Dasar Hukum Ibadah Ibadah 1. Pengertian Ibadah

siang dan malam hari, juga seperti shalat ketika akan keluar dari rumah atau masuk kedalamnya dan sebagainya. c. Shalat tathawwu sukarela, maksudnya ialah shalat selain yang telah di sebutkan di atas, yang tidak ada riwayat dari Nabi tentangnya, namun itu semata-mata dilakukan secara sukarela oleh seorang hamba yang ingin bermunajat dengan Allah yakni, dengan mengerjakan shalat mutlak, tidak terikat oleh waktu dan tempat, yang disebutkan adanya pahala padanya oleh syariat, dan tidak ada anjuran khusus tentang itu. 32

3. Dasar Hukum Ibadah

Di dalam al-Quran banyak sekali ayat-ayat yang menyatakan kepada hamba Allah untuk melaksanakan segala bentuk ibadah. Ibadah dalam Islam sebenarnya bukan bertujuan supaya Tuhan disembah dalam arti penyembahan yang terdapat dalam agama-agama primitif, melainkan sebagai perwujudan rasa syukur atas nikmat yang telah dikaruniakan Allah atas hambanya. Adapun ayat-ayat yang menyatakan perintah untuk melaksanakan ibadah diantaranya : 1. Firman Allah dalam al-Qur’an surat an-Nuur ayat 56 :  +, - “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul, supaya kamu diberi rahmat”. 33 2. Firman Allah dalam al-Qur’an surat an-Nahl ayat 97 : 32 Abdurrahman al-Jaziri, Fiqih Empat Mazhabt, alih bahasa Prof. H. Chatibul Umam Jakarta: Darul Ulum Press, 1994, Cet.Ke-3, h. 11 33 Depertemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Yogyakarta: PT. Dana Bakti Wakaf, 1990, h. 659 . 0 12 + 3 4 567 80 2 19 : ; =? A 0; B CD E  D H D C DI J, “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik”. 34 3..Firman Allah dalam al-Qur’an surat Az-Zariat ayat 56 KLM N OPQLR S KS TU4M V W X; Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. 35 Dari ayat tersebut di atas, jelaslah bahwa ibadah shalat yang di kerjakan adalah untuk memahami hakikat diciptakannya manusia oleh Allah, yaitu beribadah kepada-Nya. Allah mewajibkan ibadah kepada hambanya yang beriman bukan untuk kepentingan-Nya, akan tetapi untuk kebaikan hamba-Nya, agar mencapai derajat takwa yang dapat mensucikan dirinya dari kesalahan dan kemaksiatan, sehingga mendapat keuntungan dan keridhaan Allah dan mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Dengan demikian, seluruh aspek kehidupan, yakni ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan, pengembangan teknologi dan seterusnya, merupakan prinsip Islam yang tidak dapat dipisahkan dalam rangka beribadah kepada Allah. 36 Zakiah Daradjat mengatakan, latihan-latihan keagamaan yang menyangkut ibadah seperti, shalat, puasa, membaca al-Qur’an, shalat berjamaah di sekolah dan masjid, harus di biasakan sejak kecil, sehingga lama kelamaan akan tumbuh rasa senang melakukan ibadah tersebut. 34 Ibidh, h. 457 35 Ibidh, h. 67. 36 Abuddin Nata, Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, Cet. Ke- I, h. 177 Mereka dibiasakan demikian rupa, sehingga dengan sendirinya ia akan terdorong untuk melakukannya, tanpa suruhan dari luar, tapi dorongan dari dalam. 37 Dengan demikian, agama mempunyai peranan penting dalam perkembangan anak, juga mempunyai pengaruh yang kuat bagi kepribadian seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Ajaran agama mengatur kehidupan individu dan masyarakat dengan sesuatu aturan yang tegak di atas keadilan, kebijaksanaan, kebersamaan, kasih sayang yang sesuai dengan hakikat manusia. Bimbingan agama atau penanaman nilai- nilai agama pada anak sejak dini, akan sangat terasa manfaatnya bahkan anak akan merasa terlindung dari penyakit mental atau beban mental serta hal-hal lain dalam kehidupannya. 38

C. Siswa 1. Pengertian Siswa