168
0,488641118 1249,085
2926,732 0,76002856
192 1,0625
0,9168 0,490897704
1249,568 2927,445
0,76135627 194
1,0629 0,9173
0,488072836 1250,564
2932,816 0,76035505
Ru gi Ru gi Ja ri n ga n FT2
0,5 Fatv + 0,5
Fatp SVR
Pa d a Bu s ke -
Te ga n ga n Te rti n ggi
p u Te ga n ga n
Te re n d a h p u
Sta n d a r D e va s i
Te ga n ga n Fatv
Universitas Sumatera Utara
63 Gambar 4.3 memperlihatkan grafik dari tegangan terendah dari masing-
masing bus yang dipasang SVR.
Gambar 4.3 Grafik Tegangan Terendah
Dari Gambar 4.3 dapat dilihat tegangan terendah yang terbaik dimiliki oleh bus 194 dikarenakan peletakan SVR pada bus 194 sudah terletak diujung penyulang
utama. Gambar 4.4 memperlihatkan grafik daya aktif dan daya reaktif dari setiap
bus yang dipasang SVR.
Gambar 4.4 Grafik Rugi-Rugi Daya Aktif
0,87 0,88
0,89 0,9
0,91 0,92
T a
npa SV
R 44
53 56
58 60
62 64
87 90
92 94
96 98
103 106
109 111
113 115
117 119
160 162
167 169
188 190
192 194
Tegangan Terendah
Tegangan Terendah
1180 1190
1200 1210
1220 1230
1240 1250
1260 1270
T a
npa SV
R 44
53 56
58 60
62 64
87 90
92 94
96 98
103 106
109 111
113 115
117 119
160 162
167 169
188 190
192 194
Rugi -Rugi Daya Aktif
Universitas Sumatera Utara
64 Dari Gambar 4.5 dapat dillihat grafik perbedaan tegangan dari seluruh bus antara sebelum terpasang SVR dan setelah terpasang pada
bus 111.
Gambar 4.5 Tegangan pada Seluruh Bus Sebelum dan Tegangan Setelah Pemasangan SVR
80 81
82 83
84 85
86 87
88 89
90 91
92 93
94 95
96 97
98 99
100 101
102 103
104 105
106 107
108
B u
s2 B
u s1
9 B
u s3
6 B
u s5
2 B
us 6
8 B
u s8
4 B
us 1
B us
1 1
6 B
us 1
3 3
B us
1 4
9 B
us 1
6 5
B us
1 8
2 B
us 1
9 8
B us
2 1
5 B
us 2
3 1
B us
2 4
7 B
us 2
6 3
B us
2 7
9 B
us 2
9 5
B us
3 1
1 B
us 3
2 8
B us
3 4
4 B
us 3
6 B
us 3
7 6
B us
3 9
2 B
us4 8
B us
4 2
5 B
us 4
4 1
B us
4 5
7 B
us4 7
3 B
us 4
8 9
B us
5 6
B us
5 2
2 B
us 5
3 8
B us
5 5
5 B
us 5
7 2
B us
5 8
8 B
us 6
6 B
us 6
2 3
B us
6 3
9 B
us 6
5 6
B us
6 7
6 B
us 6
9 2
B us
7 8
B us
7 2
4 B
us 7
4 B
us 7
5 6
B us
7 7
2 B
us 7
8 9
B us
8 5
B us8
2 1
B us
8 3
8 B
us 8
5 4
B us
8 7
P er
sen T
eg an
g an
Tegangan Sebelum dan Setelah Terpasang SVR
Voltage before Voltage After
Universitas Sumatera Utara
65 Dapat kita lihat pada Gambar 4.5 bahwa terdapat lonjakan tegangan pada
bus 111 pada tegangan setelah pemasangan SVR, ini diakibatkan karena adanya SVR
. Tegangan di seluruh bus setelah bus SVR bus 111 mengalami kenaikan tegangan dibandingkan tegangan bus sebelum menggunakan SVR. Tetapi tegangan
pada seluruh bus sebelum bus SVR bus 111 mengalami penurunan tegangan dari tegangan sebelum menggunkan SVR.
Universitas Sumatera Utara
66
4.2 Peletakan SVR Kedua Pada Feeder Kedua