Tabel 3.3 Data Sampel Penelitian
No Nama Bank Syariah
Periode laporan keuangan yang digunakan
Jumlah Tahun
1 Bank Muamalat Indonesia
Tahun 2000-2011 12 tahun
2 Bank Syariah Mandiri
Tahun 2000-2011 12 tahun
3 Bank Mega Indonesia Syariah
Tahun 2005-2011 7 tahun
4 Bank Syariah Bukopin
Tahun 2009-2011 3 tahun
5 Bank Rakyat Indonesia Syariah
Tahun 2009-2011 3 tahun
6 Bank Panin Syariah
Tahun 2010-2011 2 tahun
7 Bank Victoria Syariah
Tahun 2010-2011 2 tahun
8 Bank Negara Indonesia Syariah
Tahun 2010 1 tahun
Total Data Sampel 42
Sumber: www.bi.go.id 23 Maret 2012, diolah www.muamalatbank.com 23 Maret 2012, diolah
www.syariahmandiri.co.id 23 Maret 2012, diolah www.bsmi.co.id 23 Maret 2012, diolah
www.syariahbukopin.co.id 23 Maret 2012, diolah www.paninbanksyariah.co.id 23 Maret 2012, diolah
www.brisyariah.co.id 23 Maret 2012, diolah www.bnisyariah.co.id 23 Maret 2012, diolah
www.bankvictoriasyariah.co.id 23 Maret 2012, diolah
3.6 Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder runtun waktu time series yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain atau lewat dokumen Sugiyono, 2006. Data yang digunakan merupakan data dengan runtun waktu tahunan, yang diambil melalui laporan
tahunan dari setiap bank syariah, statistik ekonomi keuangan Indonesia, www.bi.go.id, dan sumber-sumber pendukung lainnya.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data melalui jurnal, buku, dan dokumen mengenai perusahaan
Universitas Sumatera Utara
atau instansi yang dijadikan sampel, seperti laporan keuangan. Selain itu, data juga diperoleh melalui studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data
untuk memperoleh keterangan dan data dengan membaca dan mempelajari bahan-bahan teoritis dari buku-buku literatur, catatan kuliah, dan sumber
lainnya agar diperoleh suatu pemahaman yang mendalam serta menunjang proses pembahasan mengenai masalah yang diidentifikasi. Pada penelitian ini,
data diambil melalui situs www.bi.go.id, www.idx.co.id, dan situs terkait lainnya.
3.8 Teknik Analisis 3.8.1 Analisis Deskriptif
Statisitik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data dengan mengelompokkan atau memisahkan komponen atau bagian yang relevan dari
keseluruhan data, juga menjadi salah satu bentuk analisis untuk menjadikan data mudah dikelola Kuncoro, 2009: 192. Semua bentuk analisis tersebut mencoba
menggambarkan pola-pola yang konsisten dalam data, sehingga hasilnya dapat dipelajari dan ditafsirkan secara singkat dan penuh makna.
3.8.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui dengan sebenarnya mengenai ada atau tidaknya hubungan yang signifikan pada model regresi.
Pengujian asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji
Universitas Sumatera Utara
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Keempat asumsi klasik yang dianalisis dengan menggunakan program SPSS17.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distribusi data dengan bentuk lonceng.
Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Dengan
adanya tes normalitas maka hasil penelitian bisa digeneralisasikan pada populasi. Dalam pandangan statisitik, sifat dan karakterisitik populasi adalah terdistribusi
secara normal Situmorang, 2010: 91. Alat analisis lain yang digunakan adalah dengan alat uji Kolmogrov
Smornov. Alat uji ini digunakan untuk memastikan bahwa data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas
adalah: a. Jika hasil One Sample Kolmogorov Smornov di atas nilai signifikan 0,05
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika hasil One Sample Kolmogorov Smornov di bawah nilai signifikan 0,05 tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolineraritas bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antara variabel independen dan variabel dependen. Multikolinearitas sebagai
fenomena sampel terutama muncul karena data yang dikumpulkan bukan percobaan, khususnya pada ilmu ekonomi. Adanya multikolinearitas dapat dilihat
dari tolerance value dan nilai Variance Inflation Factor VIF, yaitu dengan rumus:
Keterangan: R
2
k = Koefisien determinasi R
2
berganda ketika X
k
diregresikan dengan variabel-variabel X lainnya.
Dimana:
Tolerance value 0,1 atau VIF 5 = terjadi multikolinearitas Tolerance value 0,1 atau VIF 5 = tidak terjadi multikolinieritas
Situmorang, et.al., 2010: 136.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji ada atau tidaknya varians yang sama diantara anggota grup pada sebuah grup. Jika varians sama, dan ini
seharusnya yang terjadi maka dikatakan homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan heteroskedastisitas Ghozali, 2005: 105.
Uji statisitik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode grafik Scatterplot untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas. Dari grafik Scatterplot
Universitas Sumatera Utara
yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol
pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi keputusan berdasarkan
masukan variabel independennya Situmorang, 2010: 98-100. Untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas dapat diketahui dengan melakukan uji Glesjer.
Jika variabel bebas signifikan secara statistik α 0.005 mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas Ghozali, 2005: 69.
4. Uji Autokorelasi
Istilah autokorelasi dapat didefenisiskan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu seperti dalam data deret
waktu atau ruang seperti dalam data cross-section. Uji autokorelasi bertujuan menguji ada atau tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya dalam model regresi linier yang digunakan Ghozali, 2005: 95. Autokorelasi muncul karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke
observasi lainnya. Dalam penelitian ini digunakan uji Durbin
–Watson untuk menguji ada tidaknya problem autokorelasi. Dasar pengambilan keputusan yang digunakan
adalah sebagai berikut Situmorang, 2010: 118:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.4 Kriteria Pengambilan Keputusan
Hipotesis Nol Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak 0 d dl
Tidak ada autokorelasi positif
No decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negative Tolak
4 – dl d 4
Tidak ada korelasi negative No decision
4- du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi positif atau negative
Tidak ditolak du d 4
– du
Sumber: Situmorang 2010: 120
3.8.3 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda merupakan suatu metode analisis statistik yang mempelajari pola hubungan dari pengaruh antara satu variabel terikat dengan dua
atau lebih variabel bebas serta mengetahui arah dari hubungan tersebut. Model regresi digunakan jika ingin mengetahui bagaimana variabel dependenkriteria
dapat diprediksikan melalui variabel independenprediktor, secara individual Situmorang, 2010: 141. Dalam hal ini analisis regresi berganda dilakukan untuk
mengukur seberapa besar pengaruh antara variabel bebas X yang terdiri dari tingkat suku bunga konvensional X
1
dan bagi hasil X
2
dengan variabel terikat Y yaitu jumlah tabungan mudharabah bank syariah serta mengetahui arah dari
hubungan tersebut. Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Keterangan: Y
: Jumlah Tabungan Mudharabah pada Bank Syariah
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e
Universitas Sumatera Utara
X
1
: Tingkat Suku Bunga Konvensional X
2
: Tingkat Bagi Hasil a
: Konstanta b
1
,b
2
: Koefisien dari regresi
e : error item variabel lain tidak dijelaskan
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit nya. Secara statistik, setidaknya goodness of fit dapat diukur
dari nilai determinasi R
2
, nilai statistik F dan nilai uji statistic t. Rasio yang semakin tinggi maka akan semakin baik model regresi karena menandakan bahwa
kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat juga semakin besar.
Tabel 3.5 Hubungan antar Variabel
Nilai Interpretasi
0,0 - 0,19 Sangat tidak erat
0,2 - 0,39 Tidak Erat
0,4 - 0,59 Cukup Erat
0,6 - 0,79 Erat
0,8 – 0,99
Sangat Erat
Sumber: Situmorang 2010: 145
3.8.4 Uji Hipotesis
Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan. Ada dua jenis koefisien regresi yang dapat
dilakukan yaitu uji F dan uji t. a. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan. Jika F
hitung
F
tabel
, maka H diterima atau H
a
ditolak, sedangkan jika
Universitas Sumatera Utara
F
hitung
F
tabel,
H ditolak atau H
a
diterima. Jika tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka H
ditolak dan H
a
diterima Situmorang, 2010: 146. H
:
1
=
2
= 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan nyata dari tingkat suku bunga konvensional dan bagi hasil X
1
dan X
2
terhadap jumlah tabungan mudharabah Y.
H
a
:
1
≠
2
≠ 0, artinya ada pengaruh yang signifikan nyata dari tingkat
suku bunga konvensional dan bagi hasil X
1
dan X
2
terhadap jumlah tabungan mudharabah Y.
b. Uji t Uji t dilakukan untuk menguji diterima atau ditolaknya hipotesis yang
diajukan. Jika t
hitung
t
tabel
, maka H diterima atau H
a
ditolak, sedangkan jika t
hitung
t
tabel
, maka H ditolak atau H
a
diterima. Dan jika tingkat signifikansi di bawah 0.05 maka H
ditolak atau H
a
diterima Situmorang, 2010: 147. H
=
1
, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel tingkat suku bunga konvensional terhadap variabel jumlah tabungan mudharabah.
H
a
≠
1
, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel tingkat suku bunga
konvensional terhadap variabel jumlah tabungan mudharabah. H
=
2
, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel bagi hasil terhadap variabel jumlah tabungan mudharabah.
H
a
≠
2
, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel bagi hasil terhadap variabel jumlah tabungan mudharabah.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perbankan Syariah
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya bank syariah yang pertama yaitu Bank Muamalat pada tanggal 1 Nopember 1991,
yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia MUI dan Pemerintah Indonesia. Kegiatan operasional mulai dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 1992, yang dilandasi
oleh peraturan perbankan yang dikeluarkan oleh pemerintah yaitu UU No. 7 Tahun 1992. Melalui peraturan tersebut, pemerintah memperbolehkan perbankan
melaksanakan operasionalnya dengan sistem bagi hasil Anifah, 2009. Setelah terbukti mampu bertahan pada krisis yang terjadi di tahun 1998, pemerintah
akhirnya mengeluarkan UU No. 10 Tahun 1998 yang mengatur tentang dual banking-system yakni Bank Indonesia mengakui keberadaan bank syariah dan
bank konvensional serta bank konvensional diperkenankan untuk membuka kantor cabang syariah serta mengizinkan konversi bank konvensional menjadi
bank syariah. Sejak saat itulah bank-bank syariah banyak bermunculan di Indonesia. Selain undang-undang tersebut, ketentuan pelaksanaan bank
berdasarkan prinsip syariah juga ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1999. Oleh karena itu, terlihat jelas perbedaan antara banklembaga
keuangan syariah dengan bank konvensional, baik dari segi operasional, pendanaan, penyaluran maupun jasa keuangan yang diberikan.
Pertumbuhan perbankan mengalami kenaikan yang cukup pesat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005 terdapat 3 Bank Umum Syariah BUS, 19 Unit Usaha
Universitas Sumatera Utara
Syariah UUS, dan 92 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS. Pada akhir tahun 2009, terjadi peningkatan pada jumlah BUS yakni 10 dan 23 UUS Statistik
Perbankan Syariah, Oktober 2011. Sedangkan hingga September 2011 sudah terdapat 11 BUS, 23 UUS, dan 154 BPRS. Penambahan ini berasal dari spin-off
bank syariah yang berbentuk Unit Usaha Syariah UUS atau pendirian bank baru dari para investor yang masuk ke Industri perbankan syariah nasional. Daya tarik
industri yang menjadi faktor penentu dari kecenderungan positif ini adalah kebijakan dalam UU Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008 yang mendorong
perbankan syariah beroperasi dalam bentuk BUS, khususnya mulai tahun 2023 atau 15 tahun setelah UU Perbankan Syariah dikeluarkan. Faktor lain yang
menyebabkan industri perbankan syariah nasional terakselerasi pertumbuhannya sepanjang tahun 2010 diantaranya adalah pengaturan perpajakan yang lebih
kondusif UU No. 42 Tahun 2009 tentang PPN, peningkatan credit rating Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi di tingkat global,
pendirian bank-bank syariah baru, serta semakin gencarnya program edukasi dan diseminasi perbankan syariah oleh Bank Indonesia, perbankan syariah, maupun
pihak-pihak terkait lainnya. Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dibagi
menjadi 3 bagian besar, yaitu: 1 produk penyaluran dana financing atau pembiayaan, terdiri dari:
murabahah, bai’ as salam,bai’ as istishna, ijarah, musyarakah, dan mudharabah; 2 produk penghimpunan dana funding, terdiri
dari: giro wadiah, tabungan mudharabah, dan deposito mudharabah; 3 produk
Universitas Sumatera Utara
jasa, terdiri dari: sharf jual beli valuta asing dan ijarah sewa, Karim, 2006: 97-112.
Penelitian ini hanya menggunakan Bank Umum Syariah BUS sebagai sampel penelitiannya. Pada tahun 2011 sudah terdapat 11 BUS. Dikarenakan
bank-bank syariah tidak seluruhnya mempublikasikan laporan keuangan tahunannya, maka peneliti hanya menggunakan sampel penelitian sebanyak 8
BUS, antara lain:
Tabel 4.1 Profil Perusahaan 8 Bank Umum Syariah BUS
Bank Umum Syariah Profil Perusahaan
Bank Muamalat Indonesia
Berdiri pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei
1992. Bank Muamalat menyandang predikat sebagai Bank Devisa pada tanggal 27 Oktober 1994. Dalam upaya memperkuat
permodalannya, BanK muamalat mencari pemodal yang potensial. Akhirnya, pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 Islamic Development
Bank IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi
lebih dari 2,5 juta nasabah melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia, lebih dari 4000 Kantor Pos OnlineSOPP di
seluruh Indonesia, 32.000 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah
membuka cabang di luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur dan Malaysia.
Bank Syariah Mandiri Bank Syariah Mandiri BSM merupakan hasil konversi PT Bank
Susila Bakti BSB dari bank konvensional menjadi bank syariah. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 124 KEP.BI1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui
Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 11KEP.DGS 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT
Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai
beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
Universitas Sumatera Utara
Bank Umum Syariah Profil Perusahaan
Bank Mega Indonesia Syariah
Bank Mega Syariah merupakan hasil konversi PT Bank Umum Tugu dari bank konvensional menjadi bank syariah. Pada tanggal
25 Agustus 2004, PT Bank Syariah Mega Indonesia resmi beroperasi. Pada tanggal 23 September 2010 nama badan hukum
bank ini secara resmi telah berubah menjadi PT. Bank Mega Syariah. Bank Mega Indonesia Syariah menyandang predikat
sebagai Bank Devisa pada tanggal 16 Oktober 2008. Saat ini,
Bank Mega Indonesia Syariah memiliki 394 jaringan kerja dengan
komposisi: 8 kantor cabang, 13 kantor cabang pembantu, 49 Gallery Mega Syariah, dan 324 kantor Mega Mitra Syariah M2S
yang tersebar di Jabotabek, Pulau Jawa, Bali, Sumatera Kalimantan, dan Sulawesi.
Bank Syariah Bukopin PT Bank Syariah Bukopin Tbk., merupakan hasil akuisisi dari PT
Bank Persyarikatan Indonesia untuk dikembangkan menjadi bank Syariah. Bank Syariah Bukopin mulai beroperasi dengan
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah setelah memperoleh izin operasi syariah dari Bank Indonesia pada tanggal
27 Oktober 2008 dan pada tanggal 11 Desember 2008 telah diresmikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal
10 Juli 2009 melalui Surat Persetujuan Bank Indonesia, PT Bank Bukopin Tbk telah mengalihkan Hak dan Kewajiban Usaha
Syariah-nya ke dalam PT Bank Syariah Bukopin.
Bank Rakyat Indonesia Syariah
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah
mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya o.1067KEP.GBIDpG2008, maka pada tanggal
17 November 2008 PT. Bank BRISyariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank BRISyariah pun melaksanakan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah Islam. Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada tanggal 19 Desember
2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk., untuk melebur ke dalam PT.
Bank BRISyariah proses spin off- yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak
Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur
Utama PT. Bank BRISyariah.
Bank Panin Syariah PT. Bank Panin Syariah berdiri dan mulai melaksanakan kegiatan
usaha dengan prinsip-prinsip syariah setelah memperoleh izin operasi syariah dari Bank Indonesia berdasarkan Keputusan
Gubernur BI No.1152KEP.GBIDpG2009 tanggal 6 Oktober 2009 dan kemudian resmi beroperasi sebagai bank syariah pada
tanggal 2 Desember 2009.
Universitas Sumatera Utara
Bank Umum Syariah Profil Perusahaan
Bank Victoria Syariah PT. Bank Victoria Syariah telah mendapatkan Izin Operasional
sebagai Bank Syariah berdasarkan SK Gubernur Bank Indonesia No. 128KEP.GBIDpG2010 tanggal 10 Februari 2010. Pada
tanggal 1 April 2010, PT. Bank Victoria Syariah remi beroperasi secara penuh dengan sistem syariah. pada tanggal 2 April 2012
terdapat pembukaan 3 Kantor Cabang Pembantu baru, yaitu: Capem Pasar Induk Kramat Jati, Capem Depok, dan Capem
Tangerang. Saat ini bank memiliki satu 1 Kantor Pusat, lima 5 kantor cabang, lima 5 kantor cabang Pembantu.
Bank Negara Indonesia Syariah
Pada tanggal 29 April 2000 terbentuklah Unit Usaha Syariah UUS BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang,
Pekalongan, Jepara, dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang
Pembantu. Selain itu, nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor Cabang BNI syariah channelling outlet-SCO
dengan lebih kurang 750 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dalam Corporate Plan UUS BNI Tahun 2000
ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off Tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada
tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah BUS. Realisasi ini tidak terlepas dari faktor
eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga
Syariah Negara SBSN dan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah. Komitmen
Pemerintah terhadap
pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin
meningkat. Hingga Maret 2012, BNI Syariah telah memiliki 38 Kantor Cabang, 55 Kantor Cabang Pembantu, 5 Kantor Kas, dan 5
Kantor Mikro. BNI Syariah senantiasa mendapatkan dukungan teknologi informasi dan penggunaan jaringan saluran distribusi
yang meliputi Kantor Cabang BNI, 6.331 jaringan ATM BNI, 21.143 ATM LINK dan 30.794 ATM Bersama, serta fasilitas
phonebanking 24 jam BNI Call di 021-500046 atau 68888 via ponsel, serta SMS Banking dan BNI Internet Banking untuk
kebutuhan transaksi perbankan dengan berbagai fitur.
Sumber: www.muamalatbank.com 4 Juni 2012, diolah www.syariahmandiri.co.id 4 Juni 2012, diolah
www.bsmi.co.id 4 Juni 2012, diolah www.syariahbukopin.co.id 4 Juni 2012, diolah
www.paninbanksyariah.co.id 4 Juni 2012, diolah www.brisyariah.co.id 4 Juni 2012, diolah
www.bnisyariah.co.id 4 Juni 2012, diolah www.bankvictoriasyariah.co.id 4 Juni 2012, diolah
Universitas Sumatera Utara
4.2. Analisis Deskriptif 4.2.1. Suku Bunga Tabungan Bank Konvensional