Dampak Kelelahan Cara mengatasi Kelelahan

menjadi mengantuk, marasakan beban pada mata, kaku dan canggung dalam gerakan, tidak seimbang dalam berdiri, mau berbaring. 2. Menunjukkan melemahan motivasi. Gejala dalam kategori ini seperti merasa susah berpikir, lelah berbicara, menjadi gugup, tidak berkonsentrasi, tidak dapat mempunyai perhatian terhadap sesuatu, cenderung untuk lupa, kurang kepercayaan, cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, tidak dapat tekun dalam pekerjaan. 3. Menunjukkan gambaran kelelahan fisik akibat keadaan umum yang melelahkan. Gejala dalam kategori ini seperti sakit kepala, kekakuan di bahu, merasa nyeri di punggung, terasa pernafasan tertekan, haus, suara serak, terasa pening, spasme dari kelopak mata, tremor pada anggota badan, merasa kurang sehat.

2.5.5 Dampak Kelelahan

Menurut Suma’mur 2009 Kelelahan yang terus menerus dalam jangka waktu yang panjang menjelma menjadi kelelahan kronis. Rasa lelah yang dialami oleh penderita tidak hanya terjadi sesudah melakukan pekerjaan yaitu pada sore hari, melainkan juga selama bekerja, bahkan sebelumnya yaitu sebelum bekerja. Pada kelelahan kronis perasaan lesu tampak sebagai suatu gejala penting. Gejala- gejala psikis pada penderita kelelahan kronis adalah perbuatan penderita yang antisosial. Kelelahan kronis cenderung menyebabkan meningkatkan absentisme terutama mangkir kerja dan mengakibatkan tingginya angka sakit pada tenaga kerja individual dan kelompok yang menderita kelelahan kronis. Universitas Sumatera Utara Menurut wignjosoebroto 2008 gejala-gejala yang tampak jelas akibat kelelahan kronis dapat dicirikan sebagai : 1. Meningkatnya emosi dan rasa jengkel sehingga orang menjadi kurang toleran atau antisosial terhadap orang lain 2. Munculnya sikap apatis terhadap pekerjaan 3. Depresi yang berat dan lain-lain

2.5.6 Cara mengatasi Kelelahan

Kelelahan biasanya terjadi hanya bersifat sementara, dan dapat pulih kembali setelah diberikan istirahat dan energi secukupnya. Jika demikian kondisinya, maka kelelahan demikian merupakan kelelahan yang ringan. Tetapi untuk kelelahan yang berat, diperlukan waktu yang lama untuk mengadakan pemulihan kembali dan ada kalanya bahkan diperlukan obat-obatan untuk memulihkan kondisi agar dapat fit kembali Tarwaka, 2015. Menurut Suma’mur 2009, kelelahan dapat dikurangi bahkan ditiadakan dengan berbagai cara yang bersifat umum dan pengelolaan kondisi pekerjaan dan lingkungan kerja di tempat kerja seperti : a. Menerapkan jam kerja dan waktu istirahat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemberian istirahat pada dasarnya diperlukan untuk memulihkan kesegaran fisik ataupun mental bagi diri manusia pekerja. Jumlah total waktu yang dibutuhkan untuk istirahat berkisar rata-rata 15 dari total waktu kerja . Besar kecilnya presentase tersebut juga dapat tergantung dari tipe pekerjaannya Wignjosoebroto,2008. b. Pengaturan cuti yang tepat Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Undang-undang No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 79 ayat b, pekerja berhak mendapatkan cuti tahunan sekurang-kurangnya 12 hari setelah pekerja tersebut bekerja selama 12 bulan secara terus-menerus. c. Penyelenggaraan tempat istirahat yang memperhatikan kesegaran fisik dan keharmonisasian mental-psikologis d. Pemanfaatan masa libur dan peluang untuk rekreasi. Waktu libur yang dipergunakan untuk rekreasi dapat memberikan kita kesegaran pikiran dari penatnya tugas dan tanggung jawab pekerjaan. e. Monotoni dan stres dalam pekerjaan dapat dikurangi dengan dekorasi warna pada lingkungan kerja, penggunaan musik saat bekerja di tempat kerja dan pemanfaatan waktu istirahat f. Penerapan ergonomi yang bertalian dengan perlengkapan dan peralatan kerja g. Cara kerja serta pengelolaan lingkungan kerja yang memenuhi persyaratan fisiologi dan psikologi kerja h. Pengorganisasian proses produksi yang tepat i. Pengendalian faktor fisik seperti kebisingan, tekanan panas, ventilasi udara ruang kerja dan penerangan serta pencahayaan di tempat kerja j. Seleksi tenaga kerja yang cocok untuk suatu pekerjaan k. Pelatihan untuk pembentukan keterampilan atas dasar profesionalitas l. Supervisi dengan tujuan pengembangan potensi dan kemajuan karir Menurut Tarwaka 2015, kelelahan diuraikan secara skematis antara faktor penyebab terjadinya kelelahan, penyegaran dan cara menangani kelelahan agar tidak menimbulkan resiko yang lebih parah. Universitas Sumatera Utara RESIKO 1. Motivasi kerja turun 2. Performansi rendah 3. Kualitas kerja rendah 4. Banyak terjadi kesalahan 5. Stres akibat kerja 6. Penyakit akibat kerja 7. Cidera 8. Terjadi kecelakaan akibat kerja 9. Dan lain-lain MANAJEMEN RESIKO 1. Tindakan preventif melalui pendekatan inovatif dan partisipatoris 2. Tindakan kuratif 3. TIndakan rehabilitative 4. Jaminan masa tua 5. Dan lain-lain Gambar 2.1 Penyebab Kecelakaan, Cara Mengatasi dan Manajemen Resiko Kecelakaan CARA MENGATASI 1. Sesuai kapasitas kerja fisik 2. Sesuai kapasitas kerja mental 3. Redesain stasiun kerja ergonomis 4. Sikap kerja alamiah 5. Kerja lebih dinamis 6. Kerja lebih bervariasi 7. Redesain lingkungan kerja 8. Reorganisasi kerja 9. Kebutuhan kalori seimbang 10. Istirahat setiap 2 jam kerja dengan sedikit kudapan 11. Dan lain-lain PENYEBAB KELELAHAN 1. Aktifitas kerja fisik 2. Aktifitas kerja mental 3. Stasiun kerja tidak ergonomis 4. Sikap paksa 5. Kerja statis 6. Kerja bersifat monotoni 7. Lingkungan kerja ekstrim 8. Psikologis 9. Kebutuhan kalori kurang 10. Waktu kerja-istirahat tidak tepat 11. Dan lain-lain Universitas Sumatera Utara

2.5.7 Pengukuran kelelahan Kerja

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DENGAN PERSEPSI TINGKAT PELAYANAN PADA PERAWAT BAGIAN RAWAT Hubungan Antara Kelelahan Kerja Dengan Persepsi Tingkat Pelayanan Pada Perawat Bagian Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Delanggu.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DENGAN PERSEPSI TINGKAT PELAYANAN PADA PERAWAT Hubungan Antara Kelelahan Kerja Dengan Persepsi Tingkat Pelayanan Pada Perawat Bagian Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Delanggu.

0 3 17

PENGARUH BEBAN KERJA MENTAL TERHADAP KELELAHAN PADA PERAWAT INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTAI INDAH KAPUK JAKARTA TAHUN 2016.

11 20 41

Persepsi Perawat Rawat Inap Terhadap Beban Kerja Dan Kepuasan Kerja Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Ibu Dan Anak Harapan Bunda Tahun 2016.

0 0 12

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Binjai Tahun 2016

0 0 17

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Binjai Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Binjai Tahun 2016

0 0 5

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Binjai Tahun 2016

0 0 25

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Binjai Tahun 2016

0 1 3

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Binjai Tahun 2016

0 0 53