Rencana Pencegahan dan Pemulihan Bencana

15 1 Duplikasi Duplikasi atau penggandaan merupakan salah satu cara untuk membuat salinan serta mengantisipasi keberadaan bahan pustaka yang hilang. Duplikasi juga dapat dilakukan dalam bentuk media lain selain kertas, seperti microfilm, dan rekaman magnetik. Ketika melakukan duplikasi juga perlu mempertimbangkan waktu yang tepat dan berapa kali duplikasi dalam rangka pemutakhiran. 2 Pemencaran Cara pemencaran dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya bencana yang mengakibatkan kerusakan bahan pustaka. Organisasi perlu menyiapkan lokasi penyimpanan bahan pustaka dengan membuat duplikasi dan selanjutnya disimpan pada lokasi yang berjauhan.

2.1.9.2 Rencana Pencegahan dan Pemulihan Bencana

Rencana pencegahan dan pemulihan bencana harus memiliki sasaran yang jelas Sulistyo-Basuki, 2003:249. Sasaran umumnya mencakup hal-hal berikut: 1 Adanya metode yang efektif dan efisien dalam pencegahan kerusakan bahan pustaka. Setiap prosedur yang dibuat organisasi bertujuan supaya pencapaian tujuan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Demikian pula ketika penyusunan mengenai pencegahan dan pemulihan bahan pustaka, metode yang efektif dan efisien diharapkan mampu meminimalkan biaya yang dikeluarkan; 2 Adanya koordinasi dalam melakukan pemulihan pasca bencana, koordinasi ini diharapkan dapat mencegah adanya kesimpangsiuran bukti kepemilikan asset organisasi dengan penduduk sekitar lokasi bencana; 3 Meminimalkan adanya gangguan bencana terhadap kegiatan rutin. Pada saat melakukan pemulihan maka sebelumnya organisasi sudah harus memastikan bahwa kegiatan ini tidak ada gangguan baik itu adanya bencana susulan maupun gangguan dari penduduk sekitar yang pada waktu bersamaan ingin memperoleh perlindungan sebagai korban bencana; 4 Membatasi perluasan kerusakan dan mencegah terjadinya bencana yang lebih luas. Prioritas dalam melakukan pemulihan adalah bagaimana mencegah terjadinya bencana yang lebih luas. Sasaran pemulihan harus memberi prioritas terhadap kegiatan ini sehingga mampu membatasi jumlah kerusakan; 5 Menyusun operasi alternatif. Menyusun suatu perencanaan harus dibantu dengan program perencanaan yang lain karena Universitas Sumatera Utara 16 biar bagaimanapun antisipasi terhadap suatu rencana yang tidak sesuai perlu didukung rencana lain sehingga sasaran akhir dari kegiatan pemulihan dapat berlangsung; 6 Menyediakan jasa dan operasi pemulihan yang cepat dan lancar. Bagi organisasi yang besar, kegiatan pemulihan dapat memakai jasa organisasi lain. Penggunaan jasa ini diharapkan organisasi memperoleh hasil yang lebih baik karena keseluruhan pekerjaan dilakukan secara profesional sesuai dengan kemampuan dan keahliannya meskipun membutuhkan biaya yang lebih besar; 7 Mencegah luka terhadap personel yang melakukan pemulihan, faktor keselamatan kerja menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi personel yang melakukan pekerjaan tersebut. Rasa aman terhadap bahaya dari kegiatan akan mempercepat personel untuk bekerja lebih maksimal; 8 Mencegah kerusakan terhadap harta dan asset organisasi. Antisipasi terhadap penyebaran kerusakan bahan pustaka yang berimbas kepada asset organisasi ataupun harta benda lainnya harus diperhatikan mengingat bukan tidak mungkin upaya pemulihan justru menjadi penyebab kerusakan asset organisasi yang lain; 9 Meminimalkan dampak ekonomi. Semua kegiatan pemulihan tetap mengacu kepada faktor minimal dampak ekonomi bagi penduduk sekitar lokasi bencana, dampak ekonomi yang berlebihan dan berimbas kepada penduduk membuat program pemulihan tidak memperoleh dukungan sehingga akan menyulitkan apabila melakukan pemulihan dalam skala besar; 10 Menjamin kelangsungan organisasi akibat terjadinya bencana. Sasaran akhir dari kegiatan pemulihan adalah membantu organisasi dalam mencapai tujuan sesuai dengan rencana. Oleh karena itu, proses pemulihan harus memberi jaminan bahwa semua bahan pustaka yang direkonstruksi itu nantinya tetap menjadi acuan keberlangsungan operasional organisasi. Pemulihan koleksi merupakan kegiatan setelah terjadinya bencana yang bertujuan untuk mengembalikan kondisi fisik koleksi, minimal mampu menyajikan dan menyediakan fisik dan informasi koleksi seperti keadaan semula. 2.1.9.3 Tim Penanggulangan Bencana Tim penanggulangan bencana dibentuk dalam rangka memulihkan dan menyelamatkan bahan pustaka yang terkena bencana Krihanta, 2014:7.18. Tim Universitas Sumatera Utara 17 ini terdiri dari beberapa sub tim yang berfungsi untuk melancarkan kegiatan pemulihan, seperti: 1 Tim administrasi, menyiapkan segala pendukung pelaksanaan dari kegiatan pemulihan, mulai dari kebutuhan perizinan, sarana perlengkapan maupun akomodasi, termasuk juga mempersiapkan administrasi keuangan bagi seluruh personel. Prinsipnya segala kebutuhan di luar non teknis yang diperlukan oleh tim-tim lain sudah disiapkan oleh tim administrasi; 2 Tim penunjang, merupakan tim khusus yang mempublikasikan segala kegiatan pemulihan. Tim ini berperan sebagai penghubung antara organisasi dengan masyarakat, organisasi dengan pihak luar, maupun organisasi dengan media masa yang meliput program pemulihan. Segala aktivitas pemulihan perlu didokumentasikan dan disebarluaskan kepada publik, baik itu perkembangan maupun hambatan-hambatan selama proses pekerjaan. 3 Tim pelaksana, merupakan tim inti dari kegiatan pemulihan. Tim ini dipilih tergantung dari jenis kerusakan dan rencana pemulihan. Apabila jenis bahan pustaka berupa media kertas maka sebagian besar personel dalam tim ini merupakan orang- orang yang berkompeten dalam restorasi. Apabila pemulihan membutuhkan back-up dalam bentuk elektronik maka personel dalam tim ini terdiri dari orang-orang yang menguasai software dan hardware. 4 Tim pengamanan, dibentuk dalam rangka menjamin pengamanan bahan pustaka tetap dalam lingkup internal organisasi.

2.1.9.4 Metode Pemulihan terhadap Media Kertas