Definisi beban kerja Proses Keperawatan

pelayanan kesehatan di rumah sakit, puskesmas, maupun tatanan kesehatan lain di masyarakat. Standar praktik keperawatan professional di Indonesia telah dijabarkan oleh Perasatuan Perawat Nasional Indonesia PPNI pada tahun 2000. Standar tersebut mengacu pada proses keperawatan yang terdiri atas lima tahap yaitu tahap pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi Nursalam, 2009.

2.4 Beban Kerja

2.4.1 Definisi beban kerja

Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktifitas pekerjaan sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh berat tubuh memungkinkan kita untuk dapat menggerakkan tubuh dan melakukan pekerjaan. Pekerjaan di satu pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan dan peningkatan prestasi, sehingga mencapai kehidupan yang produktif sebagai salah satu tujuan hidup. Dengan bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan kata lain bahwa setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan Tarwaka, 2015. Menurut Tarwaka 2015, dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai atau seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan kognitif maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Menurut Suma’mur 1984 bahwa kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada lainnya dan sangat tergantung dari tingkat keterampilan, kesegaran jasmani, keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran tubuh dari pekerja yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara Beban kerja merupakan sesuatu yang muncul dari interaksi antara tuntutan tugas-tugas, lingkungan kerja dimana digunakan sebagai tempat kerja, keterampilan, perilaku dan persepsi dari pekerja. Beban kerja juga dapat didefinisikan secara professional pada berbagai faktor seperti tuntutan tugas atau upaya-upaya yang dilakukan untuk melakukan pekerjaan Tarwaka, 2015

2.4.2 Proses Keperawatan

Proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis dalam melakukan asuhan keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respon pasien terhadap penyakitnya. Proses keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam asuhan keperawatan serta merupakan metode yang efisien dalam membuat keputusan klinik Wartonah,2006. Proses keperawatan merupakan pedoman perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang dilakukan kepada pasien yang memiliki arti penting bagi perawat maupun pasien. Bagi perawat proses keperawatan digunakan sebagai pedoman dalam pemecahan masalah klien, menunjukkan profesionalitas serta dapat memberikan kebebasan pada pasien untuk mendapatkan pelayanan yang cukup sesuai dengan kebutuhannya. Bagi pasien proses keperawatan dapat memberikan kepuasan dari pelayanan keperawatan yang sesuai dengan pemecahan masalah keperawatan Hidayat, 2008. Menurut Hidayat 2008, berdasarkan pandangan beberapa ahli tentang proses keperawatan, terdapat beberapa komponen yang dapat disimpulkan dengan Universitas Sumatera Utara melalui tahapan proses keperawatan di antaranya tahap pengkajian, tahap diagnosa keperawatan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan serta tahap evaluasi. 1. Tahap pengkajian Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang ada. Untuk melakukan langkah ini diperlukan pengetahuan dan kemampuan yang harus dimiliki oleh perawat meliputi kemampuan observasi secara sistematis pada klien, kemampuan berkomunikasi secara verbal atau nonverbal, kemampuan wawancara, menjadi pendengar yang baik, dapat dipercaya, dan melakukan pengkajian atau pemeriksaan fisik keperawatan. Dalam tahap ini juga mengidentifikasi pola atau masalah yang mengalami gangguan yang ada dimulai dari pengkajian pola fungsi kesehatan sehingga menggambarkan status kesehatan pasien dan masalah kesehatan yang dialami. Kriteria proses dalam pengkajian sebagai berikut: a. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, pemeriksaaan fisik, dan mempelajari data penunjang klien pemerikasaan laboratorium, rekam medis, dan catatan lainnya b. Sumber data adalah klien, keluarga atau orang lain terkait, tim kesehatan, rekam medis c. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi: 1. Status kesehatan klien saat ini 2. Status kesehatan klien masa lalu 3. Respon terhadap alergi Universitas Sumatera Utara 4. Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal 5. Masalah-masalah yang mempunyai resiko tinggi Nursalam, 2009. 2. Tahap diagnosis keperawatan Merupakan keputusan klinis mengenai status kesehatan seseorang, keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan . Diagnosis keperawatan dapat memberikan dasar pemilihan intervensi untuk menjadi tanggung gugat perawat. Formulasi diagnosis keperawatan adalah bagaimana diagnosis keperawatan digunakan dalam proses pemecahan masalah karena melalui identifikasi masalah dapat digambarkan berbagai masalah keperawatan yang membutuhkan asuhan keperawatan. Untuk menyusun diagnosis keperawatan yang tepat, dibutuhkan beberapa pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki di antaranya kemampuan dalam memahami beberapa masalah keperawatan, faktor yang menyebabkan masalah, batasan karateristiknya, mekanisme penanganan masalah, berpikir kritis dan membuat kesimpulan dari masalah. Kriteria proses dalam diagnosis keperawatan sebagai berikut : a. Proses diagnosis terdiri atas analisis, interpretasi data, identifikasi masalah, dan perumusan diagnosis keperawatan b. Komponen diagnosis keperawatan terdiri atas masalah dan penyebab c. Bekerja sama dengan klien, dekat dengan klien dan profesi kesehatan lain untuk memvalidasi diagnosis keperawatan d. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosis berdasarkan data terbaru Nursalam, 2009. Universitas Sumatera Utara 3. Tahap perencanaan Merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah- masalah klien. Perencanaan akan menentukan jenis intervensi keperawatan. Semakin kompleks jenis asuhan pasien, perencanaan akan semakin penting. Dalam melakukan tahap ini diperlukan pengetahuan dan keterampilan diantaranya pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan klien, nilai dan kepercayaan klien, batasan praktek keperawatan, kemampuan memecahkan masalah, mengambil keputusan, membuat strategi keperawatan yang aman, menulis instruksi keperawatan, dan kerja sama dengan tingkat kesehatan lain. Kegiatan dalam tahap perencanaan meliputi penentuan prioritas diagnosis, penentuan tujuan dan hasil yang diharapkan dan menentukan rencana tindakan. Kriteria proses dalam perencanaan keperawatan sebagai berikut : a. Perencanaan terdiri atas penetapan prioritas masalah, tujuan, dan rencana asuhan keperawatan b. Bekerja sama dengan klien dalam menyusun rencana asuhan keperawatan c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien d. Mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan Nursalam, 2009. 4. Tahap pelaksanaan implementasi Merupakan tahap proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawaran yang telah direncanakan. Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya bahaya-bahaya fisik dan perlindungan pada Universitas Sumatera Utara klien, teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak-hak dari pasien serta memahami tingkat perkembangan pasien. Dalam pelaksanaan rencana tindakan terdapat dua jenis tindakan yaitu tindakan jenis mandiri atau dikenal dengan tindakan independen dan tindakan kolaborasi atau tindakan interdependen. Kriteria proses dalam pelaksanaan sebagai berikut : a. Bekerja sama dengan klien dalam pelaksanaan implementasi asuhan keperawatan b. Mengolaborasikan asuhan keperawatan dengan profesi kesehatan lain untuk meningkatkan status kesehatan klien c. Melakukan asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan klien d. Menginformasikan kepada klien tentang status kesehatannya dan fasilitas- fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan olehnya e. Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga mengenai konsep, keterampilan asuhan diri, serta membantu klien memodifikasi lingkungan yang akan digunakan f. Mengkaji ulang dan merevisi implementasi asuhan keperawatan berdasarkan respon klien Nursalam, 2009. 5. Tahap evaluasi Evaluasi merupakan langkah terakhir dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan mengevaluasi selama proses perawatan berlangsung atau menilai dari respon klien Universitas Sumatera Utara yang disebut evaluasi proses, dan kegiatan melakukan evaluasi dengan target tujuan yang diharapkan disebut evaluasi hasil. Jika tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji ulang letak kesalahannya, dicari jalan keluarnya, kemudian catat apa yang ditemukan, serta apakah perlu dilakukan perubahan intervensi Wartonah, 2006. Kriteria Proses : a. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari implementasi b. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan kearah pencapaian tujuan c. Bekerja sama dengan klien dan keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan keperawatan d. Mendokumentasikan hasil evaluasi Nursalam, 2009.

2.4.3 Dokumentasi Keperawatan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DENGAN PERSEPSI TINGKAT PELAYANAN PADA PERAWAT BAGIAN RAWAT Hubungan Antara Kelelahan Kerja Dengan Persepsi Tingkat Pelayanan Pada Perawat Bagian Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Delanggu.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DENGAN PERSEPSI TINGKAT PELAYANAN PADA PERAWAT Hubungan Antara Kelelahan Kerja Dengan Persepsi Tingkat Pelayanan Pada Perawat Bagian Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Delanggu.

0 3 17

PENGARUH BEBAN KERJA MENTAL TERHADAP KELELAHAN PADA PERAWAT INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTAI INDAH KAPUK JAKARTA TAHUN 2016.

11 20 41

Persepsi Perawat Rawat Inap Terhadap Beban Kerja Dan Kepuasan Kerja Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Ibu Dan Anak Harapan Bunda Tahun 2016.

0 0 12

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Binjai Tahun 2016

0 0 17

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Binjai Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Binjai Tahun 2016

0 0 5

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Binjai Tahun 2016

0 0 25

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Binjai Tahun 2016

0 1 3

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Binjai Tahun 2016

0 0 53