Kota Forkot dan Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta FKSMJ karena mempelopori pendudukan gedung DPRMPR pada tanggal 18 Mei 1998.
Pendudukan gedung DPRMPR ini terjadi pada tanggal 18-23 Mei 1998. FKSMJ menjadi aktor penting dalam pendudukan gedung DPRMPR ini bersama Forum
Kota, sebuah organisai mahasiswa Jabotabek yang lahir dari aktifis diluar senat mahasiswa. Selain Forkot kemudian nampak juga HMI MPO yang juga membawa
massa ribuan mahasiswa. Hari kedua pendudukan kemudian diikuti oleh ratusan ribu mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi Jakarta, Bandung, dan universitas
lainya. Saat aksi pendudukan gedung DPRMPR ini Soeharto berhenti dari jabatannya sebagai Presiden pada 21 Mei 1998.
Sedikit penjabaran dari kedua Organisasi Mahasiswa ini yang cukup popular ketika Reformasi:
1. Forum Kota Forkot
Forum Kota atau yang pada awalnya bernama Forum Komunikasi Mahasiswa se-Jabotabek dan lebih dikenal dengan Forkot adalah salah satu
organisasi mahasiswa ketika Reformasi 98 berlangsung, serta termasuk paling depan dalam proses menjatuhkan Soeharto. Forkot bisa dianggap sebagai salah
satu organisasi mahasiswa cukup fenomenal. Kemunculannya yang terkesan sangat “spontan” merupakan ekspresi puncak kemuakan para mahasiswa
Indonesia terhadap kesewenang-wenangan rezim Orde Baru dan sikap
Universitas Sumatera Utara
ketidakpercayaan mahasiswa terhadap organisasi-organisasi formal mahasiswa seperti Senat, SMPT, Ormas Mahasiswa dll.
Didirikan pada tanggal 7 Maret 1998, pada awalnya Forkot beranggotakan 16 kampus yang memilki akar sejarah pergerakan mahasiswa seperti UKI
Universitas Kristen Indonesia, IKIP Jakarta sekarang Universitas Negeri Jakarta, IAIN Syarif Hidayatullah, Unas Universitas Nasional, ISTN Institut
Sains dan Teknologi Nasional, Atmajaya, Institut Teknologi Indonesia, Universitas Jayabaya dan lain sebagainya. Kemudian jumlah itu sempat
membengkak menjadi 70-an lebih kampus. Forum Kota bersama FKSMJ tercatat oleh sejarah sebagai organ gerakan mahasiswa pertama yang memasuki Gedung
DPRMPR pada tanggal 18 Mei 1998.
117
Namun aksi radikal mereka tersebut tak urung mengundang kecaman dan cibiran sinis dari berbagai kalangan. Beberapa organisasi Islam yang sangat anti
Forkot memplesetkan kepanjangan Forkot menjadi Forum Komunis Total dan menuduh organisasi ini didukung oleh para Pastor Serikat Yesuit serta kekuatan
Dalam setiap aksi yang mereka lakukan, dapat dikatakan sangat radikal dan berani untuk melawan refresifitas aparat keamanan. Hal ini terbukti dalam
Kejadian Tragedi Semanggi I dan Semanggi II, ribuan aktivis Forkot secara “berani” menghadapi panser dan water canon aparat hanya dengan bersenjatakan
batu dan bom molotov cocktail saja.
117
http:id.wikipedia.orgwikiForum_Kota
,
diakses pada tanggal 04 September 2009
Universitas Sumatera Utara
Nasionalis Sekuler. Menghadapi tuduhan dan kecaman tersebut para aktivis Forkot sama sekali tak ingin menggubrisnya. Menurut Adrian Napitupulu,
salah seorang aktivis senior di Forkot, dalam dunia politik Indonesia hal seperti itu adalah sudah biasa dimana sebuah kekuatan yang kritis terhadap
kekuasaan akan dimatikan dengan berbagai stigma dan intrik bernada minor. “Tapi saya pikir rakyat sekarang sudah sangat cerdas dan bisa membedakan
mana yang benar dan mana yang salah,”ungkap mahasiswa Fakultas Hukum UKI ini.
Mengenai soal struktur, Forkot tidak memilki sistem struktur yang baku. Selama ini rekruitmen anggota bersifat cair dan diserahkan kepada simpul
Forkot di berbagai kampus yang bersangkutan. Sedangkan masalah manejemen organisasi dijalankan secara bersama-sama. Salah satu bentuk manajemen
bersama tersebut adalah soal penunjukan koordinator lapangan dan juru bicara suatu aksi yang harus mendapatkan persetujuan langsung dari rapat
antar simpul. Meskipun sudah diusahakan untuk sesolid mungkin namun internal Forkot tak lepas juga dari masalah ketidak puasan. Setelah beberapa simpul
kampus menyatakan mundur dari Forkot, dengan alasan secara strategi “tidak cocok lagi” sekitar awal bulan September 1998 beberapa aktivis senior Forkot
seperti Syafiq dari STF Driyakara menyatakan keluar dan bersama beberapa temannya dari Universitas Moestofo lalu mendirikan FAMRED Front Aksi
Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi. Pada akhir Februari 2000 giliran aktivis senior lainnya Eli Salomoan dari ISTN yang hengkang dari Forkot dan
Universitas Sumatera Utara
bersama-sama mantan aktivis Forkot lainnya, Faisal Saimima dari ABA ABI mereka kemudian mendirikan Front Kota Fronkot. Kini dengan ribuan
anggotannya dari berbagai kampus yang masih bergabung dengannya, Forkot tampil semakin radikal. Dalam berbagai aksinya menuntut Pengadilan terhadap
Soeharto tak jarang mereka bentrok dengan aparat dan menimbulkan korban.
Menanggapi hal ini, Adian Napitupulu menyatakan itu sudah merupakan ciri khas gerakannya. “Habis suka sih,”jawabnya enteng. Tetapi menurut Eli
Salomoan dan Syafiq dalam sebuah gerakan, sikap radikal tersebut harus diimbangi dengan suatu wacana perlawanan yang jelas sehingga
menumbuhkan suatu bentuk partisipasi politik mahasiswa yang bersifat otonomi bukan mobilisasi.
118
Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta FKSMJ didirikan melalui Musyawarah Besar Mubes pimpinan Senat Mahasiswa se-Jakarta di
IKIP Jakarta kini
2. Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Se-Jakarta