20
disitir  oleh  Krihanta  2014,  4.3  memberikan  contoh-contoh  keadaan  darurat tersebut, seperti:
1 pecahnya pipa air;
2 ledakan bom yang menghancurkan gedung beserta isinya;
3 badai hebat yang merusak sarana dan prasarana;
4 fluktuasi arus listrik menyebabkan data hilang dalam komputer;
5 banjir bandang;
6 peralatan radar militer dan bandara;
7 kecerobohan;
8 tumpahan  secangkir  kopi  dapat  menyebabkan  sebuah
komputer rusak; 9
virus  komputer  yang  dapat  menyebabkan  kerusakan  data secara luas;
10 vandalisme;
11 kebakaran yang memusnahkan suatu fasilitas;
12 angin tornado atau badai besar.
Kemungkinan  bencana  dapat  terjadi  kapan  saja  dan  dimana  saja,  maka perlindungan  terhadap  bahan  pustaka  harus  dilaksanakan  untuk  menjamin
keberadaan bahan pustaka.
2.2.1 Tipe-tipe Bencana
Dari berbagai bencana  yang dapat  terjadi sebelumnya,  maka  dapat dibagi bencana  tersebut  untuk  penerapan  emergency  management  yang  tepat.  Menurut
Gerard  Hoetmer  yang  disitir  oleh  Krihanta  2014,  4.4  menyatakan  bahwa terdapatnya 3 tipe bencana yaitu:
1. bencana  alam  meliputi  gempa  bumi,  angin  rebut  hurriance,
angin  topan tornado,  dan banjir.  Berbeda daerah, berbeda pula bencana  yang  sering  menerpa.  Beberapa  Negara  seperti  Jepang
merupakan  negara  yang  kerap  dilanda  gempa  karena  struktur alam  dan  geografinya.  Kemajuan  teknologi  juga  membantu
manusia  meramal  bencana  yang  akan  terjadi.  Namun,  sampai saat  ini  belum  ada  teknologi  yang  dapat  meramal  kapan  dan  di
mana  gempa  akan  terjadi,  seperti  gempa  besar  di  Aceh  yang diikuti oleh tsunami pada akhir tahun 2004;
2. bencana  teknologi  merupakan  kejadian  yang  disebabkan  oleh
kesalahan  manusia  human  error,  seperti  kecelakaan  pesawat
Universitas Sumatera Utara
21
udara,  kesalahan  konstruksi  yang  mengakibatkan  tidak berfungsinya  suatu  gedung  sehingga  terjadi  kebakaran,  banjir,
atau pipa pecah;
3. bencana  yang  disebabkan  oleh  masyarakatsipil  civil  disaster
merupakan  kegiatan  masyarakat  yang  sifatnya  destruktif  atau yang  dapat  mengakibatkan  kerugian,  kecelakaan  dan  bahkan
kematian.  Civil  disaster  dapat  terjadi  dalam  skala  kecil  lokal maupun  besar  dan  dapat  terjadi  di  mana  saja  serta  kapan  saja.
Bencana  akibat  ulah  manusia  ini  meliputi  kegiatan  pencurian, vandalism, teroris, dan kerusuhan.
Untuk  menghadapi  bencana-bencana  tersebut,  maka  dibutuhkan  emergency management agar selalu siap ketika datangnya bencana.
2.2.2 Tahapan dalam Manajemen Keadaan Darurat
Pakar dalam emergency  management    Virginia  yang disitir  oleh Krihanta 2014, 4.15 terdapat 4 fase tahapan, yaitu:
1. tahap  pencegahan,  ini  merupakan  tahapan  pertama  dalam
manajemen  keadaan  darurat.  Pencegahan  kerusakan  meliputi pengurangan tingkat risikoyang panjang dari ancaman alamdan
manusia.  Tahapan  ini  meliputi:  melaksanakan  proses manajemen  risiko,  analisis  dampak  terhadap  organisasi,  serta
rancangan pencegahan bencana;
2. tahap  persiapan,  kegiatan  pada  tahapan  ini  adalah
mengembangkan  kemampuan  untuk  merespon  suatu  keadaan darurat.  Kegiatan  utama  preparedness  adalah  mempersiapkan
rancangan  manajemen  keadaan  darurat  untuk  bahan  pustaka yang meliputi persiapan, pelaksanaan, kemutakhiran dan respon
terhadap  suatu  keadaan  darurat.  Rancangan  keadaan  darurat bertujuan  member  dasar  tindakan  yang  sistematis  dalam
menghadapi ancaman terhadap organisasi;
3. tahap  tindakan  merupakan  kegiatan  yang  diambil  sebelum,
selama  atau  setelah  keadaan  darurat  untuk  meminimalkan kerusakan  atau  memperbaiki  bahan  pustaka.  Kegiatan-
kegiatannya meliputi:
pengenalan terhadap
bencana, menghubungi pihak  terkait,  melaksanakan  rencana  yang sudah
dibuat,  penilaian  kerusakan,  keamanan,  dan  kegiatan  yang mungkin dapat dilakukan contingency;
4. tahap  pemulihan  merupakan  pelaksanaan  kegiatan  dalam
jangka  pendek.  Kegiatannya  meliputi:  penilaian  kerusakan,
Universitas Sumatera Utara
22
stabilisasi,  restorasi  perbaikan,  dan  memulai  kembali kegiatan.
2.2.3 Keuntungan Rancangan Manajemen Keadaan Darurat