dimana pasangan elektron bebas dari O pada OH akan berikatan dengan logam Cu
2+
dalam ikatan kovalen koordinasi sehingga orbital d menjadi terisi penuh.
2.6. Adsorpsi
Akumulasi partikel pada permukaan zat padat disebut adsorpsi atau penjerapan.Zat yang mengadsorpsi disebut adsorben dan material yang dijerap disebut adsorbat atau
substrat. Proses adsorpsi terdiri atas dua jenis, yaitu adsorpsi kimia kemisorpsi dan fisika fisisorpsi. Pada adsorpsi kimia, suatu molekul menempel ke permukaan
melalui pembentukan ikatan kimia.Sementara itu dalam adsorpsi fisika, adsorbat menempel pada permukaan melalui interaksi antarmolekul yang lemah ikatan van
der Waals. Faktor-faktor yang memengaruhi proses adsorpsi antara lain sifat fisik dan
kimia adsorben seperti luas permukaan, ukuran partikel, dan komposisi kimia. Adsorpsi merupakan metode yang paling umum dipakai karena memiliki beberapa
kelebihan diantaranya adalah prosesnya relatif sederhana, efektifitas dan efesiensinya relatif tinggi serta tidak memberikan efek samping berupa zat beracun dan juga
ekonomis Volesky, et.al.,2005. Proses adsorpsi yang paling berperan adalah adsorben.
Dewasa ini adsorben organik yang sering digunakan adalah tumbuhan- tumbuhan hasil dari limbah pertanian, perkebunan, dan industri
makanan.Penggunaan adsorben ini banyak diaplikasikan karena selain ketersediaannya yang berlimpah, bahan bakunya juga mudah didapat dan biayanya
relatif murah.Namun demikian kapasitas dan afinitas dari adsorben organik terhadap logam berat relatif rendah dan kurang spesifik. Salah satu cara untuk mengatasi
kelemahan adsorben organik tersebut adalah dengan memodifikasi permukaan
Universitas Sumatera Utara
adsorben melalui pengikatan gugus-gugus pembentuk kompleks dengan logam seperti ester, amina, polietilamin Kim.dkk., 2006.
Salah satu contoh adsorben organik adalah selulosa dan
turunannya.Modifikasi turunan selulosa cukup dalam penyerapan dari berbagai penyebab kontaminasi air. Sebagai contoh modifikasi dengan maleat anhidrat efektif
mengadsorpsi logam divalensi seperti Co
2+
dan Ni
2+
dimana mekanisme adsorpsinya adalah pembentukan kompleks di antara pusat dasar dari gugus karboksil dan kation
divalensi seperti pada gambar 2.12. Pada reaksinya menunjukkan suatu counter- ionmenetralisasi muatan kation bebas sehingga kation dapat berekasi dengan gugus
karboksil atau dua pusat dasar yang berbeda.
O O
O O
M
2+
O O
NO
3 -
M
2+
O O
NO
3 -
NO
3 -
M
2+
O O
O O
M
2+
O O
M
2+
O O
NO
3 -
NO
3 -
M
2+
NO
3 -
Gambar 2.12 Pembentukan kompleks selulosa maleat dengan logam divalensi Bezerra et al., 2015
Kehadiran gugus karboksilat dalam bahan alam berarti secara signifikan menaikkan penyerapan.Untuk memfasilitasi pembentukan kompleks ini maka pH
harus diminimumkan. Dengan kata lain, pengaruh pH mendeprotonasi gugus karboksil, suatu keadaan dimana akan mampu membentuk ikatan kovalen dan secara
langsung kapasitas serapan pada logam akan meningkat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang