Hubungan Kondisi Sosial Terhadap Keputusan Migrasi Sirkuler

54

4.6 Hubungan Kondisi Sosial Terhadap Keputusan Migrasi Sirkuler

Berikut adalah hasil uji statistik hubungan kondisi sosial dengan keputusan masyarakat melakukan migrasi siruler dengan ketentuan: Untuk mengetahui adanya pengaruh kondisi sosial terhadap keputusan responden dalam melakukan keputusan migrasi sirkuler maka dilakukan uji chi square chi-square test dengan menggunakan analisis crosstab. Jika nilai Asymp. Sig 0,05 maka kedua variabel tersebut terdapat hubungan yang signifikan, tetapi jika nilai Asymp. Sig 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang signifikan di antara kedua variabel. Tabel 4.24 Hubungan Kondisi Sosial Terhadap Keputusan Migrasi Sirkuler No Kondisi Sosial Responden Nilai Asymp. Sig Nilai sig 0,05 Hasil 1 Usia 0,044 0,05 Signifikan 2 Jenis Kelamin 0,554 0,05 Tidak Signifikan 3 Status Pernikahan 0,547 0,05 Tidak Signifikan 4 Jumlah Tanggungan 0,831 0,05 Tidak Signifikan 5 Pendidikan Terakhir 0,060 0,05 Tidak Signifikan 6 Fasilitas Sosial 0,032 0,05 Signifikan Sumber: Hasil Analisis, 2016 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai dalam variabel kondisi sosial, nilai Asymp. Sig usia 0,044 dan fasilitas sosial 0,032 lebih kecil dari nlai Sig 0,05. Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan antara usia dan fasilitas sosial dengan keputusan migrasi sirkuler responden. Dengan kata lain, usia yang produktif akan mempengaruhi seseorang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dikota dan dengan adanya fasilits sosial yang lebih baik dan lengkap dikota akan menarik orang untuk melakukan migrasi sirkuler. Kota Medan sebagai pusat pemerintahan maupun bisnis dengan predikat sebagai Universitas Sumatera Utara 55 kota Metropolitan di Indonesia tentu memiliki daya tarik dengan fasilitas social yang lengkap seperti, rumah sakit, pasar, sekoah dan universitas, tempat rekreasi dan taman bermain, dll.Sehingga akan menarik orang untuk bekerja di kota Medan. Sedangkan nilai dalam variabel kondisi sosial, nilai Asymp. Sig jenis kelamin 0,554, status pernikahan 0,547, jumlah tanggungan 0,831 dan pendidikan terakhir 0,060 lebih besar dari nilai Sig 0.05. Dengan demikian diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, status pernikahan, jumlah tanggungan dan pendidikan terakhir terhadap keputusan migrasi sirkuler kekota Medan. Dengan kata lain, jenis kelamin baik itu laki-laki atau perempuan tidak mempengaruhi keputusan migrasi sirkuler seseorang, begitu juga terhadap status pernikahan responden baik sudah menikah atau lajang, jumlah tanggungan responden dan tingkat pendidikan terakhir responden. Berdasarkan hasil penelitian diatas diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan migrasi sirkuler jika dilihat dari kondisi sosial adalah faktor usia dan faktor fasilitas sosial.

4.7 Hubungan Kondisi Ekonomi Terhadap Keputusan Migrasi Sirkuler