Metode DEMATEL LANDASAN TEORI

Perspektif Pelanggan: Perspektif pelanggan dipandang sebagai seperangkat tujuan organisasi untuk mencapai dan mendapatkan akuisisi pelanggan, penerimaan, dan pelestarian. Tujuan adalah hasil dari asumsi yang dibuat tentang pelanggan dan sikap mereka, pasar mereka mewakili, dan nilai yang mereka anggap dalam hubungan dengan organisasi. Perspektif Internal: Perspektif internal mengingatkan kita bahwa latar belakang bekerja, didorong oleh tujuan dan sasaran, harus di tempat untuk memastikan bahwa pelanggan dan tujuan keuangan tercapai. Proses internal, budaya dan prosedur di semua departemen dan bisnis unit pendukung nilai proposisi ke target segmen pasar. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan: Perspektif ini merupakan dasar bagi semua perspektif lain dan berfungsi untuk mengingatkan praktisi bahwa dasar untuk semua lainnya hasil di pelanggan, internal, dan keuangan perspektif yang ditemukan dalam pembelajaran dan pertumbuhan rakyat. Belajar menentukan bagaimana orang menyerap ide-ide baru, meningkatkan keterampilan mereka dan mengubahnya menjadi tindakan.

3.4. Metode DEMATEL

4 DEMATEL adalah metode yang digunakan untuk membangkitkan model struktural termasuk hubungan kausal antara faktor-faktor yang kompleks. Dematel dibentuk oleh The Science and Human Affairs Program di Battelle Memorial Institute Geneva antara tahun 1972 sampai 1976 dan metode ini digunakan untuk menyelesaikan kelompok masalah yang rumit dan saling terkait. Metodologi 4 Maghsud Amiri. 2011. Developing a DEMATEL Method to Prioritize Distribution Centers in Supply Chain. Management Science Letters. Universitas Sumatera Utara berdasarkan dengan pendekatan objektif, dapat menjelaskan keterkaitan antara variableatribut dan membatasi hubungan yang menggambarkan properties dengan sistem esensial dan tren pengembangan. Akhir dari produk proses dematel adalah representasi visual gambaran individual pikiran yang mana mengorganisasikan jawaban dari responden. Prosedur dari metode dematel adalah sebagai berikut: Langkah 1: Generating The Direct-Relation Matrix Ada 4 skala yang digunakan untuk mengukur hubungan antaara criteria yaitu 0 no influence, 1 low influence, 2 high influence, 3 very high influence. Kemudian pesiapkan perbandingan menggunakan pairwise comparison untuk sebab dan akibat antara kriteria. Kemudian data dapat dibangkitkan sebagai matriks direct-relation yang mana a nxn adalah matriks A dimana setiap elemen a ij dilambangkan sebagai criteria i mempengaruhi kriteria j. Langkah 2: Normalizing The Direct Relation Matrix Normalisasi dibentuk dengan cara sebagai berikut: Langkah 3: Attaning The Total Relation Matrix Total relation matrix T dapat dibentuk dengan cara dimana I dinotsikan sebagai matriks identitas. Universitas Sumatera Utara Langkah 4: Producing a Causal Diagram Penjumlahan dari baris dan kolom secara terpisah dinotasikan sebagai vektor D dan vektor R. Kemudian vektor aksis horizontal D+R disebut prominence dibuat dengan menambahkan D dan R yang mana membentuk hubungan penting untuk tiap kriteria. Begitu juga aksis vertikal D-R dinamakan relasi dibentuk dengan pengurangan D dan R. Jika nilai positif maka termasuk grup penyebab, dan jika negatiftermasuk grup akibat. Diagram kausal dapat dibentuk dengan memetakan data set dari D+R dan D-R untuk mengamil keputusan. Dimana vektor D dan vektor R merupakan penjumlahan baris dan kolom dari Total relation matrix

3.5. Korelasi Linier