Undang-undang mengenai ASI dengan instansi terkait

133

a. Gencarnya promosi susu formula

Susu formula melakukan sejumlah usaha menggencarkan kelebihan kualitas susunya. Hal ini dibuktikan dengan semakin menjamur merek-merek susu formula yang tidak hanya mempromosikan kelebihannya tetapi juga memberikan berbagai bonus tertentu di setiap pembelian. Hal tersebut juga menjadi ancaman bagi Puskesmas Danurejan I kota Yogyakarta dalam mensosialisasikan ASI eksklusif, seperti yang terjadi di masyarakat Danurejan I. Saat ini promosi susu formula beberapa kali ikut serta dalam sosialisasi posyandu yang bertempat di wilayah Danurejan. Banyak ibu yang beranggapan jika balita diberikan susu formula akan memiliki berat badan lebih dan akan semakin lucu. Namun, sebenarnya susu formula banyak mengandung gula, yang semakin banyak dikonsumsi efeknya akan semakin buruk bagi balita. Antara lain seperti obesitas, memiliki penyakit gula dan pencernaan yang tidak baik. 55 Gencarnya promosi susu formula, membuat Puskesmas Danurejan I kota Yogyakarta melarang tegas kepada semua label susu formula untuk tidak mempromosikan produknya di wilayah Danurejan, khususnya pada saat posyandu berlangsung. Sebelumnya promosi susu formula diijinkan dengan syarat tidak boleh memberikan sampel susu. Namun yang terjadi di lapangan susu formula yang melakukan promosi selalu memberikan sampel susu 55 Subi, Hasil wawancara I pada tanggal 06 Oktober 2015 pukul 09.30 WIB 134 berupa kemasan sachet atau sapel susu per cup. Sehingga pada saat ini susu formula tidak diijinkan masuk dalam wilayah Danurejan.

b. Lemahnya dukungan keluarga

Pengaruh sosial budaya pada masyarakat juga menjadi ancaman besar bagi Puskesmas Danurejan I kota Yogyakarta. Lingkungan keluarga menjadi faktor utama sebagai pendukung ibu memberikan ASI eksklusif bagi balitanya tetapi banyak ibu di wilayah Danurejan I yang kurang dapat dukungan dari pihak keluarga. Permasalahannya terjadi ketika tinggal bersama mertua, di saat ibu bekerja, balita dititipkan kepada ibu mertua. Pada saat balita menangis ibu mertua tidak memberikan ASI melainkan memberikan tajin atau pisang yang sudah diolah dan dilembutkan. Hal tersebut terjadi disebabkan karena ibu kurang paham mengenai ASI dan tidak bisa meyakinkan dan menjelaskan dengan benar mengenai ASI eksklusif kepada ibu mertua yang masih berpikiran kolot. 56 Lemahnya dukungan keluarga masih mendominasi tingginya balita tidak ASI eksklusif. Hal tersebut mendorong Puskesmas Danurejan I kota Yogyakarta untuk selalu mengingatkan para ibu, agar setiap kontrol kehamilan dan kontrol anak diwajibkan membawa serta anggota keluarga. Seperti suami, ibu mertua, ibu kandung, atau anggota keluarga inti lainnya yang nantinya akan mendapatkan informasi tentang ASI eksklusif. Hal ini dilakukan agar, sosialisasi ASI eksklusif juga dimengerti oleh anggota 56 Subi, Hasil wawancara I pada tanggal 06 Oktober 2015 pukul 09.30 WIB