2.5.7 Pengukuran kelelahan Kerja
Menurut Tarwaka 2015, sampai saat ini belum ada cara untuk mengukur tingkat kelelahan secara langsung. Pengukuran-pengukuran yang dilakukan oleh
para peneliti sebelumnya hanya berupa indikator yang menunjukkan terjadinya kelelahan akibat kerja. Grandjean 1993 mengelompokkan metode pengukuran
kelelahan dalam beberapa kelompok sebagai berikut : 1.
Kualitas dan kuantitas hasil kerja Pada metode ini, kausal output digambarkan sebagai suatu jumlah proses kerja
waktu yang digunakan dalam setiap item atau proses operasi yang dilakukan setiap unit waktu. Namun demikian banyak faktor yang harus
dipertimbangkan seperti: target produksi, faktor sosial, dan prilaku psikologis dalam kerja. Sedangkan kualitas output kerusakan produk, penolakan produk
atau frekuensi kecelakaan dapat menggambarkan terjadinya kelelahan, tetapi faktor tersebut bukanlah merupakan causal factor.
2. Uji psiko-motor psychomotor test
Pada metode ini melibatkan fungsi persepsi, interpretasi dan reaksi motor. Salah satu cara yang dapat digunakan dengan menggunakan alat digital
reaction timer untuk mengukur waktu reaksi. Waktu reaksi adalah jangka waktu dari pemberian suatu rangsang sampai kepada suatu saat kesadaran atau
dilaksanakan kegiatan. Dalam uji waktu reaksi dapat digunakan nyala lampu, denting suara, sentuhan kulit atau goyangan badan. Terjadinya pemanjangan
waktu reaksi merupakan petunjuk adanya perlambatan pada proses faal syaraf dan otot.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengukuran kelelahan secara subjektif subjective feelings of fatique
Subjective Self Rating Tes dari Industrial Fatigue Research Committee IFRC Jepang, merupakan salah satu kuesioner yang dapat untuk mengukur tingkat
kelelahan subjektif. Kuesioner tersebut berisi 30 daftar pertanyaan yaitu: a.
10 Pertanyaan tentang pelemahan kegiatan Yaitu perasaan berat di kepala, lelah seluruh badan, berat di kaki,
menguap, pikiran kacau, mengantuk, merasa beban pada mata, gerakan canggung dan kaku, berdiri tidak stabil dan ingin berbaring.
b. 10 Pertanyaan tentang pelemahan motivasi
Yaitu susah berpikir, lelah untuk berbicara, gugup, tidak berkonsentrasi, sulit untuk memusatkan perhatian, mudah lupa, kepercayaan diri
berkurang, merasa cemas, sulit mengontrol sikap, dan tidak tekun dalam pekerjaan.
c. 10 Pertanyaan tentang gambaran kelelahan fisik
Yaitu sakit di kepala, kaku di bahu, nyeri di punggung, sesak nafas, haus, suara serak, merasa pening, spasme di kelopak mata, tremor pada anggota
badan, dan merasa kurang sehat. Secara umum gejala kelelahan dapat dimulai dari yang sangat ringan
sampai perasaan yang sangat melelahkan. Kelelahan subjektif biasanya terjadi pada akhir jam kerja.
4. Uji hilangnya kelipan flicker-fusion test
Dalam kondisi lelah, kemampuan tenaga kerja untuk melihat kelipan akan berkurang. Semakin lelah akan semakin panjang waktu yang diperlukan untuk
Universitas Sumatera Utara
jarak antara dua kelipan. Uji kelipan, di samping untuk mengukur kelelahan juga menunjukkan keadaan kewaspadaan tenaga kerja.
2.6 Kerangka Konsep