Uji Asumsi Klasik Teknik Analisis .1 Analisis Deskriptif

atau instansi yang dijadikan sampel, seperti laporan keuangan. Selain itu, data juga diperoleh melalui studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data untuk memperoleh keterangan dan data dengan membaca dan mempelajari bahan-bahan teoritis dari buku-buku literatur, catatan kuliah, dan sumber lainnya agar diperoleh suatu pemahaman yang mendalam serta menunjang proses pembahasan mengenai masalah yang diidentifikasi. Pada penelitian ini, data diambil melalui situs www.bi.go.id, www.idx.co.id, dan situs terkait lainnya. 3.8 Teknik Analisis 3.8.1 Analisis Deskriptif Statisitik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data dengan mengelompokkan atau memisahkan komponen atau bagian yang relevan dari keseluruhan data, juga menjadi salah satu bentuk analisis untuk menjadikan data mudah dikelola Kuncoro, 2009: 192. Semua bentuk analisis tersebut mencoba menggambarkan pola-pola yang konsisten dalam data, sehingga hasilnya dapat dipelajari dan ditafsirkan secara singkat dan penuh makna.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui dengan sebenarnya mengenai ada atau tidaknya hubungan yang signifikan pada model regresi. Pengujian asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji Universitas Sumatera Utara multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Keempat asumsi klasik yang dianalisis dengan menggunakan program SPSS17.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Dengan adanya tes normalitas maka hasil penelitian bisa digeneralisasikan pada populasi. Dalam pandangan statisitik, sifat dan karakterisitik populasi adalah terdistribusi secara normal Situmorang, 2010: 91. Alat analisis lain yang digunakan adalah dengan alat uji Kolmogrov Smornov. Alat uji ini digunakan untuk memastikan bahwa data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah: a. Jika hasil One Sample Kolmogorov Smornov di atas nilai signifikan 0,05 menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika hasil One Sample Kolmogorov Smornov di bawah nilai signifikan 0,05 tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Universitas Sumatera Utara

2. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolineraritas bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antara variabel independen dan variabel dependen. Multikolinearitas sebagai fenomena sampel terutama muncul karena data yang dikumpulkan bukan percobaan, khususnya pada ilmu ekonomi. Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value dan nilai Variance Inflation Factor VIF, yaitu dengan rumus: Keterangan: R 2 k = Koefisien determinasi R 2 berganda ketika X k diregresikan dengan variabel-variabel X lainnya. Dimana: Tolerance value 0,1 atau VIF 5 = terjadi multikolinearitas Tolerance value 0,1 atau VIF 5 = tidak terjadi multikolinieritas Situmorang, et.al., 2010: 136.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji ada atau tidaknya varians yang sama diantara anggota grup pada sebuah grup. Jika varians sama, dan ini seharusnya yang terjadi maka dikatakan homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan heteroskedastisitas Ghozali, 2005: 105. Uji statisitik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode grafik Scatterplot untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas. Dari grafik Scatterplot Universitas Sumatera Utara yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi keputusan berdasarkan masukan variabel independennya Situmorang, 2010: 98-100. Untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas dapat diketahui dengan melakukan uji Glesjer. Jika variabel bebas signifikan secara statistik α 0.005 mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas Ghozali, 2005: 69.

4. Uji Autokorelasi

Istilah autokorelasi dapat didefenisiskan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu seperti dalam data deret waktu atau ruang seperti dalam data cross-section. Uji autokorelasi bertujuan menguji ada atau tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya dalam model regresi linier yang digunakan Ghozali, 2005: 95. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Dalam penelitian ini digunakan uji Durbin –Watson untuk menguji ada tidaknya problem autokorelasi. Dasar pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut Situmorang, 2010: 118: Universitas Sumatera Utara Tabel 3.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negative Tolak 4 – dl d 4 Tidak ada korelasi negative No decision 4- du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif atau negative Tidak ditolak du d 4 – du Sumber: Situmorang 2010: 120

3.8.3 Analisis Regresi Berganda

Dokumen yang terkait

Analisis Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Konvensional Pengaruhnya Terhadap Tingkat Bagi Hasil Dan Implikasinya Pada Penghimpunan Deposito Mudharabah Pada PT Bank Syariah Mandiri

1 63 162

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL, SUKU BUNGA DAN INFLASI TERHADAP TABUNGAN MUDHARABAH

0 4 89

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM TERHADAP JUMLAH Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syar

0 1 13

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 2 16

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA BANK KONVENSIONAL TINGKAT BAGI HASIL DAN UKURAN BANK SYARIAH TERHADAP PERTUMBUHAN DANA BANK SYARIAH DI INDONESIA.

0 0 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Suku Bunga (Interest Rate) - Pengaruh Tingkat Suku Bunga Konvensional dan Bagi Hasil Terhadap Jumlah Tabungan Mudharabah pada Bank Syariah di Indonesia

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Tingkat Suku Bunga Konvensional dan Bagi Hasil Terhadap Jumlah Tabungan Mudharabah pada Bank Syariah di Indonesia

0 0 10

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA KONVENSIONAL DAN BAGI HASIL TERHADAP JUMLAH TABUNGAN

0 0 10

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA (BI RATE), TINGKAT BAGI HASIL, BOPO TERHADAP JUMLAH SIMPANAN MUDHARABAH PADA BANK UMUM SYARIAH - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH NISBAH BAGI HASIL DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP JUMLAH TABUNGAN MUDHARABAH PADA BANK MUAMALAT INDONESIA (BMI) - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 9