Syarat-syarat Pembimbing Agama Pembimbing Agama

dalam hubungan antar umat beragama dan bermasyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 9 Menurut Abu Ahmadi, ada 3 tujuan diadakannya bimbingan, yaitu: a. Untuk memelihara dan membina suasana serta kondisi yang baik. b. Pencegahan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan c. Perbaikan atau penyembuhan dalam mengatasai suatu masalah. 10 Anak yang berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan selalu ingin mendapatkan bimbingan dari orang tua, walaupun keinginannya itu tidak dikemukakan secara terbuka. Keadaan tersebut menghendaki para orang tua untuk selalu memberikan bimbingan dan memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Bimbingan agama yang dilakukan akan memberi pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan pada anak, namun demikian besar kecilnya pengaruh tersebut sangat tergantung pada memotivasi anak untuk memahami nilai-nilai agama, sebab bimbingan agama pada hakikatnya merupakan penanaman nilai keagamaan. Oleh karena itu, bimbingan agama lebih dititik beratkan pada bagaimana membentuk kebiasaan yang selaras dengan tuntunan agama.

2. Syarat-syarat Pembimbing Agama

Dalam bimbingan, seorang pembimbing memiliki peran yang sangat besar dalam menjalankan tugasnya, sehingga seorang pembimbing di harapkan memiliki syarat-syarat yang berkenaan dengan dirinya, baik meliputi sikap dan tingkah lakunya yaitu: a. Menyakini akan kebenaran agamanya, menghayati serta mengamalkannya 9 Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Jakarta: Gemawindu Panca Perkasa, 2000, Cet. Ke-I, h. 31 10 Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1991, h. 112 b. Memiliki sikap dan kepribadian menarik terhadap anak bimbing pada khususnya dan pada orang-orang yang berada di lingkungan sekitarnya. c. Memiliki rasa tanggug jawab, berbakti tinggi serta loyalitas terhadap tugas pekerjaannya. d. Memiliki kematangan jiwa dalam bertindak menghadapi permasalahan yang memerlukan pemecahan e. Mempunyai sikap dan perasaan terikat dengan nilai-nilai kemanusiaan yang harus ditegaskan terutama di kalangan anak bimbingnya sendiri f. Memiliki rasa cinta yang mendalam dan meluas kepada anak bimbingnya g. Memiliki ketangguhan, kesabaran, serta keuletan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya h. Memiliki pengetahuan teknis termasuk metode tentang bimbingan dan penyuluhan serta menerapkan dalam tugasnya. 11 Dalam melaksanakan tugasnya, para pembimbing agama sangat memerlukan sikap dan pengertian tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan proses bimbingan, terutama pengertian tentang perkembangan jiwa anak didiknya. Maka tidaklah salah bila para pembimbingpenyuluh agama senantiasa berusaha untuk memfungsikan dirinya sebagai penolong, pembantu, dan pengabdi anak bimbingnya yang sedang berada dalam kegelapan untuk ditarik keluar dari kegelapan tersebut ke dalam cahaya kehidupan yang terang benderang. Ada beberapa syarat yang harus dilakukan para pembimbing dalam melakukan bimbingan yaitu : a. Pembimbing harus bersikap komunitatif terhadap anak bimbing klien. b. Pembimbing harus dapat dipercaya oleh anak bimbing sebagai pelindung. 11 Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, h. 48 c. Pembimbing harus dapat menciptakan situasi dan kondisi yang memberikan perasaan damai dan aman serta sampai kepada anak bimbing. d. Pembimbing harus dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan yang tidak menyinggung perasaan anak bimbing. e. Pembimbing harus dapat menunjukan itikad baik dalam menolong anak bimbing untuk mengatasi segala kesulitan yang sedang dihadapi. f. Masalah-masalah yang dipertanyakan pembimbing harus benar-benar mengenai sasaran atau yang inging mengetahui. g. Pembimbing harus menghormati harkat dan mertabat anak bimbing sebagai manusia yang berhak memperoleh bantuan untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya sampai pada titik optimal. h. Pembimbing harus dapat menyediakan waktu yang cukup longgar bagi berlangsungnya wawancara, tidak tergesa-gesa atau bersitenggang melainkan bersikap tenang, sabar serta konsisten. i. Pembimbing harus dapat menyimpan rahasia pribadi anak bimbing demi menghormati harkat dan martabatnya. 12 Oleh karena itu, hendaknya para pembimbing agama tersebut menjadikan sumber petunjuk ajaran agama sebagai dasar utama dalam tugasnya. Dengan sikap lemah lembut serta simpatik seorang pembimbing agama akan disenangi dan dicintai oleh anak bimbingannya. Sikap demikian menjadi daya tarik yang kuat terhadap pribadi-pribadi anak bimbing untuk mengikuti segala apa yang dinasehatkan kepada mereka. 13 Tohirin, mengungkapkan beberapa syarat-syarat yang lain bagi pembimbing agama yang ada di sekolah atau madrasah yaitu: a. Syarat-syarat yang berkenaan dengan kepribadian 12 H. M. Arifin dan Etty Kartikawati, Materi Pokok Bimbingan dan Konseling Modul 1-6 ,Jakarta : Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1998, Cet. Ke-7, h. 40 13 Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, h. 51 Seorang guru pembimbing atau konselor harus memiliki kepribadian yang baik. Pelayanan bimbingan dan konseling berkaitan dengan pembentukan perilaku dan kepribadian klien. b. Syarat yang berkenaan dengan pendidikan Seorang guru pembimbing atau konselor selayaknya memiliki pendidikan profesi, yaitu jurusan bimbingan konseling Strata Satu S1, S2 maupun S3 atau sekurang-kurangnya pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan tentang bimbingan dan konseling. c. Syarat yang berkenaan dengan pengalaman Seorang guru pembimbing harus mempunyai suatu pengalaman dalam kehidupannya sehingga seorang guru dapat memberikan bimbingannya dengan baik terhadap kliennya. d. Syarat yang berkenaan dengan kemampuan Kepemilikan kemampuan atau kompetensi dan keterampilan oleh guru pembimbing atau konselor merupakan suatu keniscayaan. Tanpa kepemilikan kemampuan dan keterampilan, tidak mungkin guru pembimbing atau konselor dapat melaksanakan tugas dengan baik. 14

3. Tugas Pembimbing Agama