BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perbankan Syariah
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya bank syariah yang pertama yaitu Bank Muamalat pada tanggal 1 Nopember 1991,
yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia MUI dan Pemerintah Indonesia. Kegiatan operasional mulai dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 1992, yang dilandasi
oleh peraturan perbankan yang dikeluarkan oleh pemerintah yaitu UU No. 7 Tahun 1992. Melalui peraturan tersebut, pemerintah memperbolehkan perbankan
melaksanakan operasionalnya dengan sistem bagi hasil Anifah, 2009. Setelah terbukti mampu bertahan pada krisis yang terjadi di tahun 1998, pemerintah
akhirnya mengeluarkan UU No. 10 Tahun 1998 yang mengatur tentang dual banking-system yakni Bank Indonesia mengakui keberadaan bank syariah dan
bank konvensional serta bank konvensional diperkenankan untuk membuka kantor cabang syariah serta mengizinkan konversi bank konvensional menjadi
bank syariah. Sejak saat itulah bank-bank syariah banyak bermunculan di Indonesia. Selain undang-undang tersebut, ketentuan pelaksanaan bank
berdasarkan prinsip syariah juga ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1999. Oleh karena itu, terlihat jelas perbedaan antara banklembaga
keuangan syariah dengan bank konvensional, baik dari segi operasional, pendanaan, penyaluran maupun jasa keuangan yang diberikan.
Pertumbuhan perbankan mengalami kenaikan yang cukup pesat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005 terdapat 3 Bank Umum Syariah BUS, 19 Unit Usaha
Universitas Sumatera Utara
Syariah UUS, dan 92 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS. Pada akhir tahun 2009, terjadi peningkatan pada jumlah BUS yakni 10 dan 23 UUS Statistik
Perbankan Syariah, Oktober 2011. Sedangkan hingga September 2011 sudah terdapat 11 BUS, 23 UUS, dan 154 BPRS. Penambahan ini berasal dari spin-off
bank syariah yang berbentuk Unit Usaha Syariah UUS atau pendirian bank baru dari para investor yang masuk ke Industri perbankan syariah nasional. Daya tarik
industri yang menjadi faktor penentu dari kecenderungan positif ini adalah kebijakan dalam UU Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008 yang mendorong
perbankan syariah beroperasi dalam bentuk BUS, khususnya mulai tahun 2023 atau 15 tahun setelah UU Perbankan Syariah dikeluarkan. Faktor lain yang
menyebabkan industri perbankan syariah nasional terakselerasi pertumbuhannya sepanjang tahun 2010 diantaranya adalah pengaturan perpajakan yang lebih
kondusif UU No. 42 Tahun 2009 tentang PPN, peningkatan credit rating Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi di tingkat global,
pendirian bank-bank syariah baru, serta semakin gencarnya program edukasi dan diseminasi perbankan syariah oleh Bank Indonesia, perbankan syariah, maupun
pihak-pihak terkait lainnya. Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dibagi
menjadi 3 bagian besar, yaitu: 1 produk penyaluran dana financing atau pembiayaan, terdiri dari:
murabahah, bai’ as salam,bai’ as istishna, ijarah, musyarakah, dan mudharabah; 2 produk penghimpunan dana funding, terdiri
dari: giro wadiah, tabungan mudharabah, dan deposito mudharabah; 3 produk
Universitas Sumatera Utara
jasa, terdiri dari: sharf jual beli valuta asing dan ijarah sewa, Karim, 2006: 97-112.
Penelitian ini hanya menggunakan Bank Umum Syariah BUS sebagai sampel penelitiannya. Pada tahun 2011 sudah terdapat 11 BUS. Dikarenakan
bank-bank syariah tidak seluruhnya mempublikasikan laporan keuangan tahunannya, maka peneliti hanya menggunakan sampel penelitian sebanyak 8
BUS, antara lain:
Tabel 4.1 Profil Perusahaan 8 Bank Umum Syariah BUS
Bank Umum Syariah Profil Perusahaan
Bank Muamalat Indonesia
Berdiri pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei
1992. Bank Muamalat menyandang predikat sebagai Bank Devisa pada tanggal 27 Oktober 1994. Dalam upaya memperkuat
permodalannya, BanK muamalat mencari pemodal yang potensial. Akhirnya, pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 Islamic Development
Bank IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi
lebih dari 2,5 juta nasabah melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia, lebih dari 4000 Kantor Pos OnlineSOPP di
seluruh Indonesia, 32.000 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah
membuka cabang di luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur dan Malaysia.
Bank Syariah Mandiri Bank Syariah Mandiri BSM merupakan hasil konversi PT Bank
Susila Bakti BSB dari bank konvensional menjadi bank syariah. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 124 KEP.BI1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui
Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 11KEP.DGS 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT
Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai
beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
Universitas Sumatera Utara
Bank Umum Syariah Profil Perusahaan
Bank Mega Indonesia Syariah
Bank Mega Syariah merupakan hasil konversi PT Bank Umum Tugu dari bank konvensional menjadi bank syariah. Pada tanggal
25 Agustus 2004, PT Bank Syariah Mega Indonesia resmi beroperasi. Pada tanggal 23 September 2010 nama badan hukum
bank ini secara resmi telah berubah menjadi PT. Bank Mega Syariah. Bank Mega Indonesia Syariah menyandang predikat
sebagai Bank Devisa pada tanggal 16 Oktober 2008. Saat ini,
Bank Mega Indonesia Syariah memiliki 394 jaringan kerja dengan
komposisi: 8 kantor cabang, 13 kantor cabang pembantu, 49 Gallery Mega Syariah, dan 324 kantor Mega Mitra Syariah M2S
yang tersebar di Jabotabek, Pulau Jawa, Bali, Sumatera Kalimantan, dan Sulawesi.
Bank Syariah Bukopin PT Bank Syariah Bukopin Tbk., merupakan hasil akuisisi dari PT
Bank Persyarikatan Indonesia untuk dikembangkan menjadi bank Syariah. Bank Syariah Bukopin mulai beroperasi dengan
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah setelah memperoleh izin operasi syariah dari Bank Indonesia pada tanggal
27 Oktober 2008 dan pada tanggal 11 Desember 2008 telah diresmikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal
10 Juli 2009 melalui Surat Persetujuan Bank Indonesia, PT Bank Bukopin Tbk telah mengalihkan Hak dan Kewajiban Usaha
Syariah-nya ke dalam PT Bank Syariah Bukopin.
Bank Rakyat Indonesia Syariah
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah
mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya o.1067KEP.GBIDpG2008, maka pada tanggal
17 November 2008 PT. Bank BRISyariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank BRISyariah pun melaksanakan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah Islam. Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada tanggal 19 Desember
2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk., untuk melebur ke dalam PT.
Bank BRISyariah proses spin off- yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak
Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur
Utama PT. Bank BRISyariah.
Bank Panin Syariah PT. Bank Panin Syariah berdiri dan mulai melaksanakan kegiatan
usaha dengan prinsip-prinsip syariah setelah memperoleh izin operasi syariah dari Bank Indonesia berdasarkan Keputusan
Gubernur BI No.1152KEP.GBIDpG2009 tanggal 6 Oktober 2009 dan kemudian resmi beroperasi sebagai bank syariah pada
tanggal 2 Desember 2009.
Universitas Sumatera Utara
Bank Umum Syariah Profil Perusahaan
Bank Victoria Syariah PT. Bank Victoria Syariah telah mendapatkan Izin Operasional
sebagai Bank Syariah berdasarkan SK Gubernur Bank Indonesia No. 128KEP.GBIDpG2010 tanggal 10 Februari 2010. Pada
tanggal 1 April 2010, PT. Bank Victoria Syariah remi beroperasi secara penuh dengan sistem syariah. pada tanggal 2 April 2012
terdapat pembukaan 3 Kantor Cabang Pembantu baru, yaitu: Capem Pasar Induk Kramat Jati, Capem Depok, dan Capem
Tangerang. Saat ini bank memiliki satu 1 Kantor Pusat, lima 5 kantor cabang, lima 5 kantor cabang Pembantu.
Bank Negara Indonesia Syariah
Pada tanggal 29 April 2000 terbentuklah Unit Usaha Syariah UUS BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang,
Pekalongan, Jepara, dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang
Pembantu. Selain itu, nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor Cabang BNI syariah channelling outlet-SCO
dengan lebih kurang 750 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dalam Corporate Plan UUS BNI Tahun 2000
ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off Tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada
tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah BUS. Realisasi ini tidak terlepas dari faktor
eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga
Syariah Negara SBSN dan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah. Komitmen
Pemerintah terhadap
pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin
meningkat. Hingga Maret 2012, BNI Syariah telah memiliki 38 Kantor Cabang, 55 Kantor Cabang Pembantu, 5 Kantor Kas, dan 5
Kantor Mikro. BNI Syariah senantiasa mendapatkan dukungan teknologi informasi dan penggunaan jaringan saluran distribusi
yang meliputi Kantor Cabang BNI, 6.331 jaringan ATM BNI, 21.143 ATM LINK dan 30.794 ATM Bersama, serta fasilitas
phonebanking 24 jam BNI Call di 021-500046 atau 68888 via ponsel, serta SMS Banking dan BNI Internet Banking untuk
kebutuhan transaksi perbankan dengan berbagai fitur.
Sumber: www.muamalatbank.com 4 Juni 2012, diolah www.syariahmandiri.co.id 4 Juni 2012, diolah
www.bsmi.co.id 4 Juni 2012, diolah www.syariahbukopin.co.id 4 Juni 2012, diolah
www.paninbanksyariah.co.id 4 Juni 2012, diolah www.brisyariah.co.id 4 Juni 2012, diolah
www.bnisyariah.co.id 4 Juni 2012, diolah www.bankvictoriasyariah.co.id 4 Juni 2012, diolah
Universitas Sumatera Utara
4.2. Analisis Deskriptif 4.2.1. Suku Bunga Tabungan Bank Konvensional