Uji Heteroskedastisitas Uji Parsial t-Test

jika nilai CI antara 10 dan 30 terdapat multikolinearitas moderat ke kuat, sedangkan jika nilai CI 30 artinya terdapat multikolinearitas sangat kuat. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah: akoefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, bnilai standar error setiap regresi menjadi tak terhingga. Apabila terjadi korelasi antara variabel independen, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan situasi dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Erlina 2007:108 menyatakan “jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya jika varians berbeda, maka disebut heterokedasitas”. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas, antara lain: 1 jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, Universitas Sumatera Utara 2 jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Menurut Ghozali 2005:107 ”analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil”.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini paling sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena “gangguan” pada seorang individukelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individukelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan Durbin Watson statistik. Menurut Ghozali 2002: 96 cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut: 1 tidak ada autokorelasi positif, jika 0 d dl, 2 tidak ada autokorelasi positif, jika dl ≤ d ≤ du, 3 tidak ada korelasi negatif, jika 4 - dl d 4, 4 tidak ada korelasi negatif, jika 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl, 5 tidak ada autokorelasi, positif atau negatif, jika du d 4 – du. Run test sebagai bagian dari statistik non parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random yaitu dengan melihat nilai probabilitasnya. Menurut Ghozali 2005: 103 bila signifikansi 0,05 dengan α = 5 berarti residual random dan H diterima, sebaliknya bila nilai signifikan 0,05 berarti residual tidak random dan H ditolak.

2. Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independen secara individual. Analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan dengan menaikkan dan menurunkan keadaan variabel independen. Dalam penelitian ini terdapat lebih dari satu variabel independen, yaitu manajemen laba, mekanisme corporate governance, kualitas audit dan satu Universitas Sumatera Utara variabel dependen, yaitu kinerja keuangan yang diduga mempunyai hubungan interaktif saling mempengaruhi antara variabel-variabel tersebut, sehingga penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda multiple regression. Persamaan atau model ekonometriknya adalah sebagai berikut : Y = β + β 1 X1 + β 2 X2 + β 3 X3 + β 4 X4 + β 5 X5 + β 6 X6 + є Keterangan : Y = Kinerja Keuangan. β = Konstanta. β 1 , β 2 , β 3, β 4, β 5 ,β 6 = Koefisien regresi X 1 , X 2 , X 3, X 4, X 5, X 6 X 1 = Manajemen Laba X 2 = persentase kepemilikan saham oleh institusi X 3 = persentase kepemilikan saham oleh manajemen X 4 = komite audit, yang diukur dengan menggunakan variabel dummy dan diberi nilai 1 jika perusahaan memiliki komite audit dan nilai 0 jika tidak. X 5 = komisaris independen, yang juga diukur dengan menggunakan variable dummy dan diberi nilai 1 jika perusahaan mempunyai komisaris independen dan 0 jika perusahaan tidak memiliki komisaris independen X 6 = kualitas audit, variabel ini menggunakan ukuran KAP yang diukur dengan menggunakan variabel Universitas Sumatera Utara dummy dan diberi nilai 1 jika KAP merupakan KAP big four dan nilai 0 jika sebaliknya. ε = Tingkat kesalahan pengganggu

3. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji signifikansi simultan F test dan uji parsial t test.

a. Uji Parsial t-Test

Uji secara parsial untuk menguji setiap variabel bebas atau independent variable X i apakah mempunyai pengaruh atau tidak, terhadap variabel tidak bebas atau dependent variable Y i . Bentuk pengujiannya adalah: H : b i = 0, artinya manajemen laba, persentase kepemilikan saham oleh institusi, persentase kepemilikan saham oleh manajemen, komite audit, komisaris independen, dan kualitas audit secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. H a : b i ≠ 0, artinya manajemen laba, persentase kepemilikan saham oleh institusi, persentase kepemilikan saham oleh manajemen, komite audit, komisaris independen, dan kualitas audit secara parsial mempunyai Universitas Sumatera Utara pengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Dengan menggunakan tingkat signifikan alpha 5 dan derajat kebebasan df ≥ 20, kemudian dibandingkan t tabel dengan t hitung untuk menguji signifikansi pengaruh. Apabila nilai t hitung t tabel , maka H ditolak.

b. Uji Signifikansi Simultan F- test

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Governance dan Leverage Ratio terhadap manajemen laba pada perusahaan Manufaktur Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 35 108

Mekanisme Good Corporate Governance, Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

2 41 133

ANALISIS MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA PERUSAHAAN GO PUBLIK TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA Analisis Mekanisme Corporate Governance Dan Manajemen Laba Perusahaan Go Publik Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia.

0 2 12

ANALISIS MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA PERUSAHAAN GO PUBLIK TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA Analisis Mekanisme Corporate Governance Dan Manajemen Laba Perusahaan Go Publik Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia.

0 3 25

MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE, MANAJEMEN LABA DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 11

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP MANAJEMEN LABA Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).

0 1 15

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 7

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 14

PENDAHULUAN PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 7

MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, MANAJEMEN LABA DAN KINERJA KEUANGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, MANAJEMEN LABA DAN KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris Pada Perusahaan go public Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010).

0 1 15