8
1 fungsi melindungi: bahan pustaka dilindungi dari serangan
serangga, manusia, jamur, panas matahari, air, dan sebagainya. Dengan pelestarian yang baik serangga dan binatang kecil
tidak akan dapat menyentuh dokumen. Manusia tidak akan salah dalam menangani dan memakai bahan pustaka. Jamur
tidak akan sampai tumbuh, dan sinar matahari serta kelembapan udara di perpustakaan mudah dikontrol;
2 fungsi pengawetan: dengan dirawat baik-baik, dokumen
menjadi awet, bisa lebih lama dipakai, dan diharapkan lebih banyak pembaca dapat mempergunakan dokumen tersebut;
3 fungsi kesehatan: dengan pelestarian yang baik, bebas dari
debu, jamur, binatang perusak, sumber dan sarang dari berbagai penyakit, sehingga pemakai maupun pustakawan
menjadi tetap sehat. Pembaca lebih bergairah membaca dan memakai perpustakaan;
4 fungsi pendidikan: pemakai perpustakaan dan pustakawan
sendiri harus belajar bagaimana cara memakai dan merawat bahan pustaka atau dokumen. Mereka harus menjaga, disiplin,
tidak membawa
makanan dan
minuman ke
dalam perpustakaan, tidak mengotori bahan pustaka maupun ruangan
perpustakaan. Mendidik pemakai serta pustakawan sendiri untuk berdisplin tinggi dan menghargai kebersihan;
5 fungsi kesabaran: merawat dokumen ibarat merawat bayi atau
orang tua, jadi harus sabar. Bagaimana kita bisa menambal buku berlubang, membersihkan kotoran binatang kecil dan tahi
kutu buku dengan baik kalau kita tidak sabar. Menghilangkan noda dari dokumen memerlukan tingkat kesabaran yang tinggi;
6 fungsi sosial: pelestarian tidak bisa dikerjakan seorang diri.
Pustakawan harus mengikutsertakan pembaca untuk tetap merawat bahan pustaka dan perpustakaan. Rasa pengorbanan
yang tinggi harus diberikan oleh setiap orang demi kepentingan dan keawetan dokumen;
7 fungsi ekonomi: dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka
dapat tetap awet. Hal ini dapat menghemat keuangan. 8
fungsi keindahan, dengan penataan bahan pustaka yang rapi, perpustakaan akan terlihat lebih indah untuk dipandang oleh
penggunanya sehingga hal tersebut menambah daya tarik pengguna untuk datang kembali ke perpustakaan.
2.1.4 Unsur-unsur Pelestarian
Bahan pustaka merupakan modal utama perpustakaan, oleh karena itu daya tahan serta kelestariannya perlu diperhitungkan secara matang agar koleksi
Universitas Sumatera Utara
9
yang tersedia dapat didayagunakan secara optimal. Dari uraian tersebut maka menurut Martoatmodjo 1993, 7 beberapa unsur penting yang perlu diperhatikan
dalam pelestarian adalah: 1
manajemennya, perlu diperhatikan siapa yang bertanggung jawab dalam pekerjaan ini. Bagaimana prosedur pelestarian
yang harus diikuti. Bahan pustaka yang akan diperbaiki harus dicatat dengan baik, apa saja kerusakannya, apa saja alat dan
bahan kimia yang diperlukan dan sebagainya;
2 tenaga yang merawat bahan pustaka dengan keahlian yang
mereka miliki. Mereka yang mengerjakan pelestarian ini hendaknya
mereka yang
telah memiliki
ilmu atau
keahlianketerampilan dalam bidang ini. Paling tidak mereka sudah pernah mengikuti penataran dalam bidang pelestarian;
3 laboratorium, suatu ruang pelestarian dengan berbagai
peralatan yang diperlukan, misalnya alat penjilidan, lem, alat laminasi, alat untuk fumigasi, berbagai sikat untuk
membersihkan debu dan sebagainya. Sebaiknya setiap perpustakaan memiliki ruang laboratorium sebagai “bengkel”
atau gudang buat dokumen yang perlu dirawat atau diperbaiki; 4
dana untuk keperluan kegiatan ini harus diusahakan dan dimonitor dengan baik, sehingga pekerjaan pelestarian tidak
akan mengalami gangguan. Pendanaan ini tentu tergantung dari lembaga tempat perpustakaan bernaung. Kalau tidak
mungkin menyelenggarakan bagian pelestarian sendiri, dianjurkan diadakan kerja sama dengan perpustakaan lain. Ini
dapat menghemat biaya yang besar.
2.1.5 Faktor-faktor yang Dipertimbangkan dalam Pelestarian
Sebelum melakukan kegiatan pelestarian bahan pustaka, pustakawan terlebih dahulu harus mengetahui faktor yang dipertimbangkan agar tidak
menghilangkan nilai informasi yang dikandungnya. Adapun faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pelestarian bahan pustaka menurut buku Petunjuk Teknis
Pelestarian Bahan Pustaka 1995, 18 adalah: 1
nilai bahan pustaka yang dimiliki, apakah koleksi yang dimiliki mempunyai nilai sejarah, nilai estetika atau koleksi
langka;
Universitas Sumatera Utara
10
2 jenis bahan pustaka, ada bahan pustaka yang lebih cepat rusak
dari pada yang lainnya. Hal ini akan membawa efek apakah bahan pustaka tersebut akan dilestarikan bentuk fisiknya saja
dan kandungan informasinya dialihkan ke media lain seperti bentuk mikro filmmikrofis;
3 kebutuhan pengguna jasa perpustakaan, apakah ada bahan pustaka yang terlalu sering digunakan atau sering dipinjam
oleh pengguna jasa perpustakaan, sehingga selain ada bentuk mikronya perlu dibuatkan fotokopinya untuk memenuhi
kebutuhan;
4 tersedianya dana untuk program pelestarian.
2.1.6 Kebijakan dalam Pelestarian
Menurut Subandiyah 1993, 146 “kebijakan merupakan hasil pemikiran
manusia yang harus didasarkan pada hukum-hukum tertentu sebagai landasan ”.
Kebijakan atau policy juga merupakan landasan atau pedoman untuk menyusun kebutuhan. Kebijakan setidaknya tercantum secara jelas baik tugas, fungsi, dan
tujuan dari adanya kebijakan tersebut yaitu sebagai landasan hukum yang konsideran Suwarno 2007, 40. Dapat dinyatakan bahwa kebijakan adalah hasil
pemikiran manusia yang tercantum secara jelas baik tugas, fungsi, dan tujuan dari kebijakan tersebut.
Dalam kerangka preservasi, kebijakan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan preservasi. Sehingga kebijakan pelestarian merupakan suatu
dokumen yang berisi maksud-maksud pelestarian secara terinci dan prosedur yang terkandung di dalamnya sebagaimana yang terdapat pada buku Petunjuk Teknis
Pelestarian Bahan Pustaka 1995, 17-18. Kebijakan harus bisa menyatakan bahwa suatu kebijakan preservasi pada pokoknya adalah menjabarkan apa yang
harus dipreservasi dan dengan cara yang mana untuk mempreservasi kelompok bahan pustaka atau materi tertentu. Kebijakan preservasi menurut Harvey 1993,
Universitas Sumatera Utara
11
211 adalah “masalah manajemen dan harus dipertimbangkan hubungannya
dengan kebijakan manajemen perpustakaan ”. Maka dari itu kebijakan preservasi
sebagai suatu dokumen tertulis formal yang berisi maksud-maksud pelestarian secara terperinci dan prosedural yang didasarkan pada prinsip-prinsip pemahaman
keadaan lokal dan konsep fungsi lembaga perpustakaan tersebut. Ini berarti bahwa kebijakan preservasi tergantung dari kebijaksanan manajemen perpustakaan itu
sendiri. Jadi kegiatan preservasi merupakan sebuah kegiatan manajemen untuk melakukan pelestarian bahan pustaka di perpustakaan.
2.1.7 Kebijakan Pelestarian di Perpustakaan