Organisasi-Organisasi Yang Menggerakkan Revolusi Perancis

sekolah, universitas-universitas, kantor-kantor pemerintahan, asosiasi profesional, dan tempat-tempat kerja, tapi juga di daerah-daerah pemukiman.

C. Organisasi-Organisasi Yang Menggerakkan Revolusi Perancis

Pada tanggal 14 Februari 1968, pemberontakan menuntut kebebasan keluar masuk antara asrama putra dan putri menyebar seperti api yang liar ke seluruh Perancis. Hampir pada setiap asrama mahasiswa, anak-anak putra memasuki blok putri sebagai protes terhadap segregasi. 124 Akibat berlarut- larutnya permasalahan ini membuat suasana menjadi semakin tidak terkendali dan puncaknya adalah ketika pada Senin, 18 Maret 1968, sebuah komando mahasiswa sayap kiri membawa bahan-bahan peledak kecil, melempari kaca-kaca jendela kantor Chase Manhattan Bank cabang Paris, Bank of America dan Trans World Airlines dan juga American Express, yang membuat polisi menangkap dua pemuda dan tiga pelajar yaitu Nicolas Boulte, pemimpin Comite Vietnam National CVN, Xavier Langlade, mahasiswa Nanterre dan anggota the Jeunesses Communistes Revolutionnaires JCR dan tiga lainnya adalah anggota Komite Aksi Pelajar Sayap Kiri CAL, telah menggiring aksi-aksi ke rapat umum protes di Nanterre hingga akhirnya lahir Gerakan 22 Maret Mouvement du 22 Mars yang dipimpin oleh mahasiswa Sosiologi Universitas Nanterre bernama Daniel Cohn-Bendit, yang akhirnya memproklamirkan Pemberontakan Mahasiswa dimulai. 125 124 Patrick Seale dan Maureen McConville Op.cit hal 19 125 Ibid hal 29 Universitas Sumatera Utara Dalam perjalanan Revolusi Perancis ini ada begitu banyak organisasi- organisasi mahasiswa Perancis yang terlibat dengan Ideologi masing-masing yang dimilikinya. Organisasi mahasiswa Perancis secara garis besar dibagi dalam dua kategori yaitu serikat kerja dan faksi politik. Yang pertama menaruh perhatian, dalam hal teori yaitu hal advokasi kepentingan mahasiswa yang sifatnya spesifik, dalam hal ini Organisasi Mahasiswa Komunis atau Union des Etudiants Communistes UEC, serta Union National des Etudiants de France UNEF yang lebih memikirkan aksi-aksi politik di panggung yang lebih luas ketimbang universitas dan juga satu-satunya serikat mahasiswa di Perancis pada saat itu. UNEF menjadi saluran utama protes mahasiswa. Keuletan mereka dalam melancarkan aksi-aksi oposisional terhadap ekses-ekses perang, keberanian yang diperlihatkan anggota-anggota mudanya, komitmen mereka pada prinsip demokrasi Perancis yang telah dilupakan dalam situasi perang yang panas, membawa serikat kerja ini ke garis depan politik nasional Perancis. Kendali dalam UNEF dipegang oleh sebuah kelompok inti Katolik sayap kiri, yang digerakkan oleh semangat cinta kasih Kristen, dan secara bersamaan Ideologi Marxis. Bahkan perlawanan ini membawa ke satu posisi dalam spektrum politik, dalam hal ini diwujudkan melalui Partai Komunis Perancis CPF. 126 Selain dua organisasi di atas ada begitu banyak organisasi lainnya yang turut andil dalam revolusi Perancis ini. Salah satunya adalah Jeunesse Communiste Revolutionaire JCR, sebuah kekuatan pemberontak Trotskyis yang 126 Patrick Seale dan Maureen McConville. Op.cit hal 40-41 Universitas Sumatera Utara sangat disiplin dan solid, yang mungkin barangkali menjadi kelompok penekan yang paling kuat dalam konstelasi politik kekuatan ekstrem kiri, yang banyak dipengaruhi oleh Engels, Marx, Lenin, Rosa Luxemburg dan Trotsky pastinya. JCR memiliki tujuan sebagai pelatihan bagi kader-kader revolusioner yang akan disebarkan ke seluruh penjuru negeri pada titik strategis. Ini merupakan buah pemikiran Alain Krivine, anak seorang dokter gigi Perancis-keturunan Yahudi yang merupakan mahasiswa sejarah yang cerdas di Sorbonne dan salah satu pendiri JCR. Mereka membangun organisasinya sesuai dengan model pergerakan kaum muda Partai Bolsheviknya Lenin. Tetapi hal utama yang JCR percayai, meminjam dari patron mereka yaitu Trotsky adalah kebutuhan untuk membentuk kepemimpinan garda depan yang revolusioner di Perancis. Tanpa suatu kepemimipinan, tidak akan ada partai massa revolusioner yang efektif, dan tanpa sebuah partai massa, tidak akan ada perebutan kekuasaan. Mereka menganggap Partai Komunis Perancis telah gagal dan tidak punya harapan lagi untuk menunaikan tugas kepeloporan ini dan bagi mereka, partai telah memfosil, menjadi kasta penunggang dan membeku dalam birokrasi yang membusuk. 127 Sementara itu, JCR ternyata bukanlah satu-satunya organisasi yang mengibarkan bendera Trotskyis. Ada lagi kelompok yang menamakan dirinya Fedetaration des etudiantes Revolutionaire FCR yang sangat militan, sekte Trotskyis yang sangat sektarian, yang membuat JCR lebih lembut dan beralasan. 127 Ibid hal 52-55 Universitas Sumatera Utara FER tumbuh dari CLER Comitte de Estudiantes Revolutionaires, sebuah faksi yang lebih dulu lahir pada bulan Oktober 1961, hasil dari perpecahan tahun 1931 antara Pierre Frank dan Pierre Lambert dalam cabang Internasional Keempat di Perancis. Mereka menyombongkan diri dan puritanisme mereka sebagai Bolshevikisme yang tidak kenal kompromi dan doktrin-doktrin yang tegas. 128 Faksi itu adalah Union Comuniste yang lebih dikenal di bawah surat kabarnya, Voix Ouviere walaupun faksi ini dianggap faksi yang kecil. Faksi ini menikmati distingsinya sebagai kelompok sempalan Trotskyis yang paling tua, dan faksi yang mengklaim paling memiliki dukungan dari kaum buruh. Faksi ini tidak berafiliasi dengan Internasional Keempat. Ini membuktikan bahwa pengaruh Trotskyis sangat besar dan mampu menjadi napas yang membuat gerak kelompok-kelompok mahasiswa di Perancis cukup menonjol ketika Revolusi terjadi. Meskipun demikian, kelompok Trotskyis bukan satu-satunya dalam revolusi tersebut. Masih ada kelompok atau faksi yang mengagungkan Marxisme sebagai landasan Ideologi yang berperan dalam perjuangannya.. 129 Revolusi Mei ini sendiri dipimpin oleh koalisi berbagai elemen dengan latar belakang, bakat maupun perjalanan politik yang berbeda-beda serta jenis- jenis orang yang berbeda pula. Eleven-elemen inilah yang kemudian menjadi kekuatan utama yang datang bersama-sama membentuk kepemimpinan dalam 128 Ibid hal 57-58 129 Ibid hal 59 Universitas Sumatera Utara pemberontakan mahasiswa; Gerakan 22 Maret, JCR, UJC M-L dan MAU. Mereka kemudian didukung oleh milisi relajar dari CALs dan pemimipin- pemimpin CVN, front sayap kiri anti perang Vietnam. Sejak akhir April atau awal Mei, komando puncak yang bersifat rahasia dalam Revolusi memulai pertemuan- pertemuan denga teratur, tinggal berdekatan dalam jangkauan telepon atau kurir. Anggota-anggota komando puncak ini hádala Daniel Cohn Bendit 23 tahun, Alain Krivine 27 tahunJCR, Marc Kravetz 26 tahun. Michel Recanati 17 tahunCALs dan Jean Louis Peninou 26 tahunCVN. Dua pimpinan lainnya adalah Jacques Sauveageot 25 tahunWakil Presiden UNEF dan Alain Geismar 29 tahun sekretaris nasional serikat pengajar universitas SNESup-Syndicate Nationale de L’enseignement Superieur. 130 Dalam benak mereka, tidak ada cara untuk menumbangkan masyarakat borjuis dalam sekali sapu. Taktiknya adalah dengan melakukan pululan berulang- ulang lewat aksi-aksi yang revolusioner, setiap pululan akan mendorong proses perubahan yang tidak dapat dihindari. Aksi-aksi ini merupakan verja dari minoritas aktivis, yang mendasarkan praktik mereka secara tegas pada teori revolusioner. Mereka berperan sebagai alat peledak tanpa berusaha mengontrol proses yang mereka timbulkan. Kekuatan dari gerakan mereka justru terletak pada elemen yang yang tidak terkontrol dan bergerak secara spontan. Mahasiswa telah memberikan contoh kepada kaum buruh, tetapi persatuan mahasiswa dan buruh hanya dapat terjadi di Medan pertempuran. Dengan demikian pemebrontakan 130 Ibid hal 76-77 Universitas Sumatera Utara tidak dapat berakhir, tetapi menyediakan berbagai kemungkinan terhadap apa yang mungkin, apa saja yang dapat terjadi.

D. Revolusi Yang Memberi Pelajaran Bagi Perancis Dan Dunia