Penggumpalan Lateks Pemanfaatan Limbah Cair Fermentasi Tempe sebagai Bahan Penggumpal Lateks untuk Memproduksi SIR

2.4 Penggumpalan Lateks

Penggumpalan lateks merupakan peristiwa perubahan sol menjadi gel. Proses penggumpalan lateks dapat terjadi dengan sendirinya dan dapat pula karena pengaruh dari luar seperti gaya mekanis gesekan, listrik panas, enzim, asam, maupun zat penarik air. Penggumpalan lateks dari luar atau disengaja untuk mempercepat proses penggumpalan dan untuk memperoleh koagulum karet dengan mutu yang lebih baik dengan cara yang lebih efisien dan lebih murah.. Penggumpalan lateks dilaksanakan 3-4 jam setelah penyadapan dilakukan. Untuk memperoleh hasil karet yang bermutu tinggi, penggumpalan lateks hasil penyadapan di kebun dan kebersihan harus diperhatikan. Pembekuan atau koagulasi bertujuan untuk mempersatukan merapatkan butir-butir karet yang terdapat dalam cairan lateks agar menjadi suatu gumpalan atau koagulum. Perubahan lateks menjadi suatu koagulum membutuhkan bahan pembeku koagulan seperti asam semut atau asam cuka. Lateks segar yang diperoleh dari hasil penyadapan memiliki pH 6,5. Proses penggumpalan koagulasi lateks terjadi karena muatan partikel karet di dalam lateks, sehingga daya interaksi karet dengan pelindungnya menjadi hilang. Partikel karet yang sudah bebas akan bergabung membentuk gumpalan. Penurunan muatan dapat terjadi karena penurunan pH lateks, dengan menurunkan pH hingga tercapai titik isoelektrik yaitu pH dimana muatan positif protein seimbang dengan muatan negatif sehingga elektrokinetis potensial sama dengan nol. Titik isoelektrik karet di dalam lateks kebun adalah pada pH 4,5 – 4,8 tergantung jenis klon Manday, 2008. Universitas Sumatera Utara Adapun hubungan antara pH dan muatan listrik pada lateks dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut : Titik Isoelektrik Daerah stabil + 0 2 4 6 8 10 Daerah stabil Daerah - Pembekuan Gambar 2.1 Hubungan antara pH dan Muatan Listrik Sumber : Manday, 2008 Proses penggumpalan karet didalam lateks juga dapat terjadi secara alamiah akibat aktivitas mikroba. Karbohidrat dan protein lateks menjadi sumber energi bagi pertumbuhan mikroba dan diubah menjadi asam-asam lemak eteris asam formiat, asam asetat dan propionat. Semakin tinggi konsentrasi- konsentrasi asam tersebut maka pH lateks akan semakin menurun dan setelah tercapai titik isoelektrik karet akan menggumpal Manday, 2008. Kandungan protein yang terdapat dalam lateks segar berkisar antara 1,0 – 1,5 dan sebagian dari protein tersebut teradsorbsi pada partikel karet, dan sebagian larut dalam serum. Protein yang teradsorbsi pada permukaan partikel karet berfungsi sebagai lapisan pelindung, dimana protein akan memberikan muatan negatif yang mengelilingi partikel karet sehingga mencegah terjadinya interaksi antara sesama partikel karet seperti digambarkan pada gambar 2.2. Universitas Sumatera Utara 1 2 H + O - H + H + H + O - H + H + O - H + H + O - H + H + O - H + H + O - 3 Gambar 2.2. Partikel Karet dengan Lapisan Pelindung dan Molekul air 1. Partikel karet 2. Lapisan fosfolipid dan protein muatan negatif 3. Molekul air Namun dengan adanya mikroorganisme maka protein tersebut akan terurai sehingga lapisan pelindung partikel karet akan rusak dan terjadilah interaksi antara partikel karet membentuk flokulasi atau gumpalan Safitri, 2009. Penambahan elektrolit yang bermuatan positif akan dapat menetralkan muatan negatif, sehingga interaksi air dengan partikel karet akan rusak, mengakibatkan karet menggumpal. Petani karet sering menggunakan tawas Al 3+ sebagai bahan penggumpal lateks. Sifat penggumpalan lateks dengan tawas kurang baik, karena dapat mempertinggi kadar kotoran dan kadar abu karet. Selain itu semakin tinggi konsentrasi logam dapat mempercepat oksidasi karet oleh udara yang menyebabkan terjadi pengusangan karet dan PRI menjadi rendah. Pada pembuatan lump mangkok untuk bahan olah SIR 20 atau SIR 10 penggumpalan secara alamiah sering dilakukan. Lateks dibiarkan menggumpal selama 24 jam, kemudian besok harinya dipungut. Lump mangkok harus dideres setiap harinya, agar variasi mutu bahan olah lump tersebut tidak terlalu besar Manday, 2008. Universitas Sumatera Utara Beberapa cara penggumpalan lateks dari luar antara lain: 1. Penurunan pH lateks Penurunan pH lateks dapat dilakukan dengan penambahan larutan asam. Asam- asam yang banyak digunakan sebagai penggumpal lateks adalah asam formiat dan asam asetat. Pada proses ini, pH lateks diusahakan disekitar titik isoelektrik lateks yaitu 4,4-5,3 dimana muatan positif protein seimbang dengan muatan negatif sehingga elektrokinetis potensial sama dengan nol. 2. Penambahan larutan elektrolit Penambahan larutan elektrolit yang mengandung logam seperti Ca 2+ , Mg 2+ , Ba 2+ , K + , Al 3+ kedalam lateks menyebabkan penurunan potensial listrik partikel karet dan mengakibatkan lateks menggumpal. 3. Penambahan senyawa penarik air Penggumpalan lateks dengan cara menarik air dehidrasi dilakukan dengan menambahkan senyawa alkohol dan aseton yang dapat mengganggu lapisan molekul air di dalam lateks. Penggumpalan dengan cara ini jarang dilakukan karena karet yang dihasilkan memiliki mutu yang kurang baik Ompusunggu, 1987.

2.5 Struktur Kimia Karet