bersama-sama mantan aktivis Forkot lainnya, Faisal Saimima dari ABA ABI mereka kemudian mendirikan Front Kota Fronkot. Kini dengan ribuan
anggotannya dari berbagai kampus yang masih bergabung dengannya, Forkot tampil semakin radikal. Dalam berbagai aksinya menuntut Pengadilan terhadap
Soeharto tak jarang mereka bentrok dengan aparat dan menimbulkan korban.
Menanggapi hal ini, Adian Napitupulu menyatakan itu sudah merupakan ciri khas gerakannya. “Habis suka sih,”jawabnya enteng. Tetapi menurut Eli
Salomoan dan Syafiq dalam sebuah gerakan, sikap radikal tersebut harus diimbangi dengan suatu wacana perlawanan yang jelas sehingga
menumbuhkan suatu bentuk partisipasi politik mahasiswa yang bersifat otonomi bukan mobilisasi.
118
Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta FKSMJ didirikan melalui Musyawarah Besar Mubes pimpinan Senat Mahasiswa se-Jakarta di
IKIP Jakarta kini
2. Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Se-Jakarta
Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 23 Maret 1996. Organisasi yang juga memiliki hubungan kultural dengan keberadaan FKPMJ
Forum Komunikasi Pers Mahasiwa Jakarta dan FKMIJ Forum Komunikasi Mahasiswa Islam Jakarta ini, lahir dari perjalanan panjang pertemuan aktivis
senat mahasiswa se-Indonesia di era tahun 90-an yang peduli dengan upaya melawan rezim Orde Baru yang dianggap otoriter dan korup.
118
http:www.library.ohiou.eduindopubs200008230010.html diakses pada tanggal 04 September 2009
Universitas Sumatera Utara
Pendiri FKSMJ, para aktivis dan pimpinan senat mahasiswa perguruan tinggi di Jakarta pada saat itu antara lain adalah Ubedilah Badrun
IKIPJakartaUNJ, Heru Cokro Universitas Indonesia, Danar, Henky, Saiful, Irwan Universitas Moestopo Beragama, Maman Faturahman, Omen
Abdururahman Universitas Mercubuana, Sayed Junaidi Rizaldi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Embay, Sarbini Universitas 17
Agustus, Tris, Dwi K STIE Swadaya, Indra Universitas YARSI, Ferry, Luthfi Nasution Universitas Jakarta, Waspada Universitas Attahiriyah, Kuncoro,
Agung Universitas Kertanegara.
Satu bulan setelah pendirian organisasi ini, pada 17 April 1996 melakukan aksi demonstrasi menolak kenaikan tarif angkutan umum di Departemen
Perhubungan Jakarta yang kemudian meluas ke wilayah Indonesia lainnya yang berakhir bentrokan dengan aparat keamanan, menimbulkan korban dipihak
mahasiswa dan rakyat di Ujung Pandang. Peristiwa ini kemudian disikapi mahasiswa dengan berkabung nasional dan melakukan aksi mimbar bebas di
seluruh kampus di Indonesia. Aktivitas parlemen jalanan yang dilakukan FKSMJ ini dengan dukungan dari univeristas-universitas lainnya menguat cepat di seluruh
Jakarta, dukungan tersebut kemudian muncul antara lain dari Senat Mahasiswa Universitas Indonesia, meskipun pada awalnya SM UI ini tidak ikut terlibat dalam
pergerakan pembentukan organisasi ini termasuk aksi-aksi politiknya. Rapat-rapat politik FKSMJ semakin intensif terjadi usai aksi tolak kenaikan tarif angkutan.
Universitas Sumatera Utara
Gerakan FKSMJ kemudian terlihat kembali menjelang peristiwa 27 Juli 1996 yang pada saat itu para aktivisnya ikut terlibat dalam mimbar bebas di
kantor PDI yang kemudian berakhir rusuh. Gerakan ini di penghujung tahun 1997 makin menguat ketika melakukan aksi politik demonstrasi pada 26 Desember
1997 di gedung DPRMPR untuk menolak pencalonan kembali Soeharto sebagai Presiden, aksi ini dilakukan bersama FKMIJ, FKMP, FAAR, dan Alarm-Aldera.
Demontrasi ini sempat dikepung sejumlah panser militer yang berjaga-jaga di gedung DPRMPR.
Pada perjalanannya kemudian pada tahun 1998 muncul aktivis-aktivis FKSMJ seperti Sarbini Universitas 17 Agustus, Irwan Universitas Mustopo,
Henry Basel IKIPUNJ, Heru Cokro UI dan Rama Pratama UI.
Pertemuan-pertemuan antara generasi baru FKSMJ dengan generasi awal FKSMJ, termasuk dengan aktifis FKMIJ Forum Komunikasi Mahasiswa Islam
Jakarta seperti Ahmad Wakil Kamal dan Mulyadi serta dengan sejumlah elemen mahasiswa Bandung berjalan makin intensif hingga kemudian menduduki Gedung
DPRMPR sebagai simbol perlawanan rakyat menghendaki turunnya Soeharto.
FKSMJ kemudian mengusung gagasannya tentang perlunya Dewan Presidium Nasional sebagai representasi pemerintahan transisional, sementara
Forkot menghendaki dibentuknya Komite Rakyat Indonesia KRIyang juga sebagai pemerintahan transisional, hingga kemudian kedua organisasi ini berbeda
haluan.
Universitas Sumatera Utara
Aksi-aksi FKSMJ usai keluar dari DPR masih terus berlanjut bersama elemen mahasiswa lainnya, antara lain aksinya menolak Sidang Istimewa MPR
1998 pada 23 Oktober dan 10-13 November 1998 dan upayanya menculik Amien Rais, Abdurrahman Wahid, Megawati, untuk memimpin perubahan dan
penolakan Sidang Istimewa. Namun Ketiga tokoh ini menolak perubahan menyeluruh dan kemudian menghasilkan Deklarasi Ciganjur. Sementara elemen-
elemen mahasiswa lainnya bergerak menuju gedung DPRMPR yang berakhir dengan Tragedi Semanggi
Aksi-aksi FKSMJ masih berlanjut hingga menjelang Pemilu 1999 dengan menduduki kantor KPU pada 25 Juli 1999 sebagai bentuk protes atas mandegnya
Reformasi Total. Aksi-aksi FKSMJ selanjutnya dilakukan antara lain bersama HMI MPO untuk menolak pemilu 1999 dan menghendaki bubarnya Golkar. Pada
perjalanannya kemudian, era senat mahasiswa berakhir dengan berlakunya SK Mendikbud No. 155U1998 tentang organisasi kemahasiswaan yang kemudian
melahirkan BEM Badan Eksekutif Mahasiswa di hampir semua perguruan Tinggi.
Berakhirnya era senat mahasiswa tidak menjadikan FKSMJ merubah nama organ gerakannya, karena FKSMJ merupakan alat perjuangan, bukan organisasi
Universitas Sumatera Utara
kemahasiswaan. Berjalannya waktu menjadikan kampus-kampus yang menjadi bagian FKSMJ kembali melakukan konsolidasi di kampus masing-masing.
119
No .
Selain dua organisasi gerakan mahasiswa, masih banyak lagi organisasi- organisasi mahasiswa yang terlibat dan bergerak dengan metodenya sendiri.
Dikarenakan banyaknya gerakan mahasiswa yang digerakkan dengan menggunakan organisasi-organisasi mahasiswa tentunya banyak juga sikap yang
ditunjukkan oleh gerakan mahasiswa tersebut. Jika dilihat dari karakternya pada waktu itu mungkin tabel ini akan dapat membantu mengenai gambaran atau
polarisasi gerakan mahasiswa tersebut. Tabel 1.2
Potret Fragmentasi Aksi Protes Mahasiswa 1998 Spektrum
atau Haluan Organisasi
IsuWacana StrategiSikap
1 Radikal-
Militan Forkot,
KPRP, PRD
Tolak Soeharto, Turunkan Soeharto,
Cabut Dwifungsi ABRI, Cabut UU
Politik, Bubarkan MPRDPR,
Reformasi total Penyebaran pamflet,
membangun jaringan yang luas, aksi jalanan,
tidak mau dialogkompromi
2 Moderat-
Konservatif Senat,
FKMSJ Turunkan harga,
tolak kekerasan, reformasi damai,
reformasi untuk rakyat, hapuskan
KKN Hati-hati, lamban,
bersedia dialog kecuali UI dan UGM, aksi
damai, aksi moral yang murni
3 Moderat-
Reaktif- Religius
Organisasi Muslim
LMMY, KAMMI,
Turunkan harga, tolak kekerasan,
reformasi damai, reformasi untuk
Hati-hati, lamban, bersedia dialog, reaktif,
aksi damai dikampus dan dimesjid, aksi
119
http:id.wikipedia.orgwikiFKSMJ
Universitas Sumatera Utara
HMI rakyat, hapuskan
KKN moral religius, tidak
turun ke jalan meng- hindari provokasi dan
kerusuhan
Sumber : Suharsih dan Ign Mahendra K. Bergerak Bersama Rakyat. Sejarah Gerakan Mahasiswa dan Perubahan Sosial di Indonesia. Hal 103
C. Reformasi yang Belum Selesai