Objek Penelitian Apa arti dan fungsi dari gesekan ibu jari dan jari tengah?

Universitas Sumatera Utara BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi Rakhmat, 2007:24. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk mengambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai fenomena, realitas sosial yang ada dimasyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambar tentang kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu Burhan, 2008:49.

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian yang akan diteliti adalah Tari Saman. Tari Saman berasal dari provinsi Aceh. Tari saman adalah tari yang hidup, berkembang pada kebudayaan suku Gayo. Suku Gayo sendiri yakni salah satu etnik yang terdapat pada wilayah daerah Aceh, sebahagaian besar wilayahnya berada di Kabupaten Aceh Timur, khususnya Kecamatan Lokop, yang lazim disebut dengan Gayo Lut dan wilayah Kabupaten Aceh Tenggara, khususnya wilayah Blangkejeren,yang lazim di sebut Gayo Lues. Namun demikian, Tari Saman lebih merakyat dan berkembang di Kabupaten Aceh Tenggara khususnya pada etnik Gayo Lues di Blangkejeren dan Aceh Tengah Takengon. Kata Saman menjadi nama kesenian Gayo Lues karena orang yang pertama mengajarkan dan mengembangkan adalah syeh saman. Tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam Tari Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Suku Gayo. Selain itu tarian ini juga ditampilkan pada saat menyambut atau merayakan hari-hari besar agama. Dalam literatur menyebutkan Tari Saman di Aceh didirikan dan dikkembangkan oleh Syeh Saman seorang ulama. Tari Saman di tetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya tak Benda Warisan Manusia dalam sidang ke-6 komite antar-pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya tak Benda UNESCO di Bali, 24 November 2011. Universitas Sumatera Utara Tari Saman ditampilkan tidak menggunakan iringan musik, akan tetapi menggunakan suara tepuk tangan mereka yang dikombinasi dengan tepukan dada, tepukan paha dan gesekan ibu jari dengan jari tengah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang berada ditengah barisan disebut sebagai penangkat atau syeh. Syair yang nyanyikan merupakan syair yang mengarah kepada nasehat, pesan-pesan moral dan hiburan. Tahapan syair pada Tari Saman yaitu seperti, rengum,dering, sek, redet, saur. Rengum merupakan dengungan yang dilakukan pada awal lagu “mmmm….” Yang dilantunkan oleh syeh, dering merupakan rengum yang segera diikuti oleh seluruh penari, sek merupakan teriakan melengking seorang syeh atau bisa digantikan oleh pengapit yang berada dikanan dan kiri syeh, lalu redet merupakan syair singkat yang dilantunkan oleh syeh tanpa diikuti oleh penari biasanya berupa nasehat dan saur merupakan lagu yang dinyanyikan bersama seluruh anggota tari. Kostum yang digunakan oleh para penari adalah pakaian adat Gayo yang berupakan baju pokok, celana hitam, kain sarung sebatas lutut, kemudian bulang teleng yang dipakai dikepala dan tambahan daun kepies seperti daun pandan, gelang tangan yang berwarna merah atau kuning dan ikot rongok atau ikat leher seperti kalung tetapi sesuai lingkar leher.

3.3 Subjek Penelitian