Hasil Penelitian Hasil Wawancara

Universitas Sumatera Utara mendalam yang dilakukan pada tanggal 25 April 2016 sampai dengan 1 Juni 2016. Selama melakukan penelitian ini, peneliti menyiasati untuk stanby diAsrama Persatuan Gayo Lues, tetapi karena jadwal anggota Tari Saman berbeda-beda maka peneliti tidak dapat mengamati penari Saman untuk berlatih. Kemudian peneliti melakukan wawancara mendalam kepada para informan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dengan informan.

4.1.1 Hasil Penelitian

Pengumpulan data dilapangan dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi dengan para informan, tokoh adat, masyarakat yang mengetahui tari saman, anggota aktif Tari Saman dan pengrajin kerawang gayo. Wawancara mendalam yang diajukan kepada informan berkaitan dengan Tari Saman.Peneliti memulai dengan satu informan yaitu mantan ketua Tari Saman pada tanggal 26 April 2016, kemudian pada tanggal 1 Mei 2016 peneliti melakukan wawancara mendalam dengan pengrajian kerawang gayo terkait arti dari warna kain dan motif kerawang gayo yang bisa dikenakan Penari Saman pada saat tampil. Pada tanggal 24 Mei 2016 peneliti melaksanakan wawancara dengan masyarakat yang mengetahui Tari Saman, kemudian pada tanggal 27 Mei 2016 melakukan wawancara di asrama Persatuan Gayo Lues dengan salah satu anggota Tari Saman, setelah itu, pada tanggal 1 Juni 2016 peneliti melakukan perjalanan menuju Gayo Lues tempat dimana awal mulanya Tari Saman itu berkembang, untuk dapat mengumpulkan data yang lengkap dan melakukan wawancara dengan ketua adat mengenai Tari Saman.

4.1.2 Hasil Wawancara

Berikut hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 5 orang informan. Wawancara yang peneliti lakukan dilengkapi peralatan seperti alat perekam suara dan kamera atas persetujuan narasumber: Universitas Sumatera Utara Informan I Salihin Syahputra Salihin atau lebih akrab dipanggil markus merupakan lulusan sarjana jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Gajah Putih Takengon, Aceh Tengah angkatan 2009. Ia mendaftar menjadi anggota Tari Saman pada periode pertama rekrutmen anggota Tari Saman, ia adalah salah satu perintis anggota Tari Saman di Takengon Aceh Tengah. Salihin mengatakan bahwa Tari Saman adalah tarian yang sudah merakyat di Gayo khususnya Gayo Lues tempat lahirnya t arian ini. Asal mula Tari Saman ini menurut cerita turun temurun dari nenek moyang dimulai pada masa masuk dan berkembangnya agama Islam di Aceh. Menurut Salihin informasi ini sudah diceritakan secara turun temurun bawasannya ada orang suci di Medinah yaitu Samman, yang disebut Syeh Saman atau Syeikh Muhammad Samman pendiri ajaran tarekat sammaniyyah. Kata saman menjadi nama kesenian tradisional di Gayo Lues, karena orang pertama yang mengajarkan dan mengembangkan agama Islam didataran Gayo Lues bernama syeh Saman, yang berasal dari negeri Arab. Salihin mengatakan bahwa Tari Saman merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan masyarakat Gayo khususnya Gayo Lues, di Gayo Lues saman sudah diperkenalkan dan diajarkan sejak balita, kemudian pada tahap anak-anak mereka mencari bentuk saman dengan belajar dan berlatih, pada masa pemudalah saman dilakukan secara penuh, sedangkan orang tua berupaya membina keberadaan saman untuk keberlangsungannya dan Salihin menekankan bahwa Tari Saman hanya boleh dilakukan oleh laki-laki dan berjumlah ganjil. Alasan mengapa Tari Saman hanya boleh ditarikan oleh laki-laki, karena laki-laki merupakan imam dan terlarang menurut adat atau kepercayaan dalam bahasa Gayo sumang, jika dilakukan oleh wanita dikarenakan ada gerakan menepuk dada serta mengapa penari saman berjumlah ganjil agar terlihat lebih menarik. Salihin mengatakan bahwa Tari Saman berfungsi dan berperan sebagai media dakwah, dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah yang berbentuk pendidikan Islam, sejak dari zaman dahulu ketika penyebar agama Islam masuk digayo lues sudah memanfaatkannya dengan menitipkan pesan dakwah didalamnya. Menurut Salihin seluruh anggota Tari Saman bahkan seluruh masyarakat Gayo Lues mengetahui hal itu karena Tari Saman sering dilakukan. Universitas Sumatera Utara Saman sebagai jati diriidentitas, masyarakat Gayo meyakini bahwa Tari Saman adalah jati diri atau identitas mereka, karena Saman sudah ada dan diwariskan secara turun temurun yang dilakukan mulai sejak anak-anak, pemuda bahkan sampai orang tua. Tari Saman ini juga menjadi budaya bagi masyarakat Gayo dan dilakukan secara berkelanjutan sebagaimana diuraikan sebelumnya, dengan kata lain tidak sekedar untuk mengisi kebutuhan akan seni tetapi sebagai adat yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan mereka, dengan Tari Saman sebagai budaya maka nila-nilai yang terdapat dalam Tari Saman itu sendiri akan selalu dihayati rakyatnya baik nilai agama maupun nilai adatnya. Saman sebagai hiburan, Tari Saman mampu menghibur penonton melalui syair yang dilantunkan dan gerakan yang meriah. Memancarkan keindahan seni yang dapat memukau setiap orang yang menontonnya dikarenakan setiap lirik yang terdengar, irama yang khas dari gerakan dan tidak sama dengan irama daerah lain sehingga penonton menikmati dan merasa terhibur pada setiap persembahannya. Saman sebagai pendidikan, dalam rangkaian saman dijumpai unsur pendidikan karena pada saman jejunten selain berfungsi sebagai hiburan dalam arti mereka menghibur diri. Tari Saman tersebut juga dijadikan sebagai ajang belajar dan berlatih tarian antara sesama teman atau dari yang senior. Pada kesempatan ini langsung atau tidak langsung mereka berbaur saling mengisi keterampilan dan kemahiran terutama pada pemula sehingga memiliki banyak variasi syair yang positif dari sekian banyak penari. Saman sebagai pelestarian budaya, para penari Saman sejak awal perlu menguasai nila- nilai dan norma-norma adat Gayo. Terlebih bagi yang menaungi tarian ini. Apalagi mereka penari yang diberi tanggung jawab untuk itu. Sistem yang dipegang teguh yaitu: a Adanya harga diri dalam arti menegakan kebenaran, kebijaksanaan dan tidak sombong. b Menegakkan kedisiplinan c Mandiri berarti meyakini budaya sendiri memiliki nilai yang tinggi tanpa harus meniru budaya lain d Kreatif dalam menciptakan kreasi baru tanpa meninggalkan sumber aslinya e Kompetitif, memiliki kemampua n daya saing yang tinggi Universitas Sumatera Utara f Berkualitas tinggi yang berarti hasil karya memiliki mutu yang dapat dihandalkan dan dapat dipertanggung jawabkan semua itu ditunjang dengan sistem norma yang ketat berupa adat. Tari Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik ungkap Salihin, karena menampilkan gerak tepuk tangan, tepuk paha dan tepuk paha yang menghasilkan bunyi sehingga bunyi tersebut menjadi irama. Seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring semua gerak ini dalam bahasa Gayo yang berarti bergoncang,menggelengkan atau menganggukan kepala,menggerakan badan kedepan dan kebelakang serta memutar kesamping selang-seling. Tari Saman dibentuk menjadi dua baris orang yang bernyanyi sambil bertepuk tangan dan semua penari Tari Saman harus menari dengan harmonis. Tari Saman biasanya memiliki tempo yang semakin lama semakin cepat agar Tari Saman lebih menarik. Pada umumnya Tari Saman dimainkan oleh belasan atau puluhan bahkan pernah dilakukan oleh ribuan orang laki-laki, paling sedikit dilakukan oleh sembilan orang dan jumlahnya harus ganjil agar terlihat lebih indah. Salihin mengatakan bahwa ada beberapa macam jenis Tari Saman: Saman jejunten, Saman jalu, Saman hiburan, Saman njik, Saman ngerje, dan Jamu Saman sesuai cara dan tempatnya yaitu, Saman jejunten adalah tarian yang dilakukan pemuda dengan cara duduk berjuntai diatas pohon kelapa yang sudah rebah atau sengaja ditebang untuk tempat Saman. Samanjejunten dianggap sebagai latihan dan susunan atau posisi dilakukan secara sembarang. Saman jejunten ini merupakan salah satu kesempatan untuk mengarang atau membuat lagu baru oleh pemain saman dan gerakan selalu didiskusikan, sehingga lahir gerak baru, biasanya saman jejunten ini melibatkan anak lajang yang masih suka keluyuran malam, sebelum tidur mereka mencoba memainkan saman dihalaman rumah sambil menunggu kawan-kawan yang belum datang. Samanjalu adalah Tari Saman yang diperlombakan, biasanya dilakukan pada hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia serta pada acara-acara pemerintahan lainnya seperti memperingati hari sumpah pemuda, hari guru, hari pendidikan nasional, bahkan sampai hari ulang tahun daerah untuk memeriahkan suasana acara, saman jalu dipersembahkan satu per satu diatas panggung dan dinilai oleh dewan juri yang berperan aktif dalam pengembangan budaya daerah, seperti kepala dinas pariwisata, tokoh masyarakat dan ketua adat. Penilaian dilakukan Universitas Sumatera Utara terhadap adab dalam keseragaman gerak, kesopanan syair Redet ketetapan waktu, tertib, inovasi dan penguasaan panggung. Saman hiburan ialah tari saman yang dipersembahkan untuk menyambut dan menghibur para tamuundangan pada acara-acara tertentu Saman hiburan ini, syairnya biasanya berisi sanjungan dan pujian terhadap tamu yang hadir. Samannjik yaitu Tari Saman yang dilakukan pada saat mengirik atau merontok padi jamu njik. Njik berarti mengirik padi dengan kaki. Saman njik ini dilakukan pada saat istirahat merontok padi. Tari Saman dilakukan pada posisi duduk diatas pematang atau bendungan air pada sawah patal sawah. Kegiatan mengirik padi ini semakin meriah bila ada pemuda datang dari kampung lain bersama pemuda setempat mengirik padi. Keikutsertaan pemuda dari kampung lain tersebut, karena ada salah seorang dari keluarga dekat diantara pemuda tersebut menikah dengan salah seorang warga kampung lain. Kerabat tersebut meminta berunger kepada pemuda ini agar membawa temannya untuk mengirik padi. Saman Njik sekarang ini sudah langka dilakukan, karena cara mengirik padi dengan kaki secara gotong royong sudah digantikan dengan mesin perontok padi. Sebagai akibatnya tradisi yang sudah lama ada mulai punah dengan adanya teknologi muktahir. Samanngerje atau Saman kumah sara adalah tarian yang dilakukan untuk memeriahkan pesta pernikahan. Ngerje artinya pesta pernikahan. Jadi, Tari Saman yang dilakukan adalah untuk mengisi acara disela-sela berlangsungnya upacara pernikahan. Tari Saman ngerje disebut juga dengan Saman kumah sara. Bentuk Saman ini tidak formal karena dalam pelaksanaannya tidak memerlukan kostum tarian secara lengkap. Selain itu gerakan juga tidak mesti berurutan, seni suara yang ditampilkan tidak selengkap yang ada dalam Saman formal dan memulai gerakan siapa saja boleh terkecuali wanita. Jamu Saman adalah Saman yang dilakukan dengan mengundang pemuda kampung lain untuk menari Saman semalam suntuk. Jamu Saman ini juga dapat dibagi dua macam yaitu Jamu Saman sara Ingi dan Jamu Saman Roa Ingi. Pada Jamu Saman Sara Ingi, menari Saman roa ingi menari Saman dilakukan selama dua hari dua malam. Pada saat berlangsung jamu samanini masing-masing mencari serinen saudara. Jamu Saman ini dilakukan secara bergantian, biasanya Universitas Sumatera Utara melalui proses yang panjang pemuda kampung harus mengadakan musyawarah dari kampung mana yang akan dipanggil untuk menjadi jamu tamu. Pada acara jamu Saman yang akan datang serta membawa batil tepak sirih lengkap dengan isinya, kemudian pemuda kampung yang diundang juga melakukan musyawarah guna untuk menjawab undangan dari kampung lain, apakah undangan itu dipenuhi atau tidak, setelah undangan dipenuhi terjadilah musyawarah dua desa kapan waktu yang akan dilaksanakan suapaya persiapan Tari Saman dan kebutuhannya terpenuhi, sampai pada saat yang ditentukan desa tamu datang dan disambut dengan didong alo tepuk tangan sambutan sebagai tanda kegembiraan menyambut tamu undangan, setelah itu terjadi pemilihan serinen saudara dan dibawa kerumah masing-masing. Setiap pemain Tari Saman memiliki nama sesuai dengan posisi yang ditempati dalam pasukan barisan yaitu penangkat, pengapit, penupang lah, penyepit, anggota dan penupang iwih. Penangkat adalah syeh orang yang mengatur gerak, perpindahan lagu, memulai gerak, menghentikan gerak, sek untuk pengaturan dan memilih redet yang dilantunkan atau ketua dalam Tari Saman. a Pengapit adalah penari yang berada pada kiri dan kanan penangkat. Pengapit ini bertugas untuk membantu bila penangkat ada kekeliruan. b Penupang lah ialah penari yang berada disamping kiri pengapit baris kiri dan disamping kanan pengapit baris kanan. c Penyepit adalah penari yang biasa berada atau mendukung gerak tari yang dikomandoi pengangkat. d Anggota ialah penari Saman yang berada diantara penyepit dengan penupang iwih. e Penupang iwih berfungsi untuk menahan gerakan dari tengah supaya tampak kompak dan bersatu. Pakaian yang digunakan oleh para penari saman yaitu, bulung teleng atau tengkuluk dasar kain hitam empat persegi. Dua segi disulam dengan benang seperti baju, sunting kepies, baju pokok baju kerawang baju dasar warna hitam, disulam benang putih, hijau dan merah, bahagian pinggang disulam dengan kedawek dan kekait, baju bertangan pendek celana, kain sarung, topong gelang dan sapu tangan. Begitu pula halnya dalam penggunaan warna, menurut tradisi mengandung nilai-nilai tertentu, karena melalui warna menunjukkan identitas para Universitas Sumatera Utara pemakainya. Warna-warna tersebut mencerminkan kekompakan, kebijaksanaan, keperkasaan, keberanian dan keharmonisan. Informan II Armadasyah Armadasyah atau yang biasa dipanggil Pak Mada merupakan seorang penjahit atau pengerajin kerawang Gayo Lues dan kearawang Gayo Lut yang sudah terkenal dengan kesetiaannya menjahit kerawang dari 30 tahun yang lalu. Pak Mada ini pernah juga menjabat sebagai ketua Persatuan Gayo Lues di Takengon Aceh tengah kira-kira 40 tahun lalu dan Pak Mada ini asli dari Gayo Lues yang merantau ke Aceh Tengah untuk bersekolah. Pak Mada telah dipercaya oleh hampir seluruh lapisan masyarakat Takengon dan Gayo Lues sebagai pengrajin Kerawang Gayo dan kantor-kantor pemerintahan Takengon juga mempercayakan pada Pak Mada untuk membuat pakaian kerja yang bermotif Kerawan Gayo. Menurut Pak Mada kostum atau pakaian yang dikenakan penari Saman menunjukan ciri khas yaitu bermotif kerawang Gayo khususnya Gayo lues dengan warna dasar hitam dibordir dengan benang warna merah, kuning dan putih. Warna tersebut merupakan warna asal atau tradisional. Makna dari warna yang ada dalam kostum kerawang Gayo Lues adalah: a Kain dasar warna hitam berarti bumi kita ini. b Ukiran dalam warna putih melambangkan kesucian dan keikhlasan atau lambang dari pada ulama c Ukiran dalam warna hijau adalah petue atau orang tua pemberi nasehat d Ukiran dalam warna kuning melambangkan raja atau kejayaan e Ukiran dalam warna merah melambangkan keberanian atau aparat penegak hukum Pak Mada mengatakan ada beberapa motif kerawang gayo lues yaitu motif leladu, motif sesirung,motif putar tali, motif pucuk rebung,motif mata itik,motif gegaping, motif tulen iken,motif mun berangkat,motif sedebenang atau rempelis,motif tabur, motif bunge kipes, motif bunge lapan,motif tampuk manis, motif rino dan motif panah. Masing-masing dari morif itu ada makna tersendiri yaitu: Universitas Sumatera Utara a Motif leladu arti atau maknanya adalah lambang kebersamaan atau duduk sama rendah tegak sama tinggi. b Motif sesirung lambang saling membantu antara si miskin saling asah, saling asih dan saling asuh. c Motif putar tali lambang persatuan dan kesatuan. d Motif pucuk rebung adalah lambang keadilan dan dapat melindungi segenap lapisan masyarakat. e Motif mata itik adalah lambang petunjuk ulama tentang ilmu dunia dan akhirat serta lahir dan batin. f Motif gegaping adalah lambang ketaatan keberagaman dan setia mempertahankan adat istiadat dan budaya. g Motif tulen iken adalah lambang kewajiban membela diri sewaktu diserang tetapi mempunyai prinsip jangan memnganggu orang lain dan juga tidak diganggu. h Motif mun berangkat adalah lambang usaha memperbaiki kehidupan dengan perubahan sistem berdasarkan yang hak dan yang batil serta hijrah untuk mencari kehidupan yang lebih baik lepas berulo taring bera-i. i Motif sedebenang atau rempelis adalah lambang kejujuran, ketulusan hati dan keikhlasan kita. j Motif tabur adalah lambang daerah atau wilayah kekuasaan. k Motif bunge kipes mempunyai makna bahwa masyarakat memiliki hubungan dengan tuhan hablumminallah, manusia dengan manusia hablumminannas dan manusia dengan lingkungannya. l Motif bunge lapan adalah lambang struktur pemerintahan gayo dan kejurun. Kejurun itu adalah raja. m Motif tampuk manis adalah lambang struktru pemerintah yang lebih kecil seperti geucik- geucik dikampung dalam bahasa aceh. n Motif rino adalah lambang bisa menerima budaya lain tanpa merusak budaya Gayo itu sendiri. o Motif panah adalah lambang melindungi kelestarian ala adat. Universitas Sumatera Utara Adapun rincian kostum atau pakaian Tari Saman adalah sebagai berikut: a Baju yang digunakan penari Saman disebut baju kantong. Dibeberapa tempat baju ini dinamakan baju pokok dan baju kantong ini memiliki bentuk seperti baju tanpa. Baju kantong selalu dibordir dan semua motif kerawang lengkap didalamnya. b Topi yang dikenakan dikepala penari Saman disebut bualng teleng. Sebelumnya kain bulang teleng berwarna hitam, diberi bordir kerawang berbentuk persegi empat dan dilipat menjadi segitiga, kemudian dilipat lagi seperti melipat dasi pramuka dan ditinggalkan sedikit ujung segitiganya dan diikat dikepala. Dewasa ini bulang teleng dibuat langsung berbentuk melingkar dengan bordiran kerawang dan dapat dikenakan langsung dimasing-masing kepala penari. Sebagai tambahan bulang teleng dipakai sama untuk semua penari dalam satu group, selain itu tidak dibedakan antara satu dengan lainnya. c Aksesoris yang dikenakan dileher penari disebut ikotni rongok. Ikotni rongok tersebut terbuat dari kain berwarna merah atau kuning dan seukuran sapu tangan berbentuk persegi empat dilipat menjadi segitiga. Letak segitiganya ada yang ditempatkan ditengkuk atau leher bagian belakang seperti yang dikenakan oleh anggota pramuka. d Aksesoris yang diikat dipergelangan tanga disebut ikotni pumu. Ikotni pumu berbentuk kain warna merah atau kuning persegi empat. Ukurannya lebih kecil dari ikotni rongok yang dilipat menjadi segitiga. Cara mengikatnya bagian runcing sgitiga mengarah kebelakang telapak tangan. Namun, sekarang sudah banyak yang mengkreasikannya dengan dibordir kerawang berbentuk segitiga yang langsung direkatkan melingkar dipergelangan tangan. e Kain sarung yang khusus dibuat untuk Saman disebut pawak, berwarna hitam yang panjangnya hanya sebatas lutut. Pada umumnya pawak dikenakan pada Saman Jalu, sementara pada Saman lainnya lebih sering menggunakan kain sarung biasa yang dikenakan sebatas lutut bersama celana panjang atau tidak mengenakan sarung namun hanya menggunakan celana panjang. f Celana panjang yang dipakai penari Saman disebut suel naru dengan warna dasar hitam dibordir dengan kerawang. Pada bagian samping kaki kanan dan kaki kiri dengan motif Universitas Sumatera Utara emun beriring .sementara itu, pada bagian bawah keliling dibordir kerawang dengan motif leladu dan pucuk rebung. g Aksesoris lainnya adalah hiasan berupa daun dan tanaman yang diselipkan pada topi atau bulang teleng disebut tajuk. Dulunya yang diselipkan itu adalah kepies, yaitu tanaman yang daunnya berwarna hijau tumbuh dihutan seperti daun pandan. Namun, sekarang ini kepies sudah langka sebagai akibatnya digantikan dengan daun pandan atau daun suji. Bahkan, untuk lebih memudahkannya diselipkan daun plastik yang mirik kepies. Daun plastik ini dimanfaatkan untuk pertunjukan yang tempatnya jauh dan sulit untuk mencari daun segar pada saat diperlukan. Informan III H. M. Syarif Sabdin Bapak Syarif Sabdin lahir di Blankejeren tepatnya di kampung Rikit Gaib 72 tahun silam, yang pada saat ini bertempat tinggal di blangmersa Takengon Aceh Tengah. Bapak Syarif pernah menjadi penasehat di Formagalus Forum Mahasiswa Gayo Lues di Takengon, beliau mengetahui seluk beluk mengenai Aceh Tengah dan Aceh tenggara yang pada zaman dahulu satu kabupaten dengana Kuta Cane, Blangkejeren dan Bener Meriah yang dikepalai oleh seorang Bupati. Setelah berubah situasi pemerintahan, masyarakat Gayo berjuang untuk pemekaran daerah, namun pada saat itu tidak ada jalan menuju Kuta Cane, kemudian untuk membangun Kuta Cane dibawalah orang-orang ahli dari Takengon yang berasal dari blangkejeren. Dengan adanya perubahan pemerintahan dan pemekaran maka Tari Saman itu menjadi milik Gayo Lues karena disanalah Tari Saman berawal yaitu dari kampung Rikit Gaib. Tari Saman tersebar di Takengon dan Bener Meriah karena proses perpindahan penduduk. Menurut pengetahuan bapak Syarif asal usul Tari Saman bermula pada zaman-zaman penyebaran agama Islam masuk ke Aceh yang konsukuen terhadap pelaksanaan syariat islam. Seorang tokoh yang bernama syeikh saman adalah seorang figur yang mempunyai jiwa seni, memahami tentang agama Islam, disamping itu ia memiliki rasa tanggung jawab untuk menyatukan budaya ini sehingga kita mempunyai semangat untuk berjuang. Berjuang dalam menegakan agama Allah SWT dan berjuang untuk melawan penjajah. Universitas Sumatera Utara Syeikh Saman ini membuat lantunan Saman yang timbul dari semangat menegakan agama Islam sehingga dia muncul sebagai figur yang menciptakan lagu yang diawali dengan menyatukan jiwa membesarkan Allah SWT, dengan kalimat “laillah hailallah, allah huakbar”, kemudian baru ditambah dengan pantun-pantun yang lainnya untuk menyatukan semangat, menguatkan iman dan memberikan suatu dorongan kepada generasi muda agar tetap mencintai negeri tercinta ini. Tari Saman juga merupakan pemersatu, Tari Saman dapat menyatukan beberapa pemikiran-pemikiran dalam masyarakat, menyatukan kelompok-kelompok yang berselisih dan menumbuhkan rasa sosial. Mengenai gerak Tari Saman sebetulnya itulah cirikhas yang diciptakan, karena tanpa satu gerak yang sama dan kebersamaan maka itu bukan Tari Saman. Tari Saman itu memiliki gerak yang spesifik tidak terdapat pada tari-tari lain. Menurut Pak Syarif Tari Saman hanya boleh dilakukan oleh laki-laki, tidak boleh dilakukan oleh perempuan, karena Saman ini berjiwa kesatria disamping itu dilandasi denga agama bahwa perjuangan itu lillah, ikhlas karena Allah SWT dan betul-betul berjuang mengharapkan ridha Allah SWT dan jumlahnya ganjil, kemudian saman ini hanya ada di Gayo. Menurut Pak Syarif mengapa Tari Saman itu semakin lama semakin cepat temponya, karena untuk memperindah tarian dan menunjukan bahwa semangat itu semakin lama semakin membara. Saur adalah suatu ucapan yang pertama diucapkan oleh syeh dengan tenang, lamban dan mengisi semangat, kemudian melafazkan ayat-ayat al-quran dua kalimat syahadat setelah saur maka tempo semakin cepat begitu pula dengan syair dan gerakannya. Dizaman sekarang Saman ini terbagi dalam beberapa bentuk seperti hiburan, lantunan muda-mudi dan nasehat. Tari Saman berperan sebagai media dakwah, Saman sebagai jati diri identitas, masyarakat Gayo meyakini bahwa Tari Saman adalah jati diri atau identitas mereka, karena Saman sudah ada dan diwariskan secara turun temurun yang dilakukan mulai sejak anak-anak, pemuda bahkan sampai orang tua, Saman sebagai hiburan, Saman sebagai pendidikan dan Saman sebagai pelestarian budaya semua memiliki makna yang berkaitan dengan agama, sopan santun dan nasehat. Tari Saman ini juga sudah diakui oleh UNESCO dan perkembangannya sudah sampai mancanegara. Universitas Sumatera Utara Informan IV Rasidan Rasidan merupakan lulusan sarjana jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Gajah Putih Takengon, Aceh Tengah angkatan 2010, yang sekarang bekerja sebagai seorang penyiar radio SLA Fm 105,6 mhz dan wartawan media online di Takengon. Rasidan ini berasal dari Blangkejeren, ia adalah salah satu anggota Persatuan Gayo Lues yang berada di Takengon dan juga sebagai anggota aktif Tari Saman yang berada di Takengon Aceh Tengah. Rasidan sudah beberapa kali ikut bermain Saman diberbagai daerah di indonesia, dan bahkan beberapa bulan yang lalu aktif sebagai pelatih Tari Saman di Sekolah Dasar. Rasidan mengatakan selama ia mengikuti Tari Saman ia sudah mengalami semua kedudukan pada Tari Saman seperti menjadi sebagai penangkat, pengapit, penupang lah, penyepit, anggota dan penupang iwih. Ia mengatakan bahwa seluruh masyarakat Gayo Lues mengetahui seluk beluk Tari Saman, bawasannya Tari Saman itu bermula pada zaman dahulu merupakan hanya tarian biasa yang dibawakan oleh syeh Saman, kemudian saman ini berfungsi pada waktu itu sebagai salah satu media dakwah karena pesan-pesan yang disampaikan didalam Tari Saman itu berbentuk dakwah atau ajakan. Zaman dahulu Saman itu dilakukan ketika memperingati hari-hari besar seperti Maulid Nabi, tetapi sekarang Tari Saman ini dilakukan bukan hanya untuk memperingati hari-hari besar, tetapi acara-acara pemerintahan dan acara-acara biasa dalam masyarakat Gayo pasti ada Tari Saman. Lagu-lagu atau syair yang dilantunkan pada zaman dahulu berbentuk dakwah sedangkan sekarang sudah berbentuk hiburan seperti pantun-pantun yang menghibur dan berisikan pantun yang mendidik dan sopan. Saman sebagai jati diri merupakan bentuk identitas diri masyarakat Gayo Lues karena Saman sudah ada dan diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang. Tari Saman ini menjadi indentitas bagi masyarakat Gayo karena keberadaannya sudah diakui oleh UNESCO, pada saat ini dunia sudah mengakui Tari Saman dan dapat menjadi tanda pengenal bagi masyarakat gayo walaupun sangat sedikit buku mengenai Tari Saman ini. Saman sebagai hiburan merupakanadalah saman yang dipertunjukkan diatas panggung, saman inilah yang sering muncul sebagai suguhan hiburan. Saman ini menjadi semi formal karena sebagian besar dari kaedah yang ada perlu dipenuhi. Universitas Sumatera Utara Saman sebagai pelestarian budaya, para penari Saman sejak awal perlu menguasai nila- nilai dan norma-norma adat Gayo. Agar crikhas dari Tari Saman tersebut tidak hilang seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman. Gerakan dalam Tari Saman yang semakin lama semakin cepat itu hanya agar Tari Saman itu terlihat lebih menarik untuk dilihat oleh banyak orang. Gerakan dan syair yang semakin cepat membuat penonton semakin bersemangat untuk menontonnya, pada saat gerakan sedang cepat- cepatnya tiba-tiba penari Saman, berhenti serentak dan membuat penonton penasaran mengapa tariannya berhenti seketika dan penonton mengira bahwa telah selesai Tari Saman itu dilakukan. Berhenti secara tiba-tiba dalam tempo yang cepat gunanya untuk menarik perhatian penonton dan mengira bahwa telah selesainya Tari Saman. Gerakan Tari Saman seperti surang-saring adalah gerakan badan ke depan-ke belakang secara selang-seling sehingga terlihat seperti bentuk huruf V jika dilihat dari atas, kemudian ada gerakan lingang gerakan lingang ini adalah gerakan mengerakan kepala seperti mengelengkan kepala ke kanan dan ke kiri dengan menghadap arah yang sama seluruh anggota Tari Saman, terlihat seperti garis lurus, lalu gerak geruncang yaitu gerakan yang dilakukan seperti berguncang dimana tepukan tangan ke paha dan dada serta sedikit menguncangkan badan dan ini dilakukan saat tempo gerakan sedang cepat dan gerakan kirep yaitu gerakan tangan kedada denga posisi duduk penari menghadap kearah depang tanpa menyamping ataupun setengah direbahkan kebelakang. Bentuk Tari Saman hanya satu yaitu duduk, tetapi pormasinya terkadang dibuat menjadi dua baris anggota Tari Saman namun tetap pada posisi duduk dan rapat yang masih tergolong gerakan surang saring. Tahapan syair yang dilakukan dalam Tari Saman menurut Rsidan ialah diawali dengan Syair rengum. Rengum adalah dengungan sebelum masuk pada gerakan pertama dalam Tari Saman “emmmmmm” yang kemudian di ikuti dengan syair redet itu biasanya dinyanyikan oleh satu orang yaitu syeh yang berada pada barisan tengah para penari Saman. Liriknya seperti “ inile saman” yang kemudian diikuti atau diulangi lagi oleh seluruh penari untuk mengucapkan lirik tersebut, inilah yang biasa disebut dengan tahapan syair saur, kemudia masuk kepada tahan syair berikutnya yaitu sek merupakan teriakan yang melengking yang dilakukan oleh pemimpin Tari Saman yang biasa disebut penangkat. Sek ini bisa saja digantikan oleh pengapit yang ada Universitas Sumatera Utara dikanan kiri penangkat jika seorang penangkat tidak bisa meneriakan syair secara melengking, fungsi dari pada sek ini adalah untuk menggantikan lagu yang pertama ke lagu berikutnya. Rasidan mengatakan bahwa Tari Saman itu memiliki jenis seperti Saman Jalu. Saman jalu ini dilakukan dikampung-kampung antara dua group Tari Saman dari kampung yang berbeda, misalnya group A dilombakan dengan group B, dimana group A dan B ini dibuat berbaris saling berhadapan, kemudian group A terlebih dahulu menampilkan atau menunjukan kemampuannya kemudian diikut enging dalam bahasa Gayo Luesdengan group B apakah bisa mengimbangi lawannya dan begitu seterusnya sampai terlihat group mana yang lebih bagus dalam gerakan, kecepatan, syair, kekompakan dan teganga rasa dalam bersaman. Ritual khusus yang dilakukan sebelum memulai Tari Saman adalah berdoa agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, karena Tari Saman tidak hanya dilakukan disatu tempat saja, sebelum tampil penari Saman memperkenalkan diri dulu seperti, Samannya berasal dari mana, tujuannya apa dan ucapan terima kasih kepada yang mengundang atau yang mengadakan acara tersebut. Menurut Rasidan pakaian yang dikenakan oleh penari Saman dapat memperindah suara tepukan dan suara tepukan terdengar lebih keras dan kencang dibandingkan baju kaos, kemeja dll yang bisa dikenakan sehari-hari. Rasidan juga mengingatkan bagi pemula yang mengikuti atau berlatih Saman harus diajarkan secara pelan-pelan karena belum terbiasa bisa membuat pening saat melakukan setiap gerak-gerakannya. Kostum yang digunakan penari Saman adalah baju kantong. Dibeberapa tempat baju ini dinamakan baju pokok dan baju kantong ini memiliki bentuk seperti baju tanpa tangan. Topi yang dikenakan dikepala penari Saman disebut bualng teleng. Kain bulang teleng berwarna hitam, dibordir kerawang dibentuk menjadi segitiga yang diikat dikepala. Aksesoris yang dikenakan dileher penari disebut ikotni rongok. Ikotni rongok tersebut terbuat dari kain berwarna merah atau kuning dan seukuran sapu tangan berbentuk persegi empat dilipat menjadi segitiga. Letak segitiganya ada yang ditempatkan ditengkuk atau leher bagian belakang seperti yang dikenakan oleh anggota pramuka. Aksesoris yang diikat dipergelangan tanga disebut ikotni pumu. Ikotni pumu berbentuk kain warna merah atau kuning. Ukurannya lebih kecil dari ikotni rongok dilipat menjadi segitiga. Universitas Sumatera Utara Kain sarung atau pawakdalam bahasa Gayo, berwarna hitam dilipat hingga panjangnya hanya sebatas lutut. Celana panjang yang dipakai penari Saman disebut suel naru dengan warna dasar hitam dibordir dengan kerawang. Pada bagian samping kaki kanan dan kaki kiri dengan motif emun beriring .sementara itu, pada bagian bawah keliling dibordir kerawang dengan motif leladu dan pucuk rebung. Aksesoris lainnya adalah hiasan berupa daun dan tanaman yang diselipkan pada topi atau bulang teleng disebut tajuk. Daun kepies atau daun pandan biasanya yang dipakai untuk tajuk ini, namun sekarang jika anggota penari Saman nampil Saman dilokasi yang jauh seperti luar kota atau luar negeri maka yang dipakai untuk tajuk ini adalah daun tiruan yang terbuat dari plastik atau kertas. Rasidan mengatakan ada beberapa macam jenis Tari Saman yaitu, Saman jejunten adalah tarian yang dilakukan pemuda dengan cara duduk berjuntai diatas pohon kelapa yang sudah rebah atau sengaja ditebang untuk tempat Saman. Tari Saman ini dilakukan hanya dalam waktu luang sembari berlatih. Saman jaluadalah Saman yang dilakukan untuk memeriahkan suatu acara seperti memperingati hari kemerdekaan. Saman hiburan ialah tari saman yang dipersembahkan untuk menyambut dan menghibur para tamuundangan pada acara-acara tertentu Saman hiburan ini, syairnya biasanya berisi sanjungan dan pujian terhadap tamu yang hadir. Saman njik yaitu saman yang dilakukan untuk mengisi waktu luang ketika ada kegiatan menggirik padi. Saman ngerje adalah tarian yang dilakukan untuk memeriahkan pesta pernikahan. Ngerje artinya pesta pernikahan. Jamu Saman adalah Saman yang dilakukan dengan mengundang pemuda kampung lain untuk menari Saman semalam suntuk. Jamu Saman ini juga dapat dibagi dua macam yaitu Jamu Saman sara Ingi dan Jamu Saman Roa Ingi. Pada Jamu Saman Sara Ingi, menari Saman roa ingi menari Saman dilakukan selama dua hari dua malam. Pada saat berlangsung jamu samanini masing-masing mencari serinen saudara. Jamu Saman ini dilakukan secara bergantian, biasanya Universitas Sumatera Utara melalui proses yang panjang pemuda kampung harus mengadakan musyawarah dari kampung mana yang akan dipanggil untuk menjadi jamu tamu. Informan V Muktaruddin Tari Saman asal mulanya dari awal penyebaran agama islam di Aceh khususnya pada daerah Gayo yatitu Takengon Aceh Tengah, Gayo Lues Aceh Tenggara dan Bener Meriah. Pada saat itu ketiga kabupaten ini masih bergabung dengan satu kepala daerah yaitu Bupati, kemudian terjadi pemekaran daerah sehingga terbagi menjadi tiga kabupaten. Menurut bapak Muktaruddin Tari Saman ini sudah ada dari sebelum beliau lahir dan sudah mendarah daging di Gayo Lues, lalu pak Muktaruddin juga mengatakan bahwa Tari Saman ini sudah diceritakan, diajarkan dan ditanamkan kepada masyarakat Gayo Lues pada saat mereka masih kanak-kanak. Rakyat Gayo Lues berasal dari suku Gayo, satu suku dengan Gayo Lut dan Gayo Deret yang ada di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah, namun Saman hanya ada di Gayo Lues dan berkembang pula di Gayo Lukup di Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Aceh Tamiang yang dialek bahasanya sama dengan Gayo Lues dan masih ada pertalian saudara dengan Gayo Lues. Sedangkan di Gayo Lut dan Gayo deret tidak terdapat dan tidak dikenal kesenian saman, Walaupun Linge yang diperkirakan sebagai asal muasal suku Gayo, tidak menurunkan benang merah kesenian yang sama ke sub suku yang ada, namun saat ini Tari Saman berkembangan juga di Takengon dan Bener Meriah karena perpindahan penduduk. Menurut cerita atau kekeberendalam bahasa Gayo Tari Saman pertama kali diperkenalkan oleh Syeh Saman yang pada masa itu menyebarkan Agama Islam di Aceh. Syeh Saman ini diketahui berasal dari Medinah Arab Saudi, seorangpendiri ajaran tarekat sammani- yyah. Menurut pak Muktaruddin cerita Syeh Saman ini dari zaman dahulu selalu dikaitkan dengan awal mulanya Tari Saman. Hubungan antara saman yang ada di Gayo Lues dengan ajaran tarekat tidak diketahui kapan bermula dan berakhirnya, karena pada dekade terakhir ini tidak ada tanda-tanda hubungannya dengan ajaran tarekat. Ajaran tarekat memang ada dan eksis di kalangan tertentu di Gayo Lues, yang disebut dengan Suluk dan jumlah anggotanya hanya sedikit. Berdasarkan informasi yang disampaikan pak Muktaruddin yang didapatkan dari narasumber lain menyatakan Universitas Sumatera Utara dalam kesehariannya tidak ada hubungannya sama sekali dengan keberlangsungan saman baik dalam penghayatan agama maupun dalam pengembangan saman di kampung masing-masing ataupun untuk tingkat Gayo Lues. Kendati diyakini bahwa saman berasal dari Gayo Lues, namun demikian saman sangat bermakna ketika dihubungkan dengan seorang ulama seperti Syeh Saman, karena dengan pelabelan tersebut semakin memperkuat keberadaan Saman sebagai media dakwah, di mana orang Gayo Lues adalah beragama Islam, termasuk samannya sebagai media dakwah bernuansa Islami, antara lain materi nyanyiannya sebagian adalah bernapaskan Islam. juga sangat berarti bagi para penari dituntut untuk menghayati makna yang diucapkan dalam seni suara yang terdapat dalam saman tersebut. Dengan menghayati pesan agama tersebut semakin menambah semangat dan energi bagi penarinya. Saman sangat merakyat di Gayo Lues, saman merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan masyarakat Gayo Lues. Saman sudah diperkenalkan dan diajarkan sejak balita, kemudian pada tahap anak-anak mereka mencari bentuk saman dengan belajar dan berlatih, pada masa pemudalah saman dilakukan secara penuh, sedangkan orang tua berupaya membina keberadaan saman untuk keberlangsungannya. Sebagai contoh, pada fase balita maka orang tualah yang berperan dalam memperkenalkan Saman kepada balita laki-lakinya sejak dini, ketika sedang memangku anak balita atau cucu balitanya mereka memapahkan tangan secara bersilang dari paha ke dada sambil menggelengkan kepala. Gerak yang dipapah adalah gerakan ringan dari saman, bilamana sang balita sudah dapat menirukan gerak tersebut alangkah bahagianya orang tua. Dengan adanya dukungan moral orang tua ini semakin memberi kepercayaan diri bagi balita untuk meneruskan- nya dan setiap ada perkembangan baru selalu direspon positif orang tuanya. Manakala beranjak ke fase anak-anak, mereka sudah terbiasa dengan melakukan saman karena sejak balita sudah diperkenalkan dengan saman, sehingga ketika di sela-sela bermain mereka duduk merapat untuk menari saman ataupun saat mandi di sungai mereka menari saman di sela-sela mandinya di atas pasir pinggir sungai, atau sedang di ladang selalu menari saman, ketika menggembalakan kerbau mereka duduk menyamping di atas kerbau menari saman juga. Anak semakin bersemangat dan sangat menghayati tarian saman ketika setiap gerakan diiringi dengan nyanyian yang disebut dengan jangin dan sekali-sekali diselingi dengan lantunan merdu Universitas Sumatera Utara melengking berirama khas yang disebut sek.Pada pase anak-anak ini bila sudah berkumpul dua orang anak atau lebih maka untuk mengisi waktu luangnya sambil bercengkrama, secara spontan duduk merapat membuat gerak saman diiringi lantunan syair dengan irama khas yaitu tepukan dada dan paha. Adat tidak membenarkan perempuan untuk menarikannya, untuk perempuan ada tarian tersendiri. Syarat yang pertama penari saman adalah laki-laki, tidak dibenarkan penarinya perempuan, karena secara fitrah dan kodrat perempuan tidak mungkin bermain saman dengan memukul dada dengan keras untuk mengeluarkan suara seperti suara gendang. Tidak dibenarkannya perempuan menarikan saman di daerah asalnya, mengingat tarian ini pada awalnya lembut namun pada saat lainnya bergerak dengan cepat, memukul paha dan dada dengan keras, dan tarian ini bermuara kepada pertandingan, yang di dalam pertandingan, segenap kemampuan dan keahlian dikerahkan oleh penarinya termasuk memukul paha dan dada dengan keras untuk mengeluarkan suara seperti suara gendang. Bahkan ada yang menggabungkan perempuan dengan laki-laki, hal ini sangat bertentangan dengan nilai yang terdapat di Gayo Lues, mengingat rakyat Gayo Lues beragama Islam tidak akan pernah menggabungkan antara laki-laki dengan perempuan yang bukan muhrim karena hukumnya haram, dan bertentangan dengan adat, bahkan dengan muhrimpun tidak bisa karena terlarang menurut adat atau kepercayaan dalam bahasa Gayo sumang. Jumlah pemain ganjil misalnya 13 orang, bisa ditambah menjadi 15 orang, dapat juga 17, 19, 21 orang dan seterusnya. Perlunya berjumlah ganjil dalam saman, karena yang berada di tengah adalah koordinatornya yang disebut penangkat. Disamping bertugas untuk mengkoordinir gerak dan seni suara, juga menjadi penyeimbang jumlah yang ada, artinya yang berada di sebelah kanan dan kirinya berjumlah yang sama. Posisi tarian duduk berlutut duk dan berjejer dalam satu barisan dengan saling bertemu bahu. Saman tidak dilakukan dalam posisi jongkok atau berdiri. Jikalau dilakukan dalam posisi selain duduk, bukan lagi disebut dengan saman. Kostum yang digunakan menutup aurat, pada saman ada baju kantong baju yang dibiordir khusus untuk penari motifnya disebut kerawang yang menutup badan bagian atas, suel naru celana panjang motif kerawang, pawak sejenis kain sarung sebatas lutut dibordir, dilengkapi dengan aksesorir lannya untuk memperindah tampilan. Penari saman berperan dalam Universitas Sumatera Utara mengendalikan saman tarian dengan memadukan unsur seni tari dan seni suara. Artinya, tidak boleh dikendalikan dan dinyanyikan oleh orang yang berada di luar penari. Saman tidak menggunakan alat musik instrumen, suara musik dihasilkan dari bertepuk tangan tepok, memukul dada dan paha serta dari suara hasil gesekan ibu jari dan jari tengah kerték, sehingga tidak diperlukan alat rekaman untuk menyuarakan nyanyian. Gerakan utama menggerakan tangan dari paha ke dada arah sejajar atau bersilang, bertepuk tangan, menggelengkan atau menganggukkan kepala, menggerakan badan ke depan, ke belakang, memu- tar ke samping, selang seling, dan bergoncang. Dalam bahasa gayo yaitu surang-saring, lingang, kirep dan saur. Gerakan pada Saman merupakan satu kesatuan dari awal sampai akhir pementasan, yaitu antara satu gerakan lagu atau anakni lagu dengan gerakan lainnya tidak ada jedaberhenti walau sesaat. Nyanyian yang utama diawali dengan rengum suara bergumam “mmmm…” sambil menarik napas panjang, dengan maksud mendatangkan dorongan semangat dan kekuatan kepada diri penarinya, sehingga tidak akan dirasakan sakit ketika dada dipukul. Kemudian dering nyanyian penghayatan dengan mengucapkan lafal tauhid yaitu “assalammualaikum”. Dilanjutkan dengan redet dinyanyikan oleh penangkat atau syeh, saur nyanyian bersama mengikuti yang dinyanyikan dalam redet, dilengkapi dengan sek nyanyian dengan nada tinggi melengking. Tujuan dari saman adalah menjalin tali silaturrahim dan persaudaraan yang disebut beserinen. Sumpen ini tercermin pada saman yang dipertandingkan Saman Jalu khususnya dalam pesta rakyat Bejamu Saman. Meskipun tarian dipertandingkan yang dilakukan oleh dua kelompok secara berhadap-hadapan, dan diketahui pemenangnya, jurinya adalah penonton, namun kalah-menang bukan menjadi tujuan. Kalah-menang hanyalah sebagai hiasan dalam per- tandingan. Tujuan pertandingan adalah persaudaraan hakiki yang disebut dengan Beserinen. Setiap orang anggota rombongan saman akan mendapat seorang menjadi saudara angkat “serinen” yang harus ditanggungnya selama dua hari dua malam selama pertunjukan. Begitu sebaliknya, batasan kampung yang menjadi lawan main akan memperlakukan tamunya bak seorang raja.. Tata cara beserinen persaudaraan dalam pertandingan dilakukan secara adat dan diakui oleh hukum adat. Universitas Sumatera Utara Melalui tarian ini, persaudaraan semakin bertambah baik di pedesaankampung maupun di kota. Tarian ini tidak mengenal perbedaan atau batas kota dengan desa. Disamping itu, bagi kelompok yang siap untuk mengadakan perhelatan di desa atau di kota, terbuka lebar peluang untuk penyelenggaraannya. Tradisi ini begitu kuat sehingga mengakar dalam masyarakat Gayo. Bahkan, serinen atau saudara tersebut bisa saja berlanjut hingga bertahun-tahun, bahkan seumur hidup. Alhasil, masyarakat Gayo Lues secara keseluruhan hampir bisa dikatakan sebagai satu mata rantai persaudaraan yang sulit diputuskan. Menurut bapak Mukhtaruddin Saman yang ada di Gayo Lues ada beberapa jenis saman yaitu: Saman jejunten dianggap sebagai latihan dan susunan atau posisi dilakukan secara sembarang. Saman jejunten adalah sarana hiburan sehari-hari dan ajang latihan bagi pemuda, dalam suasana santai duduk berjuntai di atas pohon kelapa yang sengaja ditebang untuk kegiatan tersebut. Biasanya diawasi oleh orang tua dan paling sering dilakukan oleh anak-anak tapi tidak menutup kemungkin dilakukan oleh orang dewasa. Saman jejunten ini merupakan salah satu kesempatan untuk mengarang atau membuat lagu baru oleh pemain saman dan gerakan selalu didiskusikan, sehingga lahir gerak baru. Jamu Saman suatu rangkaian kegiatan pesta rakyat yang nama pesta itu sendiri adalah Bejamu saman dilaksanakan pada umumnya 2 hari 2 malam atau ada juga sehari semalam. Di dalam pesta ini bukan saja saman yang ditampilkan, tetapi juga kesenian lainnya, dan dilakukan dalam upacara adat dan berlaku hukum adat, namun dalam pesta rakyat ini yang paling dominan adalah pertandingan saman. Pertandingan saman yang dilaksanakan oleh lawan tanding dalam pesta sebelumnya sebagai balasan di kampungnya yang disebut Embeles bejamu saman. Embeles Bejamu ini, juga dilaksanakan secara adat dan berlaku hukum adat, sesuai dengan pembicaraan dan kesepakatan saat diundang mango menjadi tamu sebelumnya. Saman yang dipertandingkan oleh banyak kampung di satu tempat tertentu yang dilakukan pada tingkat Kecamatan ataupun pada tingkat Kabupaten dalam rangkaian Hari Raya Idul Fitri. Saman yang dipertandingkan ini disebut dengan saman belesan. Pola pertandingan ini hampir sama dengan pertandingan dalam olah raga, seperti dalam pertandingan bela diri yaitu berhadap-hadapan walaupun tidak langsung kontak, dengan jarak antara 2 sampai 4 meter. Penilaian terhadap pertandingan yang dilakukan dalam Saman jalu tidak Universitas Sumatera Utara dilakukan dengan formal, tidak ada juri untuk menentukan kemenangan. Yang menentukan menang atau kalah adalah masing-masing individu para penonton, sehingga pemenangnya dike- tahui oleh umum, karena dengan mudah diketahui kelompok mana yang menang, disini berlaku prinsip penonton adalah juri. Pemenang dari pertandingan tidak diumumkan pada akhir pertandingan, karena kembali kepada kaedah-kaedah sumpen dan fungsinya bahwa saman jalu pada saman pertandingan Bejamu saman bertujuan untuk mempererat persaudaraan dan tali silaturrahim. Meskipun demikian untuk mengetahui skor atau nilai bagi pemenang dari pertandingan terutama terhadap gerak lagu yang indah variatif dan inovatif, sedangkan untuk nyanyian yang merdu tidak melecehkan dan menghina lawan, namun nyanyian mengalir dengan syair yang tersusun rapi berirama merdu menarik hati adalah sebagai penunjang. Saman ngerje adalah saman yang dilakukan untuk memeriahkan pesta pernikahan, siapa saja bisa ikut dalam acara tarian ini, bentuknya tidak harus berbaris tetapi boleh melingkar dan dilakukan beramai-ramai tanpa harus memakai atribut lengkap penari saman. Tari Saman ini pada sekarang ini lebih formal, karena yang mempunyai hajatan menyewa para penari saman untuk memeriahkan acara pesta pernikahan. Saman enjik adalah saman yang dilakukan untuk mengisi waktu luang ketika ada kegiatan menggirik padi. Saman bepukes atau hiburan adalah saman yang dipertunjukkan diatas panggung, saman inilah yang sering muncul sebagai suguhan hiburan. Saman ini menjadi semi formal karena sebagian besar dari kaedah yang ada perlu dipenuhi. Saman jalu adalah saman yang ditampilkan masing-masing kelompok saman yang ada di Gayo Lues untuk dinilai oleh dewan juri tanpa lawan tanding. Saman ini juga menjadi semi formal karena sebagian besar dari kaedah yang ada perlu dipenuhi. Pak Muktaruddin mengatakan saman berperan dalam masyarakat Gayo Lues sebagai berikut: a Saman ini bermakna dan berfungsi sebagai media dakwah dan informasi. Sejak dari zaman dulu ketika penyebar agama islam masuk di Gayo Lues sudah memanfaatkannya dengan menitipkan pesan agama Islam dan pembangunan. Universitas Sumatera Utara b Saman berfungsi dan diyakini sebagai jatidiri atau identitas mereka. Dengan saman sebagai budaya maka nilai-nilai yang terdapat di dalam saman itu sendiri akan selalu dihayati oleh rakyatnya baik nilai agama Islam maupun nilai adat yang bersendikan Islam. c Saman berfungsi sebagai hiburan dan keindahan, dalam lirik dan gerakan saman terpancar keindahan dan estetika yang dapat memukau setiap orang yang menontonnya, karena setiap lirik yang terdengar berirama khas. Dari gerakan saman sangat memikat karena gerakannya banyak variasinya ditambah lagi ketika berselang seling dengan cepat, sepintas terlihat seakan-akan bisa berbenturan namun tidak akan terjadi karena setiap penari menempatkan diri pada posisi masing-masing. d Penegakan hukum, Di dalam semua jenis saman diperlukan penegakan hukum terutama pada saman sebagai pesta rakyat bejamu saman sangat jelas sekali berlakunya penegakan hukum. Upaya penegakan hukum sangat terasa dan jelas sekali ketika Kepala Kampung Pengulunte dari tuan rumah menyampaikan pesan adat yang disebut dengan keketar, yaitu apabila terjadi pelanggaran maka akan dikenakan sanksi atau hukuman sesuai dengan tingkat berat ringannya suatu pelanggaran. e Pemersatu, Saman ini menjadi sebuah alat pemersatu di kalangan masyarakat Gayo Lues sejak dari zaman nenek moyang, mempererat dan menyambung tali silaturrahmi, karena dalam pesta rakyat yang disebut Bejamu saman, walaupun sebagai ajang pertandingan antara dua kampung, namun bukan kalah menang yang menjadi tujuan, akan tetapi persahabatan yang disebut beserinen yang menjadi tujuan diatur dalam adat, dan berlaku secara turun temurun, sangatlah sesuai dengan firman Allah “Maka berlomba-lombalah kamu dalam berbuat kebaikan” f Pelestarian budaya, Para penari saman sejak awal perlu menguasai nilai-nilai dan norma- norma adat Gayo Lues yang menaungi tarian ini terutama diantara mereka yang diberi tanggung jawab untuk itu, guna terciptanya karya yang semakin memukau bagi penonton, tanpa meninggalkan filosofi dan makna dari tarian itu sendiri. Dibalik itu para penonton akan memberikan apresiasi tinggi atas terciptanya karya yang berakar pada nilai dan kaedah-kaedahnya. Universitas Sumatera Utara g Saman sebagai pendidikan, dalam rangkaian saman dijumpai unsur pendidikan karena pada saman jejunten selain berfungsi sebagai hiburan dalam arti mereka menghibur diri. Tari Saman tersebut juga dijadikan sebagai ajang belajar dan berlatih tarian antara sesama teman atau dari yang senior. Pada kesempatan ini langsung atau tidak langsung mereka berbaur saling mengisi keterampilan dan kemahiran terutama pada pemula sehingga memiliki banyak variasi syair yang positif dari sekian banyak penari. Universitas Sumatera Utara Tabel 3 Unit Analisis No. Nama Informan Unit Analisis Kesimpulan 1 Salihin Syahputra 6. Syair 7. Gerak 8. Simbol 1. Syair Tari Saman merupakan pesan dakwah, pesan-pesan pendidikan dan pesan moral kepada para pendengar dan juga kepada penari itu sendiri. 2. Tari Saman tidak menggunakan iringan alat musik, akan tetapi menggunakan suara dan gerakan dari penari, yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada, paha dan telapak tangan, seperti, gerak guncang, kirep, lingang dan surang- saring. 3. Pakaian yang digunakan yaitu pakaian daerah dengan ukiran kerawang, yang mencerminkan kekompakan, kebijaksanaa, keperkasaan keberanian dan keharmonisan. 2 Armadasyah 1. Simbol Pekaian yang dikenakan penari Saman menunjukan ciri khas yaitu kerawang Gayo khususnya Gayo Lues dengan warna dasar hitam dibordir dengan benang Universitas Sumatera Utara warna merah, kuning dan putih. Warna tersebut merupakan warna asal atau tradisional. Rincian pakaian Tari Saman yaitu: 1. Baju yang digunakan penari Saman disebut baju kantong. Topi yang dikenakan dikepala penari Saman disebut bualng teleng. 2. Aksesoris yang dikenakan dileher penari disebut ikotni rongok. 3. Aksesoris yang diikat dipergelangan tanga disebut ikotni pumu. 4. Kain sarung yang khusus dibuat untuk Saman disebut pawak, berwarna hitam yang panjangnya hanya sebatas lutut. 5. Celana panjang yang dipakai penari Saman disebut suel naru dengan warna dasar hitam dibordir dengan kerawang. Pada bagian samping kaki kanan dan kaki kiri dengan motif emun beriring .sementara itu, pada bagian bawah keliling dibordir kerawang dengan motif leladu Universitas Sumatera Utara dan pucuk rebung. 6. Aksesoris lainnya adalah hiasan berupa daun dan tanaman yang diselipkan pada topi atau bulang teleng disebut tajuk. Dulunya yang diselipkan itu adalah kepies, yaitu tanaman yang daunnya berwarna hijau tumbuh dihutan seperti daun pandan. 3 H.M. Syarif Sabdin 1. Syair 2. Gerak 3. Simbol 1. Tari Saman berperan sebagai media dakwah, yang disampaikan melalui syairnya dan Saman merupakan sebagai jati diri identitas masyarakat Gayo. Semua jenis Saman memiliki makna yang berkaitan dengan agama. 2. Gerakan yang semakin cepat menunjukan rasa semangat dan gerakan yang kompak itu mampu menyatukan beberapa pemikiran dalam masyarakat, menyatukan kelompok yang berselisih dan menumbuhkan rasa sosial. 3. Pakaian kerawang Gayo sebagai simbol atau tanda kebudayaan masyarakat. Ukiran dan warna memiliki makna yang berkaitan dengan jati diri masyarakat Universitas Sumatera Utara Gayo. 4 Rasidan 1. Syair 2. Gerak 3. Simbol 1. Tari Saman sebagai media dakwah, pemersatu bagi masyarakat Gayo Lues, yang semua syair dan jenis Saman memiliki makna yang berkaitan dengan agama. Saman juga media untuk mengingatkan akan peraturan dan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat. 2. Gerakan cepat menunjukan rasa semangat dan kompak mampu menyatukan kelompok. 3. Pakaian kerawang Gayo sebagai simbol atau tanda kebudayaan masyarakat. 5 Mukhtaruddin 1. Syair 2. Gerak 3. Simbol 1. Syair Saman ditentukan oleh tema sebuah acara. Dari berbagai jenis Tari Saman mungkin terlihat secara fisik sebagai hiburan, sedangkan hakikatnya masih dapat berjalan sebagai fungsi lain. salah satunya seperti kesatuan dan persatuan. 2. Gerakan sebagai alat musik untuk pelengkap irama dan syair yang dipersembahkan kepada orang lain penonton serta menunjukan rasa kebersamaan Universitas Sumatera Utara dan kekompakan. 3. Pakaian kerawang Gayo sebagai simbol atau tanda kebudayaan masyarakat baik diliat dari warna maupun ukirannya. Sumber: Hasil Penelitian 2016

4.2 Pembahasan