Kebebasan yang Menggerakkan Revolusi Mahasiswa Perancis

evolusi dan kebudayaan Perancis itu sendiri. Keadaan Negara yang dikendalikan dalam sistem monarki absolut oleh raja Louis XIV hingga Louis XVI, ekonomi dipegang sepenuhnya oleh kaum bangsawan yang memunculkan kelas dominan dalam Negara, perang dengan Inggris dalam upaya mempertahankan kehormatan Perancis di panggung Internasional yang menimbulkan dilema fiskal akibat keuangan Negara yang digunakan terus menerus untuk berperang. Menjelang musim panas 1789, terjadilah “Revolusi Kota”, sebuah gelombang revolusi politik yang meluas di kota-kota seluruh Perancis, termasuk “jatuhnya Bastille di Paris”. Dalam konteks krisis politik serta ekonomi 1788- 1789, kerumunan pekerja kasar, penjaga toko, para pelancong serta buruh pergi berbondong-bondong ke kota –kota untuk mencari senjata dan makanan serta menuntut roti dan kebebasan. Ternyata Revolusi Kota ini menjadi awal dari proses revolusioner di Perancis yang segera akan mendalam dari reformasi konstitusional anti absolutisme menjadi tranformasi sosial dan politis yang lebih fundamental. Karena perlawanan dari kelas bawah dan yang terpenting adalah para petaninya, yang tidak pernah terlibat percekcokan dengan kelas menengah ternyata memiliki dinamika serta logikanya sendiri. 123 Revolusi atau Pemberontakan Mahasiswa Perancis Mei 1968 adalah nama yang diberikan pada serentetan protes dan pemogokan umum yang dilakukan oleh mahasiswa dan masyarakat Perancis, dalam hal masyarakat yang menginginkan

B. Kebebasan yang Menggerakkan Revolusi Mahasiswa Perancis

123 Ibid hal 34 Universitas Sumatera Utara kehidupan lebih baik, dimana gerakan ini hampir menyebabkan kejatuhan pemerintahan De Gaulle di Perancis. Mayoritas pemrotes merupakan pendukung isu-isu sayap kiri, namun institusi politik dan serikat pekerja kekirian yang telah ada menjauhkan mereka dari gerakan. Banyak yang memandang peristiwa tersebut sebagai kesempatan untuk menggoyahkan masyarakat lama pada berbagai aspek sosial dan moralitas tradisional, dan secara khusus berfokus pada sistem pendidikan dan ketenagakerjaan. Peristiwa tersebut bermula sebagai serentetan pemogokan mahasiswa yang terjadi di beberapa universitas dan sekolah di Paris, menyusul konfrontasi dengan administrator universitas dan polisi. Dan Revolusi Mahasiswa Mei 68’ Perancis juga berangkat dari keprihatinan mengenai kondisi dalam negeri yang dipicu awal mengenai kondisi pendidikan di negara tersebut, selain isu-isu yang cukup mewarnai pada periode itu yaitu gerak negara kapitalis dalam menancapkan pengaruh ekonominya di negara-negara dunia ketiga hingga wacana anti perang di Vietnam. Kondisi pendidikan yang memprihatinkan akibat pengaruh negara yang cukup besar mencengkeram pendidikan tersebut, menjalar kepada permasalahan kesejahteraan sosial hingga kebijakan negara mengenai dukungan terhadap perang Vietnam, yang terakumulasi menjadi satu dengan tuntutan kepada pemerintahan presiden Charles de Gaulle dengan permintaan untuk menjadi bebas dalam pengertian bebas sebagai manusia utuh yang dapat mengatur diri sendiri tanpa ada campur tangan dari negara. Universitas Sumatera Utara Dalam pemberontakan ini, mahasiswa, buruh, warganegara aktif lainnya, bersatu secara spontan dalam ratusan komite pemberontakan di seluruh Paris, juga di seluruh Perancis. Pemberontakan yang demikian tersebar luas menentang bentuk otoritas lama ini disertai rasa senang yang dalam terhadap kebebasan dan semua orang merasakannya dalam kehidupan sehari-hari. Gambaran yang paling menarik perhatian dari seluruh hari-hari tersebut adalah pemandangan bagaimana orang-orang berbicara satu sama lain, bukan hanya pertukaran pembicaraan yang umum, bergerombol di sudut-sudut jalan, di kafe-kafe dan Sorbonne tentunya. Pembicaraan-pembicaraan tersebut demikian meledak-ledak, seakan-akan setiap orang telah memendam apa yang telah mereka bicarakan selama bertahun-tahun. Ini terlihat dari bagaimana tolerannya mereka saling mendengarkan satu sama lain, seakan-akan orang-orang itu, lelaki maupun perempuan, terbuka matanya atas fakta bagaimana selama ini hubungan masyarakat Perancis berlangsung dengan kaku, dan penuh kecurigaan,tidak penuh persaudaraan. Seakan-akan sistem berjalan salah, anak-anak tidak berbicara dengan bebas kepada orang tua mereka, banyak pegawai-pegawai rendahan berlagak seperti bos, seluruh bangsa berdiri untuk memperhatikan Sang Jendral dan visinya atas Perancis. Pemberontakan ini terus bergulir dengan bukan hanya menuntut kebebasan semata, tetapi juga soal kesenjangan sosial yang dialami masyarakat Perancis khususnya kaum buruh Perancis. Hal ini juga menjadi sebab menyatunya kaum Universitas Sumatera Utara buruh dengan gerakan yang dibuat oleh para mahasiswa Perancis. Perlawanan massa mahasiswa berperan sebagai sebuah detonator dalam sebuah pemberontakan massif para pekerja. Tapi sebuah detonator tidak akan bekerja kecuali ada bahan yang berpotensi sebagai bahan peledak. Bahan potensial sebagai bahan peledak adalah kondisi negara Perancis itu sendiri. Ketika negara-negara industri kapitalis mempunyai pengalaman sedikitnya selama dua dekade dari pertumbuhan ekonomi yang berlangsung secara pesat, kesenjangan sosial pun semakin lebar. Sebanyak satu juta orang dan hampir separo dari penduduk Perancis yang mempunyai pendapatan, dibayar dengan upah yang sangat rendah yang mana pendapatan tersbut hanya mencapai satu level diatas level subsistence. Selain itu, di tahun 1968 lebih dari satu juta orang tidak mempunyai pekerjaan atau menganggur, kesemuanya itu memukul perasaan buruh-buruh muda. Di Burgundi, sebagai contoh kecil, 25 pemuda di bawah usia 25 th menjadi pengangguran. Hak berserikat di pabrik-pabrik diabaikan. Satu-satunya jalan untuk mengekspresikan ketidakpuasan adalah melalui aksi-aksi massa. Tahun 1967, di pabrik Renault di Le Mann dan Caen terjadi perang batu dengan polisi selama terjadi pemogokan. Ketika mengambil metode aksi massa, para pekerja menggerakkan sebuah revolusi sosial yang mana mereka mempunyai potensi revolusioner yang jernih. Ini semua adalah hasil dari fomat-format yang dibikin oleh komite-komite aksi massa yang ada di Paris. Mereka tidak hanya bermunculan di sekolah- Universitas Sumatera Utara sekolah, universitas-universitas, kantor-kantor pemerintahan, asosiasi profesional, dan tempat-tempat kerja, tapi juga di daerah-daerah pemukiman.

C. Organisasi-Organisasi Yang Menggerakkan Revolusi Perancis