Perkembangan Giro Wajib Minimum

2003.3 405,607.60 2009.1 528,454.40 2003.4 390,199.30 2009.2 540,784.10 2004.1 402,597.30 2009.3 561,138.00 2004.2 411,935.50 2009.4 547,365.20 2004.3 423,852.30 2010.1 557,971.20 2004.4 418,131.70 2010.2 573,911.70 2005.1 426,612.10 2010.3 593,704.40 2005.2 436,121.30 2010.4 585,102.50 Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia Bank Indonesia

4.1.2.6 Perkembangan Giro Wajib Minimum

Giro Wajib Minimum bank umum selama periode tahun 2000 – 2010 terlihat mengalami gejolak yang tajam, namun tetap dengan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode tahun 2000-2010, rata-rata pertumbuhan GWM sebesar 8,39 persen per triwulan. GWM pada periode tahun 2001 menurun dibandingkan dengan posisi GWM pada periode tahun 2000, lalu meningkat secara perlahan pada periode tahun 2002 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,07 persen dan pada periode tahun 2003 rata-rata pertumbuhan sebesar 7,14 persen. 300000 350000 400000 450000 500000 550000 600000 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 PDB Gambar 4.5. Perkembangan PDB, Periode Thn 2000-2010 Universitas Sumatera Utara Pertumbuhan GWM yang paling tajam terjadi pada periode tahun 2004, 2006, dan 2010. Pada periode tahun 2004 pertumbuhan GWM meningkat tajam dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 46,47 persen, yaitu dari sebesar Rp.72,251 milyar pada Tw. IV tahun 2003 menjadi sebesar Rp.194,856 milyar pada Tw. I tahun 2004 dan terus meningkat menjadi sebesar Rp.227,623 milyar pada Tw. IV tahun 2004. Rata-rata pertumbuhan GWM pada periode tahun 2006 adalah 19,46 persen yaitu pada Tw.I sebesar Rp.243,735 milyar menjadi sebesar Rp.286,698 milyar pada Tw.II. Dan pada Tw.III menjadi Rp.202,643 milyar. Pada Tw. IV tahu 2007, GWM menjadi Rp.373,196 milyar dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,72 persen. Pertumbuhan GWM yang tinggi terjadi pada Tw.IV yang mencapai sebesar Rp.457,720 milyar. Pada periode tahun 2008 rata-rata pertumbuhan adalah -3,55 persen dan tahun 2009 adalah 0,79 persen. Pada periode tahun 2010, posisi GWM bank umum kembali meningkat dan yang paling tinggi adalah peningkatan pada Tw.IV yaitu dari Rp. 456,436 milyar pada Tw.I menjadi Rp.640,118 milyar pada Tw.IV. TahunTw Total GWM TahunTw Total GWM 2000.1 80,262 2005.3 178,577 2000.2 74,006 2005.4 231,333 2000.3 80,366 2006.1 243,735 2000.4 99,416 2006.2 286,698 2001.1 41,631 2006.3 202,643 2001.2 39,031 2006.4 373,196 2001.3 42,582 2007.1 380,528 2001.4 48,983 2007.2 376,328 2002.1 45,619 2007.3 370,196 2002.2 46,446 2007.4 457,720 2002.3 51,858 2008.1 355,078 2002.4 56,871 2008.2 326,442 Tabel 4.6. Perkembangan GWM milyar Rp. Periode Tahun 2000 - 2010 Universitas Sumatera Utara 2003.1 51,761 2008.3 323,008 2003.2 53,975 2008.4 378,997 2003.3 54,998 2009.1 391,196 2003.4 72,251 2009.2 418,707 2004.1 194,856 2009.3 353,833 2004.2 216,507 2009.4 383,588 2004.3 221,263 2010.1 456,436 2004.4 227,623 2010.2 469,078 2005.1 211,219 2010.3 470,261 2005.2 205,192 2010.4 640,118 Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia Bank Indonesia 4.1.2.7 Perkembangan Tingkat Inflasi Selama periode tahun 2000–2010 kondisi perekonomian Indonesia masih dalam kondisi yang kondusif, karena gejolak perekonomian yang terjadi akibat pengaruh tingkat inflasi yang tinggi telah dapat diatasi. Hal ini terlihat dari tingkat inflasi yang tinggi pada masing-masing periode tahun 2002, 2006, dan 2008 tidak berjalan lama, dan pada periode berikutnya terlihat tingkat inflasi yang tinggi dapat segera diturunkan pada level yang aman. 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 GW M Gambar 4.6. Perkembangan GWM, Periode Tahun 2000-2010 Universitas Sumatera Utara Pada awal tahun 2000, tingkat Inflasi sangat rendah yaitu hanya mencapai 1,1 persen, namun pada Tw. IV telah meningkat menjadi 9,40 persen, dan berlanjut pada tahun 2001 meningkat terus hingga pada Tw. III telah mencapai 13,00 persen. Pada Tw.I tahun 2002 tingkat inflasi sudah mencapai 14,10 persen. Namun kondisi ini tidak berlangsung lama karena pada periode-periode berikutnya tingkat inflasi dapat terus ditekan hingga mencapai posisi terendah sebesar 5,10 persen pada Tw.III tahun 2003 dan Tw.IV tahun 2004. Tingkat inflasi mulai meningkat secara perlahan sehingga mencapai posisi tertinggi pada Tw.IV tahun 2005 sebesar 17,10 persen dan pada Tw.1 tahun 2006 sebesar 17,90 persen. Namun kondisi ini tidak bertahan lam karena pada periode Tw.2 tahun 2006 tingkat inflasi turun menjadi 15,50 persen. Dan akhirnya dapat terus diturunkan hingga pada posisi sebesar 5,80 persen pada Tw.II tahun 2007. Pada Tw.III tahun 2008 tingkat inflasi kembali meningkat sampai posisi 12,14 persen, dan pada periode selanjutnya dapat kembali ditekan hingga pada posisi 2,78 persen pada Tw.IV tahun 2009. Namun pada akhir periode tahun 2010 Tw.IV terlihat adanya kecenderungan meningkat kembali karena tingkat inflasi sudah mencapai 6,96 persen. TahunTw Tkt. Inflasi TahunTw Tkt. Inflasi 2000.1 1.10 2005.3 9.10 2000.2 2.10 2005.4 17.10 2000.3 6.80 2006.1 17.90 2000.4 9.40 2006.2 15.50 2001.1 10.60 2006.3 9.10 2001.2 12.10 2006.4 6.60 2001.3 13.00 2007.1 6.50 2001.4 12.60 2007.2 5.80 2002.1 14.10 2007.3 7.00 Tabel 4.7. Perkembangan Tingkat Inflasi persen Periode Tahun 2000 - 2010 Universitas Sumatera Utara 2002.2 11.50 2007.4 6.60 2002.3 10.10 2008.1 8.17 2002.4 10.00 2008.2 11.03 2003.1 7.10 2008.3 12.14 2003.2 6.60 2008.4 11.06 2003.3 6.20 2009.1 7.92 2003.4 5.10 2009.2 3.65 2004.1 5.10 2009.3 2.83 2004.2 6.80 2009.4 2.78 2004.3 6.30 2010.1 3.43 2004.4 6.40 2010.2 5.05 2005.1 8.80 2010.3 5.80 2005.2 7.80 2010.4 6.96 Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia Bank Indonesia

4.1.2.8 Perkembangan Jumlah Uang Beredar