Hasil Penentuan Waktu Kontak Optimum Adsorpsi Ion Logam Tembaga Cu Hasil Analisis Adsorpsi Selulosa Terhadap Ion Logam Tembaga Cu Hasil Analisis Adsorpsi Selulosa Suksinat Terhadap Ion Cu

Dari kurva yang dihasilkan pada Gambar 4.5, diperoleh harga koefisien korelasi R 2 kurva kalibrasi di atas yakni sebesar 0,999 yang menunjukkan bahwa alat yang digunakan mempunyai respon yang sangat baik. Setelah didapat kurva kalibrasi, selanjutnya dilakukan analisis terhadap sampel 0,1 gram hasil analisis adsorpsi dengan SSA.

4.1.3.1. Hasil Penentuan Waktu Kontak Optimum Adsorpsi Ion Logam Tembaga Cu

2+ Dari hasil analisis menggunakan alat SSA diperoleh waktu kontak adsorpsi selulosa suksinat terhadap logam tembaga Cu 2+ seperti Tabel 4.2. Tabel 4.2. Waktu Kontak Adsorpsi Ion Tembaga Cu 2+ Waktu Kontak menit Konsentrasi Awal ppm Konsentrasi Akhir ppm 30 400 382,7541 60 400 350,1203 90 400 389,5026 120 400 363,8671 150 400 391,0790 Berdasarkan data pada tabel 4.2 diperoleh waktu kontak optimum adalah 60 menit dengan konsentrasi akhir yang paling sedikit yaitu 350,1203 ppm dan waktu kontak minimum adalah 150 menit dengan konsentrasi akhir yang paling banyak yaitu 391,0790 ppm.Dari hasil ini kemudian dilakukan analisis adsorpsi dengan variasi konsentrasi ion logam tembaga. Universitas Sumatera Utara

4.1.3.2. Hasil Analisis Adsorpsi Selulosa Terhadap Ion Logam Tembaga Cu

2+ Dari data SSA yang diperoleh hasil analisis selulosa terhadap ion tembaga Cu 2+ diuraikan pada Tabel 4.3berikut. Tabel 4.3. Hasil Pengukuran Adsorpsi Selulosa dengan SSA No. Konsentrasi Awal ppm Absorbansi A Konsentrasi Akhir ppm Terserap 1 100 0,1093 81,1011 ± 18,8989 2 200 0,1325 178,0126 ± 10,9937 3 300 0,1866 261,8399 ±12,7200 4 400 0,2678 368,0740 ± 7,9815 5 500 0,1589 471,3945 ± 5,7211 Berdasarkan data Tabel 4.3 menunjukkan bahwa penurunan kadar ion logam tembaga Cu 2+ optimum adalah 18,8989 , sedangkan penurunan kadar ion logam tembaga Cu 2+ minimum adalah 5,7211 .

4.1.3.3. Hasil Analisis Adsorpsi Selulosa Suksinat Terhadap Ion Cu

2+ Dari data SSA yang diperoleh hasil analisis selulosa suksinat terhadap ion tembaga Cu 2+ diuraikan pada Tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Adsorpsi Selulosa Suksinat dengan SSA No. Konsentrasi Awal ppm Absorbansi A Konsentrasi Akhir ppm Terserap 1 100 0,0512 69,1936 ± 30,3805 2 200 0,1297 181,0619 ± 9,1905 3 300 0,1841 258,2907 ± 13,9031 4 400 0,2563 360,7893 ± 9,8026 5 500 0,1641 459,7956 ± 8,0408 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data Tabel 4.4 menunjukkan bahwa penurunan kadar ion logam tembaga Cu 2+ optimum adalah 30,3805 , sedangkan penurunan kadar ion logam tembaga Cu 2+ minimum adalah 8,0408 .

4.2. Pembahasan

4.2.1. Analisis Menggunakan Spektrofotometer FT-IR

Spektroskopi FT-IR merupakan suatu teknik analisis yang dilakukan untuk mengetahui gugus fungsi dari suatu molekul dalam suatu sampel.Analisis gugus fungsi dengan FT-IR telah dilakukan dengan menggunakan alat Agilent Technologies. Sampel yang dianalisis yaitu selulosa hasil isolasi dari sabut buah pinang, dan selulosa suksinat hasil sintesis.

4.2.1.1. Analisis Selulosa dengan Spektrofotometer FT-IR

Selulosa yang dianalisis diperoleh dari hasil isolasi sabut buah pinang sebanyak 75 gram melalui beberapa tahap sesuai metode penelitian sebelumnya. Tahap pertama adalah prehidrolisis menggunakan HNO 3 3,5 untuk menghilangkan hemiselulosa dan zat ekstraktif lainnya. Tahap kedua adalah delignifikasi menggunakan NaOH 2 karena dapat merusak struktur lignin dan menyebabkan penggembungan struktur selulosa. Selanjutnya pemutihan menggunakan campuran buffer asetat dan NaOCl yang akan melarutkan sisa lignin karena terdegradasi menjadi lignin rantai pendek yang mudah larut pada saat dicuci. Kemudian dilakukan penghilangan β-selulosa dan γ-selulosa dengan melarutkan residu dalam NaOH 17,5 karena hanya α-selulosa yang tidak larut dalam larutan ini. Sehingga diperoleh α-selulosa dilakukan pemucatan terlebih dahulu menggunakan H 2 O 2 10.Pemucatan ini dilakukan karena α-selulosa yang diperoleh berwarna putih kekuningan.Sehingga adanya H 2 O 2 akan menghilangkan pigmen yang melekat pada selulosa. Spektrum yang ditunjukkan dari data FT-IR memberi dukungan bahwa selulosa yang digunakan memiliki gugus O-H dengan munculnya puncak vibrasi pada Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Selulosa Mikrokristal Sebagai Bahan Pengisi Tablet Ekstrak Etanol Sabut Buah Pinang (Areca Catechu L.)

5 81 94

Sintesis hidrogel antibakteri berbasis karboksimetil selulosa-asam suksinat-AgNO3.

0 12 38

Sintesis Selulosa Sitrat dari Selulosa Daun Nenas (Ananas comosus (L)Merr ) Melalui Reaksi Esterifikasi dengan Asam Sitrat Sebagai Pengadsorpsi Ion Kadmium (Cd2+)

5 26 72

Sintesis Selulosa Sitrat dari Selulosa Daun Nenas (Ananas comosus (L)Merr ) Melalui Reaksi Esterifikasi dengan Asam Sitrat Sebagai Pengadsorpsi Ion Kadmium (Cd2+)

0 0 13

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 1 13

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 0 2

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 0 5

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 6 20

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 2 5

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 0 9