18
2.3 Faktor-faktor yang Menyebabkan Keputusan Migrasi Sirkuler
Ida Bagus Mantra 1985 dalam Abidin menyebut bahwa terdapat beberapa kekuatanyang menyebabkan orang-orang terikat pada daerah asal, dan
ada kekuatan yangmendorong orang-orang untuk meninggalkan daerah asal. Kekuatan yangmengikat orang-orang untuk tinggal di daerah asal disebut dengan
kekuatansentripetal, keluarga, lingkungan yang kekeluargaan dan kepemilikan lahanmerupakan contoh dari kekuatan sentripetal tersebut. Sebaliknya kekuatan
yangmendorong seseorang untuk meninggalkan daerah asalnya disebut dengankekuatan sentrifugal, semakin sempitnya lahan pertanian dan
rendahnyapendapatan bisa dijadikan contoh kekuatan sentrifugal. Kedua kekuatan ini salingbertentangan, dan diatasi dengan dipilihnya pergerakan non-permanen
yaitumigrasi sirkuler. Adapun salah satu pendorong tenaga kerja melakukan migrasi
komutasicommuting adalah pendapatan menurut Payaman J. Simanjuntak 2001, pencarikerja selalu berusaha mencari pekerjaan dengan pendapatan yang
lebih baik.Payaman J. Simanjuntak, 2001 juga mengemukakan bahwa keluarga sebagaisatu unit pengambil keputusan kerja dan menyusun strategi
untukmemaksimumkan tingkat kepuasan keluarga secara keseluruhan. Konsep teori pilihan sebagaimana dikemukakan oleh Becker 1968 dalam
Waridin 2002 yang dikutip Didit 2004 juga bisa digunakan untuk mengetahuimotivasi seseorang dalam memutuskan untuk bermigrasi sirkuler.
Dalammenentukan suatu pilihan seorang individu akan memilih satu diantara beberapaalternatif yang tersedia yang sekiranya dapat memberikan manfaat yang
Universitas Sumatera Utara
19 palingmaksimum. Lebih lanjut diungkapkan bahwa niat bermigrasi dipengaruhi:
faktorsosial ekonomi, yaitu variabel umur, status perkawinan, status pekerjaan di daerah
asal, pendidikan formal, jumlah tanggungan keluarga di daerah asal, pendapatandan faktor struktural, yang meliputi variabel ketersediaan lapangan
pekerjaan didaerah asal dan pengalaman kerja di daerah tujuan.
2.4 Tenaga Kerja
Berdasarkan UU No.13 Tahun 2003 tentang ketenagaan kerja, yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melaksanakan
pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Penduduk usia kerja menurut Badan Pusat Statistik
BPSdan sesuai yang disarankan oleh International Labor Organization ILO adalah penduduk berusia 15 tahun keatas yang dikelompokkan dalam angkatan
kerja dan bukan angkatan kerja. Mulyadi 2003 menyatakan bahwa tenaga kerja adalah penduduk dalam
usia kerja berusia 15-64 tahun atau jumlah penduduk dalam suatu Negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga kerja
mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.
2.4.1 Pekerja Sektor Formal
Sektor formal merupakan bagian dari kegiatan perekonomian yang aktivitasnya terorganisir. Karakter pokok sektor formal adalah sebagai berikut:
kegiatan usahanya terorganisir secara baik karena usahanya mempergunakan fasilitaskelengkapan yang tersedia disektor formal , umumnya mempunyai izin
Universitas Sumatera Utara
20 usaha, pola usahanya teratur baik lokasi maupun jam kerja , mendapat kebijakan
dari pemerintah,skala operasinya besar karena modal usahanya juga besar,memerlukan pendidikan formal tidak hanya berdasarkan pengalaman sambil
bekerja. Riardy, 2013 Pekerja sektor formal atau disebut pekerja manajerial white collar terdiri
dari tenaga professional, teknisi dan sejenisnya, tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan, tenaga tata usaha dan sejenisnya, tenaga usaha penjualan, tenaga
usaha jasa. Untuk bekerja pada sektor formal biasanya membutuhkan tingkat pendidikan yang memadai dan dikenai pajak.
2.5 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian mengenai mobilitas penduduk migran masuk sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian tersebut
tentu saja sangat membantu penulis dalam mengamati dan memperdalam pemahaman penulis dalam melakukan penelitian ini. Berikut adalah beberapa
penelitian terahulu yang sudah dilakukan 1.
Penelitian dari Eka Mutiara Cipta Riardy 2013, dengan judul “Pengaruh Upah dan Kesempatan Kerja Formal Terhadap Migrasi Masuk di kota Pekan
Baru. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian yang diperoleh variabel upah terbukti berpengaruh terhadap
minat migrasi masuk dikota Pekanbaru. Berdasarkan hasil penelitianjika upah meningkat akan menyebabkan migrasi masuk naik dan sebaliknya
menurunnya upah akan menyebabkan menurunnya migrasi masuk. Sedangkan variabel kesempatan kerja terbukti tidak berpengaruh terhadap minat migrasi,
Universitas Sumatera Utara
21 jika kesempatan kerja disektor formal naikmaka akan menyebabkan jumlah
migrasi masuk turun. 2.
Penelitian dariElvina Reviani 2006, dengan judul “Faktor Penyebab dan Dampak Migrasi Sirkuler di Daerah Asal studi kasus : Desa Pamijahan, Kab
Bogor, Jawa Barat. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penduduk melakukan migrasi sirkuler yaitu
pendapatan, kepemilikan lahan pertanian, kesempatan kerja, informasi, dan kepemilikan fasilitas pribadi. Sedangkan faktor pendidikan tidak
mempengaruhi migrasi sirkuler. 3.
Penelitian dari Hasyasya 2012 “analisis faktor – faktor yang Mempengaruhi keputusan Tenaga kerja menjadi Commuter dan tidak menjadi Commuter ke
kota Semarang kasus kabupaten kendal”. Hasil dari analisis model binary logistic regression dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dua variabel dari
empat variabel independen yang diteliti berpengaruh signifikan terhadap keputusan tenaga kerja melakukan commuter. Variabel yang berpengaruh
siginifikan terhadap keputusan tenaga kerja melakukan commuter adalah variabel umur dan variabel upah, sedangkan variabel yang yang tidak
berpengaruh siginifikan terhadap keputusan tenaga kerja melakukan commuter adalah status pernikahan dan tingkat pendidikan.
2.6 Kerangka Konseptual