Apakah sejarah mengenai Tari Saman ini memberi pengaruh positif bagi Apakah asal-usul Tari Saman tersebut diketahui oleh semua masyarakat Gayo

Universitas Sumatera Utara Transkrip Wawancara Nama : Muhktaruddin 1. Bagaimana asal-usul Tari Saman? Tari Saman asal mulanya dari awal penyebaran agama islam di Aceh khususnya pada daerah Gayo yatitu Takengon Aceh Tengah, Gayo Lues Aceh Tenggara dan Bener Meriah. Pada saat itu ketiga kabupaten ini masih bergabung dengan satu kepala daerah yaitu Bupati, kemudian terjadi pemekaran daerah sehingga terbagi menjadi tiga kabupaten. Menurut bapak Muktaruddin Tari Saman ini sudah ada dari sebelum beliau lahir dan sudah mendarah daging di Gayo Lues, lalu pak Muktaruddin juga mengatakan bahwa Tari Saman ini sudah diceritakan, diajarkan dan ditanamkan kepada masyarakat Gayo Lues pada saat mereka masih kanak-kanak. Menurut cerita atau kekeberendalam bahasa Gayo Tari Saman pertama kali diperkenalkan oleh Syeh Saman yang pada masa itu menyebarkan Agama Islam di Aceh. Syeh Saman ini diketahui berasal dari Medinah Arab Saudi, seorangpendiri ajaran tarekat sammaniyyah. Menurut pak Muktaruddin cerita Syeh Saman ini dari zaman dahulu selalu dikaitkan dengan awal mulanya Tari Saman. Hubungan antara saman yang ada di Gayo Lues dengan ajaran tarekat tidak diketahui kapan bermula dan berakhirnya, karena pada dekade terakhir ini tidak ada tanda-tanda hubungannya dengan ajaran tarekat. Ajaran tarekat memang ada dan eksis di kalangan tertentu di Gayo Lues, yang disebut dengan Suluk dan jumlah anggotanya hanya sedikit. Berdasarkan informasi yang disampaikan pak Muktaruddin yang didapatkan dari narasumber lain menyatakan dalam kesehariannya tidak ada hubungannya sama sekali dengan keberlangsungan saman baik dalam penghayatan agama maupun dalam pengem- bangan saman di kampung masing-masing ataupun untuk tingkat Gayo Lues.

2. Apakah sejarah mengenai Tari Saman ini memberi pengaruh positif bagi

masyarakat Gayo Lues? Iya, karenatujuan dari saman adalah menjalin tali silaturrahim dan persaudaraan yang disebut beserinen. Sumpen ini tercermin pada saman yang dipertandingkan Saman Jalu khususnya dalam pesta rakyat Bejamu Saman. Meskipun tarian dipertandingkan yang Universitas Sumatera Utara dilakukan oleh dua kelompok secara berhadap-hadapan, dan diketahui pemenangnya, jurinya adalah penonton, namun kalah-menang bukan menjadi tujuan. Kalah-menang hanyalah sebagai hiasan dalam pertandingan. Tujuan pertandingan adalah persaudaraan hakiki yang disebut dengan Beserinen. Setiap orang anggota rombongan saman akan mendapat seorang menjadi saudara angkat “se- rinen” yang harus ditanggungnya selama dua hari dua malam selama pertunjukan. Begitu sebaliknya, batasan kampung yang menjadi lawan main akan memperlakukan tamunya bak seorang raja.. Tata cara beserinen persaudaraan dalam pertandingan dilakukan secara adat dan diakui oleh hukum adat. Melalui tarian ini, persaudaraan semakin bertambah baik di pedesaankampung maupun di kota. Tarian ini tidak mengenal perbedaan atau batas kota dengan desa. Disamping itu, bagi kelompok yang siap untuk mengadakan perhelatan di desa atau di kota, terbuka lebar peluang untuk penyelenggaraannya. Tradisi ini begitu kuat sehingga mengakar dalam masyarakat Gayo. Bahkan, serinen atau saudara tersebut bisa saja berlanjut hingga bertahun-tahun, bahkan seumur hidup. Alhasil, masyarakat Gayo Lues secara keseluruhan hampir bisa dikatakan sebagai satu mata rantai persaudaraan yang sulit diputuskan.

3. Apakah asal-usul Tari Saman tersebut diketahui oleh semua masyarakat Gayo

khususnya Gayo Lue? Saman sangat merakyat di Gayo Lues, saman merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan masyarakat Gayo Lues. Saman sudah diperkenalkan dan diajarkan sejak balita, kemudian pada tahap anak-anak mereka mencari bentuk saman dengan belajar dan berlatih, pada masa pemudalah saman dilakukan secara penuh, sedangkan orang tua berupaya membina keberadaan saman untuk keberlangsungannya. Sebagai contoh, pada fase balita maka orang tualah yang berperan dalam memperkenalkan Saman kepada balita laki-lakinya sejak dini, ketika sedang memangku anak balita atau cucu balitanya mereka memapahkan tangan secara bersilang dari paha ke dada sambil menggelengkan kepala. Gerak yang dipapah adalah gerakan ringan dari Universitas Sumatera Utara saman, bilamana sang balita sudah dapat menirukan gerak tersebut alangkah bahagianya orang tua. Dengan adanya dukungan moral orang tua ini semakin memberi kepercayaan diri bagi balita untuk meneruskannya dan setiap ada perkembangan baru selalu direspon positif orang tuanya. Manakala beranjak ke fase anak-anak, mereka sudah terbiasa dengan melakukan saman karena sejak balita sudah diperkenalkan dengan saman, sehingga ketika di sela-sela bermain mereka duduk merapat untuk menari saman ataupun saat mandi di sungai mereka menari saman di sela-sela mandinya di atas pasir pinggir sungai, atau sedang di ladang selalu menari saman, ketika menggembalakan kerbau mereka duduk menyamping di atas kerbau menari saman juga. Anak semakin bersemangat dan sangat menghayati tarian saman ketika setiap gerakan diiringi dengan nyanyian yang disebut dengan jangin dan sekali-sekali diselingi dengan lantunan merdu melengking berirama khas yang disebut sek.Pada pase anak-anak ini bila sudah berkumpul dua orang anak atau lebih maka untuk mengisi waktu luangnya sambil bercengkrama, secara spontan duduk merapat membuat gerak saman diiringi lantunan syair dengan irama khas yaitu tepukan dada dan paha. 4. Apa makna dan fungsi Tari Saman bagi masyarakat Gayo Lues?