Proses Interaksionisme Simbolik Pembahasan

Universitas Sumatera Utara mempersatukan masyarakat yang berselisih, bergotong royong, saling menghormati dan tidak egois. Pengarang memiliki ide untuk menyebarkan agama dengan cara bersama-sama saling membantu dijalan Allah SWT dengan cara berdakwah melalui seni. Simbol atau tanda dijadikan sebagai bahan analisis dimana dalam tanda terdapat makna sebagai bentuk pikiran atau referensi pesan yang dimaksud. Saman sebagai bahan analisis simbol atau tanda memiliki makna dari pengarangnya. Tari Saman memiliki beberapa jenis dan semua itu memiliki makna dan tujuan yang berbeda-beda. Tanda atau simbol berbentuk visual dalam Tari Saman yaitu syair yang dinyanyikan syeh sesuai dengan temanya seperti, Saman untuk berdakwah, Saman pendidikan, Saman Ngerje dan lain-lain memiliki isi syair dengan makna yang tidak sama.

4.2.3 Proses Interaksionisme Simbolik

Esensi interaksionisme simbolik adalah suatu aktifitas yang merupakan ciri khas manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna dalam Sobur, 2003:197. Pendekatan interaksionalisme simbolik memberikan banyak penekanan pada individu yang aktif dan kreatif ketimbang pendekatan-pendekatan teoritis lainnya. Pemaknaan Tari Saman dalam nilai-nilai islam berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan pada tanggal 25 April-14 Mei 2016 disanggar Persatuan Gayo Lues diAceh Tengah. Dalam observasi ini, penulis melihat dengan jelas dan nyata bahwa dalam Tari Saman tidak hanya menggerak-gerakan tubuh dan bermain pantun saja tetapi ada makna dan nilai-nilai islam yang terkandung didalamnya adapun nila-nilai islam dalam budaya Tari Saman gayo adalah: Dakwah menjadi makna utama dari Tari Saman, para penari sejak awal perlu menguasai nilai-nilai dan norma-norma adat Gayo, terlebih lagi yang menaungi tarian ini, apalagi penari yang diberi tanggung jawab, sistem nilai yang dipegang teguh adalah dapat diamati bahwa masyarakat gayo begitu antusias terhadap tarian yang diciptakan oleh nenek moyang mereka sehingga mereka selalu berusaha menjaga dan melestarikannya, seperti yang diungkapakan oleh Rasidan “pada zaman dahulu tari saman merupakan salah satu alat fasilitas berdakwah para ulama selain mimbar masjid atau meunasah” Didalam tari saman itu tidak hanya mengerak-gerakan tubuh dan memberikan persembahan yang mengagumkan sehingga menjadi perbincangan orang banyak akan tetapi ada Universitas Sumatera Utara nilai-nilai pendidikan yang terkandung didalamnya, tari saman juga dapat dijadikan tempat oleh orang-orang zaman dahulu sebagai media dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah yang berbentuk pendidikan islam biasanya pesan dakwah ini terdapat dalam syair-syair. Manusia bertindak atau bersikap terhadap manusia lainnya pada dasarnya dilatarbelakangi oleh pemaknaan yang mereka harapkan sama kepada manusia lain. Tentang apa yang diyakini sebagai kenyataan juga diyakini oleh penerima pesan, karena keyakinan yang diyakini itu akan membuat individu lain juga mempercayainya sebagai kenyataan. Makna juga diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan dengan orang lain. Tari Saman bermakna sebagai nilai persatuan,Saman menjadi sebuat alat pemersatu dikalangan masyarakat gayo sejak zaman nenek moyang tradisi Saman jalu antara desa dengan kota terus berlanjut untuk mempererat tali silaturahmi, melalui tarian ini persatuan semakin baik dipedesaan atau kampung maupun dikota, dalam memainkan Tari Saman memerlukan kekompakan, sehingga tarian tampak rapi dan menghibur, jika dalam tarian ini tidak ada kekompakan antara satu penari dengan penari yang lainnya maka tarian akan tampak kacau dan tidak berurutan, mulai dari kompak dalam gerakan, pakaian, nyanyian sampai pada pariasi yang digunakan dalam tarian tersebut. Makna pada Tari Saman sangat memegang teguh nilai persaudaraan, seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa jamu saman mengundang kampung lain secara bergantian pada saat berlangsung jamu saman ini masing-masing mencari sahabat serinen, seperti yang dikutip dari penjelasan bapak Muktaruddin, tradisi saman jalu yang dilakukan masyarakat gayo khususnya gayo lues ini tak terlepas dari anjuran islam. Pentingnya persaudaraan dalam menjalankan roda kehidupan baik dalam ruang lingkup keluarga, daerah bahkan negara sekalipun disisi lain saman juga mampu mengikat tali silaturrahmi antara desa dengan desa, antara keluarga dengan keluarga dan antara individu dengan individu sehingga silaturrahmi tersebut mengikat sampai tujuh turunan. Makna berasal dari hasil proses negosiasi melalui penggunaan bahasa dalam perspektif interaksionisme simbolik. Pada Tari Saman bahasa yang dominan digunakan adalah bahasa Gayo dan ayat-ayat al-quran karena pada dasarnya Saman dilakukan untuk berdakwah menyebarkan agama Islam. Universitas Sumatera Utara Tari Saman yang pada awalnya sebagai media dakwah kini telah berkembang sebagai pendidikan, proses interaksi sosial dan bertukar pikiran membentuk makna baru pada Tari Saman. Tari Saman bermakna dan berperan dalam masyarakat Gayo sebagai sarana pendidikan, karena pada syair-syairnya terdapat nasehat pendidikan dan moral. Nasehat pendidikan dan moral membentuk konsep diri para penari maupun pendengarnya, karena manusia bukanlah satu- satunya organisme yang bergerak dibawah pengaruh perangsangan entah dari luar maupun dari dalam melainkan dari organisme yang sadar akan dirinya. Simbolisasi tidak secara mentah diterima dari dunia sosial oleh individu, tetapi pada dasarnya sesorang mencernanya kembali dalam proses berpikir sesuai dengan persfektif masing-masing. Komunikasi adalah proses interaksi simbolik dalam bahasa tertentu dengan cara berpikir tertentu untuk pencapaian pemaknaan tertentu pula, di mana kesemuanya terkonstruksikan secara sosial.

4.2.4 Pesan