Analisis Selulosa dengan Spektrofotometer FT-IR Analisis Selulosa Suksinatdengan Spektrofotometer FT-IR

Berdasarkan data Tabel 4.4 menunjukkan bahwa penurunan kadar ion logam tembaga Cu 2+ optimum adalah 30,3805 , sedangkan penurunan kadar ion logam tembaga Cu 2+ minimum adalah 8,0408 .

4.2. Pembahasan

4.2.1. Analisis Menggunakan Spektrofotometer FT-IR

Spektroskopi FT-IR merupakan suatu teknik analisis yang dilakukan untuk mengetahui gugus fungsi dari suatu molekul dalam suatu sampel.Analisis gugus fungsi dengan FT-IR telah dilakukan dengan menggunakan alat Agilent Technologies. Sampel yang dianalisis yaitu selulosa hasil isolasi dari sabut buah pinang, dan selulosa suksinat hasil sintesis.

4.2.1.1. Analisis Selulosa dengan Spektrofotometer FT-IR

Selulosa yang dianalisis diperoleh dari hasil isolasi sabut buah pinang sebanyak 75 gram melalui beberapa tahap sesuai metode penelitian sebelumnya. Tahap pertama adalah prehidrolisis menggunakan HNO 3 3,5 untuk menghilangkan hemiselulosa dan zat ekstraktif lainnya. Tahap kedua adalah delignifikasi menggunakan NaOH 2 karena dapat merusak struktur lignin dan menyebabkan penggembungan struktur selulosa. Selanjutnya pemutihan menggunakan campuran buffer asetat dan NaOCl yang akan melarutkan sisa lignin karena terdegradasi menjadi lignin rantai pendek yang mudah larut pada saat dicuci. Kemudian dilakukan penghilangan β-selulosa dan γ-selulosa dengan melarutkan residu dalam NaOH 17,5 karena hanya α-selulosa yang tidak larut dalam larutan ini. Sehingga diperoleh α-selulosa dilakukan pemucatan terlebih dahulu menggunakan H 2 O 2 10.Pemucatan ini dilakukan karena α-selulosa yang diperoleh berwarna putih kekuningan.Sehingga adanya H 2 O 2 akan menghilangkan pigmen yang melekat pada selulosa. Spektrum yang ditunjukkan dari data FT-IR memberi dukungan bahwa selulosa yang digunakan memiliki gugus O-H dengan munculnya puncak vibrasi pada Universitas Sumatera Utara bilangan gelombang 3348 cm -1 serta didukung oleh puncak serapan pada bilangan gelombang 1064 cm -1 yang menunjukkan vibrasi dari gugus C-O simetris dan puncak serapan pada bilangan gelombang 1373 cm -1 menunjukkan vibrasi C-O anti-simetris. Puncak vibrasi pada bilangan gelombang 2900 cm -1 merupakan vibrasi stretching C- H yang didukung oleh vibrasi C-H bending pada bilangan gelombang 671 cm -1 . Munculnya puncak vibrasi pada bilangan gelombang 2152 cm -1 menunjukkan vibrasi C-C stretching dan didukung dengan bilangan gelombang 894 cm -1 yang merupakan C-C bending.

4.2.1.2. Analisis Selulosa Suksinatdengan Spektrofotometer FT-IR

Pembuatan selulosa suksinat berdasarkan metode yang telah dimodifikasi dari Marshall Marshallet al.,1999.Selulosa suksinat merupakan hasil reaksi antara selulosa dengan asam suksinat yang dicampurkan dalam aquadest.Kemudian diaduk dan dituangkan kedalam cawan porselen untuk dikeringkan di dalam oven selama 50 o C selama 12 jam untuk menghomogenkan campuran,lalu suhu dinaikkan menjadi 120 o C selama 12 jam agar terjadi reaksi termokimia. Kemudian diangkat dari oven dan dibiarkan hingga dingin serta dicuci dengan 200 mL aquadest hangat.Terakhir, dikeringkan di dalam oven pada suhu 50 o C dan disimpan di dalam desikator. Spektrum yang ditunjukkan dari data FT-IR memberi dukungan bahwa selulosa suksinat yang terbentuk memiliki gugus karbonil C=O yang berasal dari estersuksinat dengan munculnya puncak vibrasi pada bilangan gelombang 1720 cm -1 serta didukung oleh puncak serapan pada bilangan gelombang 1056 cm -1 menunjukkan vibrasi dari gugus C-O simetris dan puncak serapan pada bilangan gelombang 1319 cm -1 yang menunjukkan vibrasi dari gugus C-O anti-simetris. Puncak vibrasi C=O ini lebih tinggi dari puncak vibrasi eter dikarenakan gugus karbonil yang terbentuk melekat melalui rantai ester yang mana lebih kuat ikatannya bila dibandingkan dengan rantai eter, sehingga vibrasi serapan yang dimunculkan juga tinggi. Universitas Sumatera Utara Puncak serapan pada bilangan gelombang 3348 cm -1 menunjukkan vibrasi OH dari selulosa.Puncak vibrasi pada bilangan gelombang 2900 cm -1 merupakan vibrasi stretching C-H yang didukung oleh vibrasi C-H bending pada bilangan gelombang 617 cm -1 , serta munculnya puncak vibrasi pada bilangan gelombang 2137 cm -1 menunjukkan vibrasi C-C stretching dan didukung dengan bilangan gelombang 902 cm -1 yang merupakan C-C bending. Puncak serapan pada bilangan gelombang 1427 cm -1 menunjukkan vibrasi gugus metilena -CH 2 - dari penambahan asam suksinat. Penambahan asam suksinat menyebabkan reaksi esterifikasi berlangsung di mana gugus karbonil dari asam suksinat anhidratintermediateyang bersifat elektrofil diserang oleh ion O - pada atom C-6 selulosa yang bersifat nukleofil dan membentuk selulosa suksinat. Berdasarkan dukungan teori ini, maka secara hipotesa reaksi selulosa dengan asam suksinat untuk membentuk selulosa suksinat dapat dilihat pada Gambar 4.6berikut ; Universitas Sumatera Utara O O O O OH OH OH O H O H H H H H H H H H H H O n O O O OH OH O H O H H H H H H H H H H H O n Selulosa C C O O O n CH 2 CH 2 OH C C O O O CH 2 CH 2 HO O O O O C C O O O CH 2 CH 2 Asam Suksinat Asam Suksinat Anhidrat Selulosa Suksinat -H 2 O H H H O O H O O H Gambar 4.6Reaksi Pembentukan Selulosa Suksinat melalui Reaksi Esterifikasi Thanh dan Nhung, 2009 Universitas Sumatera Utara

4.2.2. Analisis Morfologi dengan SEM Scanning Electron Microscopic

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Selulosa Mikrokristal Sebagai Bahan Pengisi Tablet Ekstrak Etanol Sabut Buah Pinang (Areca Catechu L.)

5 81 94

Sintesis hidrogel antibakteri berbasis karboksimetil selulosa-asam suksinat-AgNO3.

0 12 38

Sintesis Selulosa Sitrat dari Selulosa Daun Nenas (Ananas comosus (L)Merr ) Melalui Reaksi Esterifikasi dengan Asam Sitrat Sebagai Pengadsorpsi Ion Kadmium (Cd2+)

5 26 72

Sintesis Selulosa Sitrat dari Selulosa Daun Nenas (Ananas comosus (L)Merr ) Melalui Reaksi Esterifikasi dengan Asam Sitrat Sebagai Pengadsorpsi Ion Kadmium (Cd2+)

0 0 13

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 1 13

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 0 2

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 0 5

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 6 20

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 2 5

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 0 9