N O
O O
N O
+ CH
3
COO
-
R O
H
O O
R H
N
N H
R O
O
O
- O
O OH
O O
O N
N O
R O
H
+
Gambar 2.10. Mekanisme reaksi asetilasi suatu alkohol menggunakan katalis piridin Granstrom, 2009
2.4.2. Ester Selulosa Melalui Sulfonasi
Sulfonasi homogen dari serat selulosa dipelajari dalam 1-butil-3-metilimidazolium klorida termasuk menemukan selulosa sulfat antikoagulan aktif.Material ini
berpotensial untuk menggantikan heparin sebagai zat antikoagulan. Aktivitas heparin sebagai suatu antikoagulan efektif yang secara umum bergantung pada gugus fungsi
sulfat yang memiliki massa jenis polianionik yang tinggi Wang, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Pelajaran sebelumnya pada sulfonasi selulosa sudah dilakukan dalam sistem heterogen dimulai dengan suatu aktivasi suspensi selulosa, atau dalam sistem
homogen dimulai dengan suatu substitusi parsial turunan selulosa dalam larutan.Permasalahan pada sistem heterogen sudah digambarkan dan pada
kebalikannya, nilai derajat subtitusi dalam reaksi homogen yang terbatas dengan adanya gugus hidroksil sebagai permulaan reaksi dengan turunan yang tersubtitusi.
Sulfonasi dari selulosa dalam 1-butil-3-metilimidazolium klorida yang terjadi menggunakan kompleks dimetilformamida sulfutrioksida DMF-SO
3
sebagai suatu agen sulfonasi dihasilkan dari asam klorosulfonik ClSO
3
H.Kompleks yang direaksikan dengan selulosa dalam larutan 1-butil-3-metilimidazolium klorida pada
30
o
C selama 1 sampai 2 jam. Suatu selulosa yang sudah dikeringkan direaksikan dengan larutan dimetilformamidadari asam sulfamik pada suhu 80
o
C dengan reaksi sebagai berikut Huang, et.al., 2010.
Selulosa-OH + NH
2
SO
3
H → Selulosa-O-SO
3 +
NH
3 -
2.4.3. Ester Selulosa Melalui Karbanilasi
Selulosa trikarbanilat dengan beragam gugus fungsi pada cincin aromatisnya dijelaskan membentuk fase kristalin cairan liotrofik, dan dapat digunakan untuk
memisahkan enantiomer Zugenmaier,et.al., 1997.Karbanilasi selulosa menggunakan derajat polimerisasi selulosa yang rendah dan tinggi yang bersumber
dari kapas, kertas dan selulosa bacterial dalam larutan 1-butil-3-metilimidazolium klorida.Reaksi ini sudah dipelajari untuk keadaan homogen menggunakan LiCl
seperti gambar 2.11 berikut.
Universitas Sumatera Utara
HN O
O O
O OH
O H
H H
H H
H O
Gambar 2.11. Struktur selulosa karbanilat Granstrom, 2009
2.5. Logam Tembaga Cu
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cu dan nomor atom 29 dan massa atom 63.546grmol . Namanya berasal dari bahasa latin yaitu cuprum.
Massa jenisnya 8.94 g· cm
−3.
Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik dengan titik lebur 1084.62 °C dan titik didihnya 2562 °C.Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat
sekali.Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan berwarna jingga kemerahan.Tembaga dicampurkan dengantimah untuk membuat perunggu.
Ion tembaga II dapat berlarut ke dalam air, di mana fungsi mereka dalam konsentrasi tinggi adalah sebagai agen anti bakteri,fungisida, dan bahan tambahan
kayu. Dalam konsentrasi tinggi maka tembaga akan bersifat racun, tapi dalam jumlah sedikit tembaga merupakan nutrien yang penting bagi kehidupan manusia dan
tanaman tingkat rendah. Tembaga merupakan salah satu jenis logam berat yang memiliki tingkat
toksisitas tinggi.Polutan logam berat tersebut dapat menimbulkan resiko yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup apabila dibuang langsung ke lingkungan. Disamping
itu, penyebaran logam berat tersebut dapat dipengaruhi oleh siklus alamiah di alam seperti rantai makanan dan daur alami Donghee, et.al.,2004.
Universitas Sumatera Utara