Tabel 4.10 Nilai Kadar Karet Kering dengan Penggumpal Limbah Cair Fermentasi Tempe dengan penambahan amonia
Perlakuan
Berat Mangkuk
Berat Mangkuk
+ Lateks Berat
Lateks Berat
Karet Kering
Kadar Karet
Kering
20 ml asam formiat 25,6392
162,6132 136,9740
37,4196 27,3188
20 ml limbah cair tempe suhu 30
C 25,7172
159,5626 133,8454
33,1370 24,7577
40 ml limbah cair tempe suhu 30
C 25,6523
180,1100 154,4577
33,8499 21,9153
60 ml limbah cair tempe suhu 30
C 25,7475
197,5670 171,8195
33,6451 19,5817
20 ml limbah cair tempe suhu 35
C 25,9300
161,3002 135,3702
33,5382 24,7752
40 ml limbah cair tempe suhu 35
C 25,9833
179,6984 153,7151
33,7363 21,9473
60 ml limbah cair tempe suhu 35
C 26,1581
198,3482 172,1901
34,0281 19,7619
20 ml limbah cair tempe suhu 40
C 25,7135
160,9802 135,2667
34,2845 25,3458
40 ml limbah cair tempe suhu 40
C 25,9384
177,9580 152,0196
34,2816 22,5508
60 ml limbah cair tempe suhu 40
C 25,8632
197,6376 171,7744
34,8219 20,2719
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Variasi Limbah cair fermentasi tempe terhadap nilai Plastisitas Awal Po
Penambahan limbah cair fermentasi tempe yang bervariasi dan suhu yang berbeda dapat mempengaruhi nilai Plastisitas Awal Po yang digambarkan pada gambar di
bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Hubungan nilai Plastisitas Awal Po vs Volume Limbah Cair Fermentasi Tempe dengan Variasi Suhu dengan penambahan Amonia
Gambar 4.2 Hubungan nilai Plastisitas Awal Po vs VolumeLimbah Cair Fermentasi Tempe dengan Variasi Suhu dengan Penambahan Amonia
Plastisitas Awal Po adalah plastisitas karet mentah yang langsung diuji tanpa perlakuan khusus sebelumnya. Syarat uji minimum Po = 30 untuk semua jenis SIR.
Pada gambar 4.1 dan 4.2 menunjukkan bahwa semakin banyak volume limbah cair
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
30°C 35°C
40°C N
il a
i P
o t
a n
p a
A m
o n
ia
Suhu
40 mL asam formiat
20 mL limbah cair tempe 40 mL limbah cair tempe
60 mL limbah cair tempe
5 10
15 20
25 30
35 40
45
30°C 35°C
40°C
Nil ai
P o
d en
gan Am
on ia
Suhu
40 mL asam formiat 20 mL limbah cair tempe
40 mL limbah cair tempe
60 mL limbah cair tempe
Universitas Sumatera Utara
tempe yang ditambahkan pada lateks memberikan nilai Po yang semakin rendah dan suhu yang semakin tinggi mengakibatkan nilai Po yang juga semakin rendah.
Hal ini disebabkan karena konsentrasi senyawa anti oksidan alamiah dalam karet semakin kecil, yang teradsorbsi ke dalam serum yang menjadikan nilai Po
menurun. Adanya lipid yang terdapat dalam lateks akan terhidrolisa menghasilkan asam lemak bebas dan teradsorbsi ke dalam karet sehingga nilai Po menurun.
Di dalam lateks, selain hidrokarbon karet polimer poliisoprena, terkandung juga berbagai senyawa penting antara lain lipid dan protein. Lipid berperan sebagai
antioksidan, yakni bahan pencegah terjadinya oksidasi terhadap molekul karet. Sedangkan protein, selain berfungsi sebagai penstabil sistem koloid lateks juga
berperan sebagai bahan yang mempercepat proses vulkanisasi pada pembuatan barang jadi karet. Masuknya kontaminan ke dalam karet, akan merusak bahan-
bahan alami tersebut . Kontaminasi terhadap sesuatu produk diartikan sebagai pencemaran. Dengan demikian kontaminan bisa didefinisikan sebagai zat
pencemar, karena berdampak buruk terhadap mutu Riset, 2004.
Penambahan volume limbah cair fermentasi tempe tanpa penambahan amonia dengan perbandingan 20:100 vv karet dan suhu 30
o
C yang menghasilkan nilai Plastisitas Awal yang maksimum sebesar 43. Sedangkan Penambahan volume
limbah cair fermentasi tempe dengan penambahan amonia dengan perbandingan 20:100 vv karet dan suhu 30
o
C yang menghasilkan nilai Plastisitas Awal yang maksimum sebesar 41.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Pengaruh Variasi Limbah Cair Fermentasi Tempe terhadap Nilai Plastisitas Retensi Indeks PRI
Penambahan limbah cair fermentasi tempe yang bervariasi dan suhu yang berbeda dapat mempengaruhi nilai Plastisitas Retensi Indeks PRI yang digambarkan pada
gambar di bawah ini :
Gambar 4.3 Hubungan nilai Plastisitas Retensi Indeks PRI vs Volume Limbah Cair Fermentasi Tempe dengan Variasi Suhu tanpa penambahan
Amonia
10 20
30 40
50 60
70
80
30°C 35°C
40°C N
il a
i P
R I
ta n
p a
A m
o n
ia
Suhu
40 mL asam formiat 20 mL limbah cair tempe
40 mL limbah cair tempe 60 mL limbah cair tempe
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4 Hubungan nilai Plastisitas Retensi Indeks PRI vs VolumeLimbah Cair Fermentasi Tempe dengan Variasi Suhu dengan
penambahan Amonia
Terjadinya reaksi oksidasi pada molekul karet dikarenakan adanya ikatan rangkap. Oksidasi karet oleh udara O
2
terjadi pada ikatan rangkap yang akan berakhir dengan pemutusan ikatan rangkap, sehingga rantai polimer akan semakin pendek.
Terjadinya pemutusan rantai polimer menyebabkan sifat viskositas dan PRI dan Po karet menurun.Ompusunggu, 1987.
Nilai PRI yang tinggi menunjukkan bahwa karet tahan terhadap oksidasi khususnya pada suhu tinggi, sebaliknya karet dengan nilai PRI rendah akan peka terhadap
oksidasi dan pada suhu tinggi cepat lunak. Faktor utama yang mempengaruhi nilai PRI adalah perimbangan prooksidan dan anti oksidan dalam karet Wadah, 1991.
Kandungan ion – ion logam adalah zat pro-oksidasi yang dalam bentuk ion
merupakan katalis reaksi oksidasi pada karet sehingga dalam jumlah yang melewati batas konsentrasinya akan merusak mutu karet, sehingga oksidasi dipercepat dan
mengakibatkan nilai PRI karet menjadi rendah. Reaksi oksidasi yang menyebabkan karet menjadi lunak. Limbah cair fermentasi tempe mengandung ion besi Fe yang
sedikit sehingga karet yang dihasilkan lebih tahan terhadap oksidasi. Pada gambar
10 20
30 40
50 60
70 80
30°C 35°C
40°C N
il a
i P
R I
d e
n g
a n
A m
o n
ia
Suhu
40 mL asam formiat 20 mL limbah cair tempe
40 mL limbah cair tempe 60 mL limbah cair tempe
Universitas Sumatera Utara
4.3 menunjukkan nilai PRI maksimum tanpa penambahan amonia pada perbandingan variasi volume 20 mL dan suhu 30
o
C yaitu sebesar 68,216. Sedangkan pada gambar 4.4 limbah cair fermentasi tempe dengan penambahan
amonia mengalami penurunan yaitu PRI maksimum pada perbandingan variasi volume 20 mL dan suhu 30
o
C sebesar 63,415, dikarenakan adanya penambahan amonia yang menyebabkan nilai PRI mengalami penurunan.
4.2.3 Pengaruh Variasi Limbah Cair Fermentasi Tempe terhadap Nilai Viskositas Mooney