Hubungan antara Inflasi dan Suku Bunga Deposito atau Kredit

Angka pengganda uang dan uang beredar berhubungan negatif dengan giro wajib r, Di masa lalu, The Fed kadang-kadang menggunakan giro wajib untuk mempengaruhi ukuran uang beredar. Dalam tahun-tahun terakhir ini, giro wajib minimum telah menjadi faktor yang kurang penting dalam menentukan angka pengganda uang dan uang beredar Mishkin, 2009 : 9

2.1.3.12 Hubungan antara Inflasi dan Suku Bunga Deposito atau Kredit

Inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa secara umum terjadi karena pertumbuhan uang money supply melebihi pertumbuhan produksi barang dan jasa. Pada tahun 1896, Irving Fischer mengajukan suatu formula yang menjelaskan hubungan antara suku bunga dengan inflasi, sebagai berikut : Atmaja, 2008 : 24. 1 + = 1 + 1 + atau i = r + PI + r . PI Dimana : i = suku bunga nominal nominal interest rate r = suku bunga riil real interest rate PI = inflasi yang diharapkandiperkirakan expected inflation Keterangan : a. PI adalah premi untuk adanya inflasi. Premi ini untuk mempertahankan agar uang yang dipinjamkan principal tidak turun daya belinya. b. r.PI adalah premi inflasi untuk mempertahankan agar bunga riil yang diperoleh tidak turun daya belinya. Biasanya premi r.PI diabaikan karena terutama jika expected inflation kecil jumlahnya kecil. Sehingga formula Fischer, menjadi : = + Universitas Sumatera Utara Dapat disimpulkan, bahwa : a. The real rate of interest is the rate of exchange between present and futures Goods. b. The real rate of interest is the rate of exchange between present and futures Dollars. Fischer berpendapat bahwa real interest rate adalah konstan. Nominal interest rate berubah-ubah menyesuaikan diri dengan perubahan pada expected inflation. Hubungan ini adalah “satu banding satu”, artinya jika expected inflation, naik 1, nominal interest rate juga naik 1. Robert Mundell dan James Tobin tidak sependapat dengan Fischer. Menurut mereka “Jika expected inflation tidak naik, real interest rate akan turun. Demikian sebaliknya”. Akibatnya jika expected inflation naik 1, nominal interest rate naik tapi kurang dari 1. Alasan mereka: “Jika investor memprediksi bahwa inflasi akan naik, mereka harus menabung lebih banyak untuk mempertahankan kemakmuran wealth mereka. Tapi tabungan yang bertambah cenderung menurunkan real interest rate kompensasi untuk menunda konsumsi Atmaja, 2008 : 24. Michael Darby dan Martin Feldstein berpendapat bahwa yang penting bagi penabunginvestor adalah after-tax real interest rate ra, dimana: r a = r 1 − t . Untuk melindungi investor dari efek pajak, nominal interest rate harus dihitung dengan rumus : = + [ ] , jika dikembangkan lebih lanjut, maka : i x 1 − t = r + PI 1 − t x 1 − t i 1 − t = r 1 − t + PI Universitas Sumatera Utara r 1 − t = i 1 − t − PI maka : r = i 1 − t − PI dan : i = + PI dimana : i = suku bunga nominal r = suku bunga riil setelah pajak t = pajak PI = inflasi yang diperkirakan Menurut Darby-Feldstein, r investor adalah tetap, jika expected inflation naik 1, nominal interest rate naik 1, dan demikian sebaliknya. 2.2 LANDASAN HASIL PENELITIAN TERDAHULU 2.2.1 Penelitian Terdahulu 1. Jonni Manurung 1997, dengan judul penelitian “Restrukturisasi Sektor Keuangan dan Stabilisasi Perekonomian Indonesia : Analisis Evaluasi Kebijakan”, menganalisis kebijakan restrukturisasi sektor keuangan sebagai instrumen stimulus ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi intermediasi dan transformasi asset system perbankan semakin efisien; terdapat stabilisasi tingkat bunga deposito, tingkat bunga kredit, dan tingkat bunga interbank call money; system perbankan dan system moneter semakin stabil; dan neraca keuangan pemerintah mengarah pada No-Ponzi Game Condition. 2. Dumadi Tri Restiyanto 2008 dengan judul penelitian “Analisis Stabilitas dan Efektivitas Mekanisme Transmisi Lewat Jalur Jumlah Uang Beredar dan Kredit di Indonesia“ menganalisis pergerakan mekanisme trasmisi kebijakan moneter Universitas Sumatera Utara