dapat berputar.Sebelum rotor dijalankan, dipanaskan 1 menit. Kemudian rotor dijalankan dan rotor akan berputar. Tenaga yang digunakan untuk memutar rotor
didalam sampel karet dapat dibaca pada skala. Pembacaan dilakukan setelah 5 menit. Bila pada skala tercatat 55, artinya viskositas mooney adalah 55 ML1+4
pada suhu 100˚C dengan pengertian satuan sebagai berikut :
M =
Mooney L
= Large rotorrotor ukuran besar
1 =
Pemanasan pendahuluan 1 menit 100˚C =
Suhu yang dipakai untuk pengujian 5
= Pembacaan 5 menit setelah rotor dipanaskan dan dijalankan.
Mooney viskometer pada dasarnya adalah alat untuk mengukur aliran viskositas gesek yang dirancang pada ML 1+4 dengan tingkat ketegangan ±
1,5detik setelah pemanasan pendahuluan pada suhu 100 C selama 1 menit,
kemudian dilanjutkan periode gesekan selama 4 menit. Pengukuran aliran dilakukan selama kompresi sederhana pada suhu 100
C.
2.9.4 Kadar Kotoran
Kotoran adalah benda asing yang tidak larut dan tidak dapat melalui saringan 325 mesh. Adanya kotoran didalam karet yang relatif tinggi dapat mengurangi sifat
dinamika yang unggul darl vulkanisat karet alam antara lain kalor timbul dan ketahanan retak lenturnya. Kotoran tersebut juga mengganggu pada pembuatan
vulkanisat tipis.
Potongan uji untuk penetapan kadar kotoran perlu ditipiskan lagi untuk memudahkan pelarutan. Potongan uji yang telah digiling ulang, dilarutkan
didalam pelarut yang mempunyai titik didih tinggi, disertai penambahan suatu zat untuk memudahkan larutnya karet rubber peptiser. Larutan kotor yang tertinggal
kemudian dituangkan melalui saringan 325 mesh. Kotoran yang tertinggal pada
Universitas Sumatera Utara
saringan setelah dikeringkan didalam oven, kemudian ditimbang setelah didinginkan. Hasil pelaksanaan pengujian yang baik, dapat dilihat dari mudah
bergeraknya kotoran kering didalam saringan .
Kadar kotoran dapat dihitung dengan rumus 2.2 sebagai berikut : Kadar kotoran =
× 100 2.2
dimana: A = bobot saringan + kotoran
B = bobot saringan kosong C = bobot contoh
2.9.5 Kadar Abu
Abu didalam karet terjadi dari Oksida, Karbonat dan Fosfat dari Kalium, Magnesium, Kalsium, Natrium dan beberapa unsur lain dalam jumlah yang
berbeda-beda. Abu dapat pula mengandung silicat yang berasal dari karet atau benda asing yang jumlah kandungannya bergantung pada pengolahan bahan
mentah karet.
Tingginya kadar abu dapat disebabkan beberapa faktor seperti tanah yang mengandung kalsium tinggi, musim gugur dimana daun akan membusuk. Kadar
abu ini dapat tinggi akibat perlakukan yang tidak dianjurkan misalnya penggumpalan lateks dengan menggunakan ammonium sulfat mengakibatkan
kadar abu karet kering tinggi. Faktor pengolahan dapat mempengaruhi kadar abu, dimana makin besar tingkat pengolahan maka kadar abu semakin rendah,
misalnya lateks yang digumpalkan tanpa pengenceran mempunyai kadar abu yang lebih tinggi dari pada dengan pengenceran. Dengan kata lain semakin encer lateks
yang digumpalkan maka semakin rendah kadar abu karet yang diperoleh karena sebagian besar akan tercuci bersama serum Kartowardoyo, 1980.
Universitas Sumatera Utara
Abu dari karet memberikan sedikit gambaran mengenai jumlah bahan mineral didalam karet. Beberapa bahan mineral didalam karet yang meninggalkan
abu dapat mengurangi sifat dinamika yang unggul seperti kalor timbul heat build - up dan ketahanan retak Ientur flex cracking resistance dari vulkanisat karet
slam.
Kadar abu dapat dihitung dengan rumus 2.3 sebagai berikut :
Kadar Abu = × 100
2.3 dimana :
A = bobot cawan + abu B = bobot kosong
C = bobot contoh
2.9.6. Kadar Karet Kering