Usaha Pelestarian Bahan Pustaka

34

4.3.2 Usaha Pelestarian Bahan Pustaka

Usaha pelestarian yang baik, diharapkan dapat memperpanjang usia bahan pustaka. Dengan adanya kegiatan pelestarian bahan pustaka yang baik, ini juga menandakan bahwa adanya peningkatan kinerja ke arah yang lebih baik. Adapun usaha-usaha pelestarian yang dilakukan oleh pihak Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat dapat diketahui dari hasil pernyataan informan sepeti berikut ini: Pertanyaan: Bagaimana usaha-usaha pelestarian bahan pustaka yang dilakukan oleh Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat? I 1: “usaha pelestarian yang kami lakukan adalah fumigasi dalam kurun waktu 6 bulan sekali dan shelving buku setiap minggunya ” I 2: “kegiatan pelestarian yang dilakukan yaitu dengan melakukan perbaikan buku seperti penjilidan ulang dan fotocopy, adapun peralatan yang digunakan seperti alat fotocopy, mesin potong manual, gunting, lem, rol, pensil, cutter, mesin press manual, hekter, dan karton. Adapun penjilidan yang biasa dilakukan dengan cara berikut: 1 mengambil buku yang rusak jilidannya; 2 merapikan susunan halaman sesuai dengan urutannya; 3 lem punggung buku; 4 lem cover buku tersebut. I 3: “usaha pelestarian yang sudah dilakukan yaitu menjaga dan merawat kondisi fisiknya seperti melakukan pembersihan rutin serta melakukan perbaikan terhadap koleksi yang mengalami kerusakan” I 4: “kegiatan pelestarian yang dilakukan terkhusus untuk koleksi naskah kuno yaitu dengan proses alih media ” Universitas Sumatera Utara 35 Dari pernyataan informan tersebut dapat dinyatakan bahwa usaha pelestarian bahan pustaka yang dilakukan adalah dengan melakukan fumigasi dalam kurun waktu enam bulan sekali, penjilidan dan fotocopy, serta proses alih media untuk koleksi naskah kuno. Berikut ini merupakan salah satu usaha pelestarian bahan pustaka dengan melakukan kegiatan penjilidan ulang koleksi akibat bencana gempa yang menimpa Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat. Gambar pertama menunjukkan proses menyatukan bagian-bagian dari setiap halaman yang robek dan disusun kembali, akan tetapi jika koleksi mengalami tingkat kerusakan yang berat tidak bisa diperbaiki, maka koleksi tersebut akan dibiarkan atau dibeli kembali koleksi yang baru. Gambar kedua menunjukkan proses penjilidan setelah setiap halamannya disusun kembali dengan benar. Kegiatan ini hanya membutuhkan peralatan yang sederhana, seperti rol, lem, gunting, pesil, serta kain kasa. Universitas Sumatera Utara 36 Gambar 4.2 Proses Penjilidan Ulang Koleksi Pasca Bencana Gempa Universitas Sumatera Utara 37

4.3.3 Faktor Kerusakan Bahan Pustaka