3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Tabel 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur Hasil Ukur
Skala Ukur
Independen Beban Kerja
Beban kerja adalah kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh perawat
dalam menjalankan
asuhan keperawatan
kepada pasien di unit rawat inap
Kuesioner menggunakan skala
Gutman berisi 17 pertanyaan yang
berisi jawaban “ Ya” atau “Tidak”.
Jika responden menjawab “Ya”
diberi skor 1 sedangkan “Tidak”
diberi skor 0 - Ringan: 0-5
- sedang : 6-11 - Berat : 12-17
Arikunto, 2009 Ordinal
Dependen Kelelahan
kerja Kelelahan kerja
adalah perasaan berupa keluhan
gejala bersifat subjektif yang
dirasakan karena pekerjaan yang
diukur dengan subjective self
rating test dari Industrial Fatique
Research Committee IFRC
Kuesioner menggunakan
perasaan subyektif kelelahan kerja
IFRC yang berisi 30 daftar
pertanyaan yang terdiri dari 10 tanda
pelemahan kegiatan, 10 tanda
pelemahan motivasi, dan 10
tanda pelemahan fisik
- rendah : 0 - 21 - sedang : 22- 44
- tinggi : 45- 67 - sangat tinggi :
68- 90 Tarwaka, 2015
Ordinal
3.6 Metode Pengukuran
3.6.1 Beban Kerja
Pengukuran beban kerja dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi 17 pertanyaan. Setiap pertanyaan akan
berisi satu jawaban “Ya” atau
Universitas Sumatera Utara
“Tidak”. Jika responden menjawab “Ya” maka diberi skor 1, sedangkan jika resp
onden menjawab “Tidak” maka diberi skor 0. Jumlah tertinggi yang dicapai responden adalah 17 sedangkan jumlah terendah adalah 0. Penilaian beban kerja
dibagi 3 kategori yaitu “beban kerja ringan”, “beban kerja sedang”, “beban kerja berat”. Rentang skor dibagi tiga sama besar.
Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh, maka beban kerja dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Ringan : Apabila jumlah skor 0-5
b. Sedang : Apabila jumlah skor 6-11
c. Berat
: Apabila jumlah skor 12-17 Arikunto, 2009
3.6.2 Kelelahan kerja
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner Subjective self rating test dari Industrial Fatique Research Committee IFRC . Pertanyaan
bersifat subyektif dan tingkat kelelahan pada pekerja diukur dengan menjumlahkan skor dari seluruh pertanyaan. Desain penilaian menggunakan
skoring dengan skala likert Tarwaka, 2015. Kuesioner berisi 30 pertanyaan dengan 4 kode pilihan yaitu :
a. Skor 0 = Tidak pernah merasakan
b. Skor 1 = Kadang-kadang merasakan
c. Skor 2 = Sering merasakan
d. Skor 3 = Sering sekali merasakan
Jumlah skor dihitung pada masing-masing kolom dari 30 pertanyaan dan menjumlahkannya menjadi total skor individu. Skor individu terendah adalah 0
Universitas Sumatera Utara
dan skor individu tertinggi adalah 90. Berdasarkan jumlah nilai yang diperloleh maka dapat diketahui tingkat kelelahan kerja yang dikategorikan sebagai berikut :
a. Rendah, bila responden memperoleh jumlah nilai 0-21
b. Sedang, bila responden memperoleh jumlah nilai 22-44
c. Tinggi, bila responden memperoleh jumlah nilai 45-67
d. Sangat tinggi, bila responden memperoleh jumlah nilai 68-90
3.7 Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini yaitu : 1.
Analisis univariate adalah analisis yang menggambarkan secara tunggal variabel-variabel independen dan dependen. Analisis univariate bertujuan
untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karateristik variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan
presentase dari tiap variabel. Analisis univariate dalam penelitian ini berupa karateristik umur, jenis kelamin,status pernikahan, masa kerja, beban kerja dan
kelelahan kerja Notoatmodjo, 2010. 2.
Analisis bivariate adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Analisis bivariate dalam penelitian ini
untuk melihat hubungan dua variabel independen dengan dependen menggunakan uji chi square
dan α 0,05 pada taraf kepercayaan 95. Notoatmodjo, 2010. Bila hasil uji chi square tidak memenuhi syarat karena
terdapat jumlah sel yang nilai expected- nya kurang dari lima ada 50, uji yang dipakai adalah uji alternatifnya yaitu uji fisher.
Universitas Sumatera Utara
36
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Lokasi Penelitian dan Gambaran Umum Rumah Sakit Tentara Binjai
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Tk IV 01.07.02 atau yang lebih dikenal dengan Rumah Sakit Tentara Binjai yang berlokasi di Jalan Bandung No.
8 Binjai, Sumatera Utara. Rumah Sakit Tentara Binjai mempunyai luas wilayah 16.200
�
2
yang terdiri dari tapak bangunan rumah sakit, bangunan akper dan taman, parkir, dan ruang terbuka hijau.
Rumah Sakit Tk IV 01.07.02 Binjai disusun berdasarkan surat perintah Kasad Nomor : Sprin 124 V2006 tanggal 23 Juni 2006 serta izin operasional
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor YM. 02.04.3.2.5217 tanggal 18 Oktober 2006 tentang pemberian izin penyelenggaraan kepada Markas
Besar TNI-AD Jalan Medan Merdeka No. 2 Jakarta Pusat untuk menyelenggarakan rumah sakit umum dengan nama “Rumah Sakit tentara Tk IV
Binjai” Jalan Bandung No. 4 Binjai, Provinsi Sumatera Utara. Rumah Sakit Tk IV 01.07.02 Binjai merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan yang memiliki
manajemen sendiri di bawah pengawasan Detasemen Kesehatan wilayah 01.04.01 Pematang Siantar dan Kesdam IBB dengan perjalanan sejarah sebagai berikut :
a. Pada tahun 1987 terbentuklah Rumah Sakit Militer dengan sebutan
“HOSPITAL MILITER” dan sebagai kepala Kesehatan Resort Militer Kapten CKM Dr. Suryadi.
b. Pada tahun 1982 sebutan “HOSPITAL MILITER” dirubah menjadi Rumah
Sakit Tk IV dan sebagai Kepala Rumah Sakit Kolonel CKM Dr. Siddik Rauf.
Universitas Sumatera Utara