Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

antara 20-30 derajat. Dengan nilai kadar kering karet yang didapat pada variable optimal tersebut ialah lebih dari 28 yang menunjukkan bahwa hasil koagulasi karet yang didapat memiliki mutu yang baik. Selpiana 2015 telah melakukan penelitian mengenai pemanfaatan sari buah ceremai Phyllanthus Acidus sebagai alternatif koagulan lateks.Sari buah ceremai Phyllanthus Acidus mengandung asam askorbat, salah satu jenis asam karboksilat yang dapat menyebabkan koagulasi koloid karet. Perbedaan bahan senyawa yang digunakan sebagai koagulan lateks dapat mempengaruhi dosis penggunaan koagulan, waktu koagulasi dan kualitas karet hasil proses koagulasi.Berdasarkan hasil penelitian koagulasi lateks, hasil optimum diperoleh pada penggunaan sari buah ceremai Phyllanthus acidus adalah dengan rasio volume 10 dan waktu kontak 24 jam. Persentase kadar karet kering diuji dengan SNI 06-2047-2002 bernilai 55.47, telah memenuhistandar SNI KKK minimal 28 untuk lateks kebun mutu I. Peningkatan nilai persentase kadar karet kering dipengaruhi oleh konsentrasi asam, pH koagulan dan waktu kontak koagulasi. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk memanfaatkan limbah yang berasal dari tempe untuk bahan koagulan lateks kebun, yang akhirnya dapat digunakan oleh petani sebagai bahan pengganti asam formiat yang pada saat ini masih digunakan oleh petani.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah kandungan asam nitrat pada limbah cair fermentasi tempe dapat digunakan sebagai penggumpal lateks. 2. Apakah limbah cair fermentasi tempe yang digunakan sebagai penggumpal lateks tanpa penambahan amonia menghasilkan mutu karet yang memenuhi Standar Indonesia Rubber SIR – 20 . Universitas Sumatera Utara 3. Apakah limbah cair fermentasi tempe yang digunakan sebagai penggumpal lateks dengan penambahan amonia menghasilkan mutu karet yang memenuhi Standar Indonesia Rubber SIR – 20 .

1.3 Pembatasan Masalah

Penelitian ini hanya dibatasi pada : 1. Bahan penggumpal yang digunakan adalah limbah cair tempe. 2. Lateks yang digunakan berasal dari STIPAP, Sumatera Utara. 3. Koagulum hasil penggumpalan digiling dengan creper sebanyak enam kali, kemudian dikeringkan. 4. Karet kering yang dihasilkan digiling dengan blending mill sebanyak tiga kali. 5. Parameter pengujian mutu yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Plastisitas Awal Po, Plastisitas Retensi Indeks PRI, Viskositas Mooney, Kadar Karet Kering KKK, Kadar Abu dan Kadar Kotoran.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui pengaruh asam nitrat dalam limbah cair fermentasi tempe sebagai penggumpal lateks. 2. Untuk mengetahui mutu SIR Standar Indonesia Rubber dari lateks yang digumpalkan dengan limbah cair tempe dan dibandingkan dengan asam formiat sebagai penggumpal lateks tanpa penambahan amonia. 3. Untuk mengetahui mutu SIR Standar Indonesia Rubber dari lateks yang digumpalkan dengan limbah cair tempe dan dibandingkan dengan asam formiat sebagai penggumpal lateks dengan penambahan amonia. Universitas Sumatera Utara

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yaitu penggunaan limbah cair tempe sebagai penggumpal lateks sehingga dapat memproduksi karet SIR 20 dan dapat menghasilkan mutu karet yang lebih baik yang dapat digunakan dalam industri lateks.

1.6 Metodologi Penelitian