Jenis Kelamin dan Status Pernikahan Tingkat Pendidikan Formal

commit to user 53 Berdasarkan dalam demografi bahwa kategori penduduk usia produktif yaitu berusia 15 sampai dengan 64 tahun. Hasil pengelompokan umur pada tabel diatas menunjukan bahwa 80 pedagang di Pasar Gede adalah kelompok umur penduduk usia produktif, dan sisanya 20 termasuk kedalam kelompok umur penduduk usia tidak produktif. Sehingga didalam pengelompokan umur tidak ada perbedaan yang berarti karena hampir semua pedagang masuk kedalam kelompok umur penduduk usia produktif.

2. Jenis Kelamin dan Status Pernikahan

Variabel demografi seperti jenis kelamin dan status pernikahan dari responden dapat digunakan sebagai salah satu indikasi apakah jenis pekerjaan yang mereka tekuni merupakan pekerjaan pokok ataukah pekerjaan sampingan. Kondisi sosial di Indonesia mengindikasikan bahwa seorang wanita yang berstatus menikah dan bekerja dapat diindikasikan bahwa pekerjaannya tersebut bersifat sampingan untuk membantu pekerjaan pokok suami. Meskipun tidak bersifat mutlak, namun hal tersebut cukup beralasan sehingga dilakukan oleh seorang wanita. Table 4.11 Pedagang Pasar Gede Menurut Jenis Kelamin dan Status Pernikahan No Status Nikah Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki Perempuan Frek Frek Frek 1 Belum Nikah 1 0,67 1 0,67 2 1,33 2 Nikah 23 15,33 89 59,33 112 74,67 3 JandaDuda 4 2,67 32 21,33 36 24,00 Jumlah 28 18,67 122 81,33 150 100,00 Sumber: Data Primer Diolah, 2011 commit to user 54 Berdasarkan tabel 4.11 diatas terlihat bahwa hampir seluruh responden yang bekerja di Pasar Besar sudah berumah tangga atau berstatus nikah yaitu sebesar 74,67, pedagang yang belum berumah tangga atau berstatus belum nikah tercatat sebesar 1,33, sedangkan pedagang yang berstatus jandaduda sebesar 24. Berdasarkan tabel diatas juga dapat diketahui bahwa jumlah pedagang berjenis perempuan jauh lebih banyak dari para pedagang laki-laki dengan perbandingan 122 orang dibanding 28 orang atau 81,33 dibanding 18,67. Dengan demikian sebagian besar pedagang adalah perempuan dengan status sudah berumah tangga atau sudah menikah.

3. Tingkat Pendidikan Formal

Tingkat pendidikan formal dapat digunakan sebagai gambaran terhadap kemajuan penduduk di suatu tempat, dikarenakan pengetahuan memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan. Asumsinya seseorang dengan pendidikan yang dimilikinya akan memiliki pengetahuan yang lebih luas sehingga akan lebih produktif dan inovatif. Selain itu pendidikan juga merupakan indikator terhadap kualitas sumber daya manusia. Tabel 4.12 akan menggambarkan tingkat pendidikan formal pedagang di Pasar Gede. Tabel 4.12 Pedagang di Pasar Gede Menurut Tingkat Pendidikan Formal No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase 1 Tidak Sekolah 32 21,33 2 Tamat SD 58 38,66 3 Tamat SMP 22 14,67 4 Tamat SMA 33 22,00 5 Tamat Perguruan Tinggi 5 3,34 Jumlah 150 100,00 Sumber: Data Primer Diolah, 2010 commit to user 55 Berdasarkan tabel 4.12 diatas dapat diketahui tingkat pendidikan formal responden yang bekerja di Pasar Gedhe cukup beragam dari tidak sekolah sampai tamat perguruan tinggi. Dari berbagai tingkatan tersebut, jumlah pedagang yang memiliki tingkat pendidikan tidak sekolah yaitu sebesar 21,33 atau 32 orang, tamat SD yaitu sebesar 38,66 atau 58 orang, tingkat pendidikan tamat SMP sebesar 14,67 atau 22 orang, tingkat pendidikan tamat SMA sebesar 22 atau 33 orang dan tingkat pendidikan tamat Perguruan Tinggi adalah sebesar 3,34atau 5 orang. Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa persentase tingkat pendidikan yang tertinggi adalah tamatan SD yaitu sebesar 38,66 kemudian dilanjutkan pada tingkat pendidikan tamatan SMA sebesar 22 dan diikuti oleh tingkat pendidikan tidak sekolah 21,33 dengan komposisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kategori pendidikan dari penduduk yang berkerja di Pasar Gedhe rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar pedagang adalah berpendidikan kurang dari 9 tahun.

4. Jenis Barang Dagangan