Logam Tembaga Cu Daya Serap Selulosa

HN O O O O OH O H H H H H H O Gambar 2.11. Struktur selulosa karbanilat Granstrom, 2009

2.5. Logam Tembaga Cu

Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan nomor atom 29 dan massa atom 63.546grmol . Namanya berasal dari bahasa latin yaitu cuprum. Massa jenisnya 8.94 g· cm −3. Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik dengan titik lebur 1084.62 °C dan titik didihnya 2562 °C.Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali.Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan berwarna jingga kemerahan.Tembaga dicampurkan dengantimah untuk membuat perunggu. Ion tembaga II dapat berlarut ke dalam air, di mana fungsi mereka dalam konsentrasi tinggi adalah sebagai agen anti bakteri,fungisida, dan bahan tambahan kayu. Dalam konsentrasi tinggi maka tembaga akan bersifat racun, tapi dalam jumlah sedikit tembaga merupakan nutrien yang penting bagi kehidupan manusia dan tanaman tingkat rendah. Tembaga merupakan salah satu jenis logam berat yang memiliki tingkat toksisitas tinggi.Polutan logam berat tersebut dapat menimbulkan resiko yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup apabila dibuang langsung ke lingkungan. Disamping itu, penyebaran logam berat tersebut dapat dipengaruhi oleh siklus alamiah di alam seperti rantai makanan dan daur alami Donghee, et.al.,2004. Universitas Sumatera Utara Logam inisering ditemukan dalam limbah industri dan tidak dapat terdegradasi secara alamiah, selain itu tersebarnya logam ini di atas ambangbatas yang diizinkan akan menimbulkankeracunan pada manusia dan dapatmenyebabkan kematian. Oleh karena itu,diperlukan usaha-usaha yang serius untukmenanggulangi masalah pencemaran agarkonsentrasi Cu dalam air limbah dalam batasaman.Usaha- usaha pengendalian danpengolahan limbah logam belakangan inisemakin berkembang, yang mengarah padaupaya-upaya pencarian metode-metode baruyang murah, efektif, dan efisien. Dewasa ini dikembangkan metode penyerapan tembaga menggunakan interaksi dengan adsorben seperti selulosa.Penyerapan ini selalu bergantung pada jenis ion logam yang hadir, dimana ikatannya dapat terjadi melalui penukar ion misalnya ion kalsium atau melalui penukaran ligan misalnya logam berat. Jenis kation logam yang masuk dan dipilih akan menentukan mekanisme reaksi yang terjadi dan kemampuan mengikat dari selulosa melalui reaksi penukaran ligan sehingga memungkinkan kadar ion logam yang masuk akan meningkat sampai level tertinggi misalnya tembaga dalam 5000 mgkg serat selulosa Kottelnikova, et.al., 2007. Untuk logam berat dengan d-orbital back donation seperti kalsium, magnesium, nikel, tembaga, timbal dan sebagainya maka memiliki kemampuan mekanisme interaksi elektrostatis penukaran ion dengan turunan selulosa seperti misalnya adanya gugus karboksil. Dengan kata lain, selulosa maupun turunannya bertindak sebagai ligan dalam larutan dan logam tembaga sebagai atom pusat Bahar, et.al., 2009. Di mana konfigurasi elektron dari ion tembaga II adalah 1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 6 3d 9 dengan kata lain bahwa orbital d pada tembaga masih ada yang kosong sehingga memungkinan untuk berikatan dengan unsur lain. Sebagai salah satu logam transisi maka tembaga ini mampu membentuk kompleks dengan suatu polimer fungsional yang sangat atraktif melalui ikatan koordinasi Jabli, et.al., 2013.Ion Cu 2+ akan berinteraksi kuat dengan anion yang bersifat basa kuat seperti –OH Universitas Sumatera Utara dimana pasangan elektron bebas dari O pada OH akan berikatan dengan logam Cu 2+ dalam ikatan kovalen koordinasi sehingga orbital d menjadi terisi penuh.

2.6. Adsorpsi

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Selulosa Mikrokristal Sebagai Bahan Pengisi Tablet Ekstrak Etanol Sabut Buah Pinang (Areca Catechu L.)

5 81 94

Sintesis hidrogel antibakteri berbasis karboksimetil selulosa-asam suksinat-AgNO3.

0 12 38

Sintesis Selulosa Sitrat dari Selulosa Daun Nenas (Ananas comosus (L)Merr ) Melalui Reaksi Esterifikasi dengan Asam Sitrat Sebagai Pengadsorpsi Ion Kadmium (Cd2+)

5 26 72

Sintesis Selulosa Sitrat dari Selulosa Daun Nenas (Ananas comosus (L)Merr ) Melalui Reaksi Esterifikasi dengan Asam Sitrat Sebagai Pengadsorpsi Ion Kadmium (Cd2+)

0 0 13

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 1 13

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 0 2

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 0 5

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 6 20

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 2 5

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 0 9