commit to user
47
ij ij
j j
i i
j i
ij j
i
y y
d d
e r
r
ad q
b b
- +
- +
+ -
= +
- ……….2.8
Persamaan 2.8 menekankan kepada interaksi antara kedua negara, dengan asumsi satu negara memiliki pengaruh moneter yang lebih besar dibandingkan
dengan negara yang satunya. Jika kedua negara melakukan intervensi moneter terhadap negara nya tanpa diikuti dengan pentargetan besaran nilai tukar fixed
exchange rate maka
ij j
i
e r
r +
- menjadi apa yang kita sebut sebagai EMP.
Kemudian persamaan 2.8 dimodifikasi sedikit lagi dengan memindahkan rj ke kanan dan digabung dengan +dj menjadi hu. Agar EMP yang di sisi kiri hanya
mengarah kepada satu negara saja, yaitu dalam hal ini negara c persamaan 2.9
c c
u u
c c
u c
c c
y y
h d
e r
ad q
b b
- +
- +
+ -
= +
………………2.9 Penjelasan :
r = Tingkat perubahan cadangan devisa
e = Tingkat perubahan nilai tukar
d = Tingkat suku bunga dalam negeri
h = Tingkat pertumbuhan base money
7. Instrumen Kebijakan Moneter Domestic Credit
Banyak negara yang memakai kebijakan nilai tukar yang mengambang ditentukan nilainya oleh pasar namun tetap mencoba untuk mengintervensinya
dengan cara menjual atau membeli cadangan mata uang asingnya International Reserves
. Kelemahan dari sistem nilai tukar mengambang terkendali tersebut adalah, kurang fokus antara apakah mengontrol perkembangan nilai tukar atau
commit to user
48 pertumbuhan cadangan devisa. Pada kasus seperti ini, EMP menunjukkan
perbedaan tingkat pertumbuhan permintaan uang dengan penawaran uang dan hubungannya dengan nilai tukar dan pertumbuhan cadangan devisa. Berikut ini
persamaan sederhana model moneter dari sisi permintaan. Yaitu pertumbuhan riil base money
t
m sebagai berikut;
t t
t t
M M
m
p
- D
=
-1
.......................2.10 Dimana
t
M adalah uang nominal base money pada waktu t dan
t
p
adalah tingkat inflasi
1 -
D
t t
P P
dimana P t adalah tingkat harga pada saat waktu ke-t. Tingkat inflasi terhubung kepada tingkat inflasi dunia dan juga pertumbuhan
tingkat nominal nilai kurs nilai perunit. Antara rupiah dengan dolar seperti berikut ini;
t t
t t
z e
+ -
=
p p
..................2.11 Dimana
t
z adalah nilai deviasi dari purchasing power parity. Didalam
paradigma sisi penawaran, dua komponen dari base money adalah international reserve
R dan net domestic assets D, berikut ini persamaannya,
t t
t t
t t
t
r M
D R
M M
d
+ =
D +
D =
D
- -
1 1
.....................2.12 Dimana
1 -
D =
t t
t
M R
r dan
1 -
D =
t t
t
M D
d
. Persamaan diatas sejatinya menunjukkan pendekatan kebijakan moneter. Di asumsikan tingkat inflasi dunia
sama dengan Nol, kemudian kita subtitusikan persamaan 2.11 dan 2.12 kedalam 2.10 maka akan kita dapatkan persamaan EMP terhadap kebijakan moneter.
t t
t t
m t
r e
EMP -
= -
º
d
.................................2.13
commit to user
49 Persamaan 2.13 menunjukkan hubungan antara EMP dengan kebijakan
moneter, diukur melalui instrumen variabel domestic credit growth
d
. EMP dan domestic credit growth berdasarkan penelitian dapat bergerak secara
bersama, tentunya dalam mengatur domestic credit growth, otoritas moneter mengaturnya melalui penetapan tingkat suku bunga. Dalam sebuah kasus untuk
mengurangi fluktuasi EMP, bank sentral menaikkan tingkat suku bunga kontraksi moneter sehingga terjadi perbedaan antara suku bunga dalam negeri
dan luar negeri, maka akan terjadi masuknya modal dari luar dan EMP dapat menurun. Penting untuk digarisbawahi asumsi yang berlaku didalam hubungan
antara EMP dengan domestic credit, yaitu: a.
Sistem kurs yang berlaku didalam perekonomian adalah sistem mengambang terkendali managed float
b. Tingkat inflasi dunia sama dengan 0
c. Purchasing Power Parity
tidak berlaku dan sama dengan 0
8. Definisi Stabilitas Keuangan Internasional