Multikolinearitas Heteroskedastik Autokorelasi Uji asumsi klasik

commit to user 65 Setelah dilakukan upaya perbaikan, selanjutnya data diregres kembali. Hasil regresi baru setelah diperbaiki adalah sebagai berikut: Tabel 4.21 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Dependent Variable: PDP Method: Least Squares Date: 070611 Time: 08:48 Sample: 1 150 Included observations: 150 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 31744.99 109138.1 0.290870 0.7716 MDL 0.033325 0.006617 5.036201 0.0000 JK 25529.77 9724.226 2.625378 0.0096 JD 56077.54 70524.09 0.795154 0.4278 R-squared 0.198835 Mean dependent var 325000.0 Adjusted R-squared 0.182372 S.D. dependent var 363509.6 S.E. of regression 328695.5 Akaike info criterion 28.26996 Sum squared resid 1.58E+13 Schwarz criterion 28.35024 Log likelihood -2116.247 F-statistic 12.07819 Durbin-Watson stat 1.887914 ProbF-statistic 0.000000 Sumber : Data primer diolah 2011 Y = 31744,99 + 0,033325 MDL + 25529,77JK + 56077,54JD SE: 109138,1 0,006617 9724,226 70524,09 t : 0,29087 0 5,036201 2,825378 0,795154 Prob = 0,7716 0,0000 0,00966 0,4278 Keterangan : Y = Pendapatan Pedagang Rupiah MDL = Modal Rupiah JK = Jam Kerja jam per hari JD = Dummy Jenis Dagangan 0 = bukan semabako; 1 = sembako

1. Uji asumsi klasik

a. Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya multikolinearitas antar variabel bebas. Untuk commit to user 66 mendeteksi ada tidaknya multikolineritas digunakan Klein’s Rule of Thumb yaitu dengan membandingkan koefisien determinasi dari auxiliary regression regresi antar variabel bebas r 2 dengan R 2 regresi utama. Apabila nilai r 2 R 2 , maka tidak terjadi multikolinearitas. Berdasarkan hasil uji multikolinearitas dengan menggunakan metode Klein model regresi yang telah mengalami pembuangan drop variabel terbebas dari masalah multikolinearitas. Setelah model diregres kembali diperoleh R 2 regresi utama yaitu sebesar 0,198835 Lihat Lampiran 5, sedangkan nilai r 2 regresi parsial variabel modal MDL sebesar 0,017083 dan nilai r 2 regresi parsial variabel jam kerja sebesar 0,150120 Lihat Lampiran 5. Hal ini membuktikan bahwa variabel modal lolos dari masalah multikolinearitas yang ditunjukan dari nilai r 2 R 2 . Variabel terakhir yaitu jenis dagangan setelah di uji dengan moetode Klein juga lolos dari masalah multikolinearitas. Hal ini ditunjukan dari nilai r 2 R 2 Lihat Lampiran 5.

b. Heteroskedastik

Untuk menguji ada tidaknya masalah Heteroskedastisitas digunakan Uji White Heteroscedasticity Test. Dengan menggunakan Eviews 3.0 didapat hasil seperti dalam Tabel 4.22 berikut. commit to user 67 Tabel 4.22 Uji White Heteroscedasticity Test White Heteroskedasticity Test: F-statistic 2.832837 Probability 0.017998 ObsR-squared 13.43305 Probability 0.019642 Sumber : Data primer diolah, 2011 Dengan df = 9 jumlah regresor dan α = 5 didapatkan X 2 tabel yaitu 16,92. Nilai OBSR-squares = 13,43 Nilai OBSR-squares = 13,43 16,92, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastiksitas.

c. Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi atau hubungan yang terjadi antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu data time series maupun tersusun dalam rangkaian ruang atau disebut data cross sectional. Salah satu pengujian yang umum digunakan untuk mengetahui adanya autokorelasi adalah uji statistik Durbin Watson. Dengan ukuran sampel N = 150 dan dengan K’ = 3 maka didapat dari tabel dL = 1,693 dan dU = 1,774 , yang kemudian dalam diagram dapat digambarkan sebagai berikut: commit to user 68 Gambar 4.2 Kurva Durbin-Watson Sumber : Djarwanto dan pangestu, 2005 Keterangan: A = Menolak Ho, bukti autokorelasi positif B = Daerah keragu-raguan C = Menerima Ho, tidak ada autokorelasi D = Daerah keragu-raguan E = Menolak Ho, bukti autokorelasi negatif Berdasarkan hasil perhitungan komputer dengan menggunakan program Eviews 3.0, didapat nilai Durbin-Watson sebesar 1,887. Nilai tersebut berada berada antara du dan 4-du berarti pada model tersebut tidak terjadi autokorelasi.

2. Uji Individual