Jenis Kelelahan Kelelahan kerja

Menurut Cameron kelelahan kerja merupakan kriteria yang kompleks yang tidak hanya menyangkut kelelahan fisiologis dan psikologis tetapi dominan hubungannya dengan penurunan kinerja fisik, adanya perasaan lelah, penurunan motivasi dan penurunan produktivitas kerja. Silastuty, 2006. Kelelahan kerja adalah sindrom yang terdiri atas multidimensi yaitu kelelahan emosi, depersonalisasi, rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri, dan kelelahan fisik. Kelelahan emosi ditandai dengan terkurasnya tenaga, mudah merasa lelah, perasaan jenuh, mudah tersinggung, sedih, tertekan, dan perasaan terjebak dalam pekerjaan. Depersonalisasi ditandai dengan tidak perduli terhadap orang-orang di sekitar, kecenderungan individu untuk menjauhi lingkungan sekitar, dan kurangnya perhatian dan kepekaan terhadap kebutuhan orang lain. Rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri ditandai dengan minder, kecenderungan memberi evaluasi negatif terhadap diri sendiri, pekerja merasa tidak kompeten, dan merasa gagal dalam bekerja. Kelelahan fisik ditandai dengan kehilangan energi, kelelahan, kesakitan, dan keluhan fisik lainnya Supriatna, 2011.

2.5.2 Jenis Kelelahan

Menurut Suma’mur 2009, terdapat dua jenis kelelahan, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. 1. Kelelahan otot Kelelahan otot ditandai dengan oleh tremor atau rasa nyeri yang terdapat pada otot. Fenomena berkurangnya kinerja otot setelah terjadinya tekanan melalui fisik untuk suatu waktu disebut kelelahan otot secara fisiologi, dan gejala yang Universitas Sumatera Utara ditunjukan tidak hanya berupa berkurangnya tekanan fisik, namun juga pada makin rendahnya gerakan. Pada akhirnya kelelahan fisik ini dapat menyebabkan sejumlah hal yang kurang menguntungkan seperti: melemahnya kemampuan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya dan meningkatnya kesalahan dalam melakukan kegiatan kerja, sehingga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. 2. Kelelahan umum Kelelahan umum ditunjukkan oleh hilangnya kemauan untuk bekerja, yang penyebabnya adalah keadaan persyarafan sentral atau kondisi psikis-psikologis. Akar masalah kelelahan umum adalah monotoninya pekerjaan, intensitas dan lamanya kerja mental dan fisik yang tidak sejalan dengan kehendak tenaga kerja yang bersangkutan, keadaan lingkungan yang berbeda dari estimasi semula, tidak jelasnya tanggung jawab, kekhawatiran yang mendalam dan konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. Kelelahan umum merupakan konsep yang lebih rumit. Kondisi ini bergabung ke dalam sejumlah kelelahan lain yang sama rumitnya dalam mendefinisikan secara tepat-stress, kebosanan, depresi dan lain-lain Nurminato, 2008. Menurut Wignjosoebroto 2008, Ada beberapa macam kelelahan yang dikenal dan diakibatkan oleh faktor-faktor yang berbeda-beda yaitu : 1. Lelah otot, yang dalam hal ini biasa dilihat dalam bentuk munculnya gejala kesakitan yang amat sangat ketika otot harus menerima beban yang berlebihan 2. Lelah visual, yaitu lelah yang diakibatkan ketegangan yang terjadi pada organ visual mata. Mata yang terkonsentrasi secra terus-menerus pada objek layar Universitas Sumatera Utara monitor seperti yang dialami oleh operator komputer akan merasa lelah. Cahaya yang terlalu kuat yang mengenai mata juga akan bisa menimbulkan gejala yang sama. 3. Lelah mental, dimana dalam kasus ini datangnya kelelahan bukan diakibatkan secara langsung oleh aktifitas fisik, melainkan lewat kerja mental. Lelah mental sering disebut lelah otak. Kelelahan mental dapat bersumber dari overload ataupun underload, dari suatu pekerjaan yang menghasilkan kebutuhan yang berlebihan dari pekerjaan yang tidak menarik dan mudah tersebut Nurmianto, 2008. 4. Lelah monotonis, adalah jenis kelelahan yang disebabkan oleh aktifitas kerja yang bersifat rutin, monoton ataupun lingkungan kerja yang sangat menjemukan. Di sini pekerja tidak lagi terangsang dengan pekerjaan ataupun lingkungan kerjanya. Situasi kerja yang monoton dan menimbulkan kebosanan akan mudah terjadi pada pekerjaan-pekerjaan yang dirancang terlalu ketat.

2.5.3 Faktor-Faktor yang menyebabkan Kelelahan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DENGAN PERSEPSI TINGKAT PELAYANAN PADA PERAWAT BAGIAN RAWAT Hubungan Antara Kelelahan Kerja Dengan Persepsi Tingkat Pelayanan Pada Perawat Bagian Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Delanggu.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DENGAN PERSEPSI TINGKAT PELAYANAN PADA PERAWAT Hubungan Antara Kelelahan Kerja Dengan Persepsi Tingkat Pelayanan Pada Perawat Bagian Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Delanggu.

0 3 17

PENGARUH BEBAN KERJA MENTAL TERHADAP KELELAHAN PADA PERAWAT INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTAI INDAH KAPUK JAKARTA TAHUN 2016.

11 20 41

Persepsi Perawat Rawat Inap Terhadap Beban Kerja Dan Kepuasan Kerja Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Ibu Dan Anak Harapan Bunda Tahun 2016.

0 0 12

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Binjai Tahun 2016

0 0 17

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Binjai Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Binjai Tahun 2016

0 0 5

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Binjai Tahun 2016

0 0 25

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Binjai Tahun 2016

0 1 3

Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Binjai Tahun 2016

0 0 53