Ester Selulosa menggunakan Asam Karboksilat Alifatis Rantai Panjang Ester Selulosa menggunakan Asam Karboksilat lainnya

2.4.1.1. Ester Selulosa menggunakan Asam Karboksilat Alifatis Rantai Panjang

Hanya sedikit publikasi dari asilasi selulosa dengan asam karboksilat alifatis rantai panjang misalnya asam lemak dalam media rekasi larutan ionik yang sudah pernah dipublikasikan. Hal ini kemungkinan dikarenakan kelarutan yang rendah dari turunan asam alifatis berantai panjang dalam beberapa larutan ionik pada kelarutan heterogen. Reaksi dengan asam lemak sebagai reagen asilasi dalam larutan ini harus disesuaikan dengan sistem LiCl.

2.4.1.2 Ester Selulosa menggunakan Asam Karboksilat lainnya

Beberapa asilasi yang sudah sukses terjadi dengan hasil derajat subtitusi yang tinggi diantaranya menggunakan klorida asam, klorida pentanoil, klorida heksanoil dan klorida benzoil. Dalam hal ini, katalis piridin sangatlah membantu mengefisiensikan proses asilasi. Selain reagen di atas, ftalat anhidrat dan suksinat anhidrat juga dapat digunakan dalam asilasi. Selulosa ftalat merupakan suatu material berpotensi yang dapat di degradasi untuk penyerapan logam berat dari pembuangan alternatif air dikarenakan kemampuannya sebagai pengkhelat logam. Strukturnya seperti pada gambar 2.7c . Ftalat aseto selulosa sudah digunakan dalam industri farmasi sebagai pembungkus tablet dan kapsul. Sementara itu asam suksinat akan membentuk anhidrat sebagai intermediateketika terjadi pemanasan dan kemudian bereaksi dengan selulosa. Asilasi menggunakan asam suskinat ini disebut juga suksinilasi menghasilkan suksinoil selulosa.Beberapa penemuan juga sudah menunjukkan bahwa reaksi suksinilasi merupakan suatu alternative yang dapat digunakan untuk menambahkan kemampuan karboksilat ke dalam selulosa.Karnitz,et.al., pada 2007 menambahkan gugus karboksilat dalam ampas tebu melalui suksinilasi untuk meningkatkan kemampuannya mengadsorpsi ion logam berat. Universitas Sumatera Utara Reaksi asilasi menggunakan anhidrat dari asam maleat, ptalat dan suksinat dapat dilihat seperti pada gambar 2.8.Asilasi dapat berlangsung dengan adanya pemanasan dimana diperlukan pelarut yang sesuai. O O OH OH O H H H H H H O O O O O O O OH O H H H H H H O O O OH O O OH OH O H H H H H H O O O O O O O OH O H H H H H H O O O OH O O OH OH O H H H H H H O O O O OH O H H H H H H O O O O O COOH c b a Gambar 2.8. Reaksi asilasi selulosa menggunakan : a Anhidrat Asam Maleat, b Anhidrat Asam Suksinat dan c Anhidrat Asam Ptalat Bezerra,et.al., 2015. Selain itu untuk ester selulosa berikutnya yaitu klorida 2-furoil dan dikenal dengan nama furoat selulosa yang telah disintesis dalam 1-butil-3-metilimidazolium klorida seperti pada gambar 2.9a. Ester selulosa dari asam ini merupakan material Universitas Sumatera Utara yang menarik ditinjau dari kemampuannya untuk membentuk membran pertahanan pada gambar 2.9.Reaksinya menggunakan dua jalur 1-butil-3-metilimidazolium klorida. Pada jalur pertama selulosa bereaksi dengan klorida 2-furoil dalam piridin, dimana pada jalur kedua asam karboksilat 2-furan diaktivasi dengan N,N’- karbonildiimidiazole Köhler , et.al., 2007. O C O O O OH O H H H H H H O a O C O O O OH O H H H H H H O O C O O O OH O H H H H H H O b cahaya UV O C O O O OH O H H H H H H O O C O O O OH O H H H H H H O Gambar 2.9.a Struktur furoat selulosa, b Ikat silang furoat selulosa untuk membentuk membran Granstrom, 2009. Asam karboksilat lainnya yang paling sering digunakan dalam alkilasi adalah asam asetat melalui reaksi asetilasi.Asetilasi adalah salah satu reaksi yang paling signifikan yang diperlukan untuk turunan atau modifikasi selulosadengan Universitas Sumatera Utara menggunakan asam asetat anhidrat atau asetat klorida sebagai reagen Bogan,et.al., 1979. Selulosa asetat merupakan salah satu turunan selulosa yang sangat penting karena aplikasinya yang menjanjikan pada industri tekstil, film plastik, pembungkusan dan penyaring rokok.Meskipun penelitian asetilasi selulosa dipublikasikan pada tahun 1950. Selulosa dapat diasetilasi secara langsung melalui esterifikasi gugus hidroksil atau transesterifikasi, menggunakan substituen primer sebagai gugus pergi.Asam asetat tidak cukup baik untuk mengesterkan selulosa, namun dapat didukung dengan penambahan asam yang lebih reaktif seperti asam asetat anhidrat.Asetilasi selulosa berlangsung dalam reaksi setimbang, namun adanya air berlebih dapat menimbulkan terjadinya deasetilasi dan juga dipengaruhi hadirnya asam dari katalis. Pada proses asetilasi, selulosa yang telah diaktivasi umumnya direaksikan dengan asetat anhidrat berlebih Klemm,et.al., 1998. Secara umum, asetat selulosa yang direaksikan dengan asetatanhidridaberlebih menggunakan asam sulfat atau asam perklorat sebagai katalis. Karena sifat reaksi yang heterogen sehingga mustahil untuk menghasilkan asetat selulosa sebagian secara langsung.Cairan ionik sudah ditemukan bukan hanya sebagai pelarut tetapi juga sebagai katalis basa dalam reaksi asetilasi. Kebalikannya, asetilasi selulosa dalam cairan ionik dapat dikendalikan untuk menghasilkan turunan dari nilai DS yang bervariasi. Mekanisme reaksi asetilasi alkohol dalam pelarut organik dengan hadirnya piridin dapat dilihat pada gambar 2.10. Dimana piridin berfungsi sebagai katalis dalam reaksi dengan menyerang gugus karbonil dari asam asetat anhidrat dan kemudian menghasilkan suatuintermediate yang kereaktifannya tinggi dimana alcohol akan menyerang pembentukan turunan O-asetoil bersamaan dengan asam asetat. Piridin kemudian terbentuk kembali ke siklus katalitik dengan deprotonasi anion asetat. Universitas Sumatera Utara N O O O N O + CH 3 COO - R O H O O R H N N H R O O O - O O OH O O O N N O R O H + Gambar 2.10. Mekanisme reaksi asetilasi suatu alkohol menggunakan katalis piridin Granstrom, 2009

2.4.2. Ester Selulosa Melalui Sulfonasi

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Selulosa Mikrokristal Sebagai Bahan Pengisi Tablet Ekstrak Etanol Sabut Buah Pinang (Areca Catechu L.)

5 81 94

Sintesis hidrogel antibakteri berbasis karboksimetil selulosa-asam suksinat-AgNO3.

0 12 38

Sintesis Selulosa Sitrat dari Selulosa Daun Nenas (Ananas comosus (L)Merr ) Melalui Reaksi Esterifikasi dengan Asam Sitrat Sebagai Pengadsorpsi Ion Kadmium (Cd2+)

5 26 72

Sintesis Selulosa Sitrat dari Selulosa Daun Nenas (Ananas comosus (L)Merr ) Melalui Reaksi Esterifikasi dengan Asam Sitrat Sebagai Pengadsorpsi Ion Kadmium (Cd2+)

0 0 13

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 1 13

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 0 2

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 0 5

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 6 20

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 2 5

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 0 9