BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan
suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan. Definisi laporan keuangan menurut standar akuntansi keuangan 2002:2,
laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba tugi, laporan
perubahan posisi keuangan seperti laporan arus kas, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Definisi lainnya yaitu laporan keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang menyertainya yang dimaksudkan untuk
mengkomunikasikan sumber daya ekonomi aktiva dan atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau perubahan atas aktiva dan atau kewajiban selama
suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum id.wikipedia.org.
Dalam teori keagenan agency theory, hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih principal mempekerjakan orang lain agent untuk memberikan
suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan
Universitas Sumatera Utara
kepada agent tersebut Jensen dan Meckling, 1976 dalam Ujiyantho, 2007: 2 . Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi
internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik pemegang saham. Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban
memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Akan tetapi informasi yang disampaikan terkadang diterima tidak sesuai dengan kondisi
perusahaan sebenarnya. Kondisi ini dikenal sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetri informasi information asymmetric Haris, 2004 dalam Ujiyantho,
2007: 2 . Asimetri antara manajemen agent dengan pemilik principal dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba
earnings management Richardson, 1998 dalam Ujiyantho, 2007: 2 . Tindakan earnings management telah memunculkan beberapa kasus skandal
pelaporan akuntansi yang secara luas diketahui, antara lain Enron, Merck, World Com dan mayoritas perusahaan lain di Amerika Serikat Cornett, Marcuss,
Saunders dan Tehranian, 2006 dalam Ujiyantho, 2007: 2 . Beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, seperti PT. Lippo Tbk dan PT. Kimia Farma Tbk juga
melibatkan pelaporan keuangan financial reporting yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi Gideon, 2005 dalam Ujiyantho, 2007: 2 .
Kasus seperti ini melibatkan banyak pihak dan berdampak cukup luas. Keterlibatan CEO, komisaris, komite audit, internal auditor, sampai kepada
eksternal auditor salah satunya dialami oleh Enron, cukup membuktikan bahwa kecurangan banyak dilakukan oleh orang-orang dalam. Terungkapnya skandal-
skandal sejenis ini menyebabkan merosotnya kepercayaan masyarakat khususnya
Universitas Sumatera Utara
masyarakat keuangan, yang salah satunya ditandai dengan turunnya harga saham secara drastis dari perusahaan yang terkena kasus.
Timbulnya kasus-kasus serupa menimbulkan pertanyaan bagi banyak pihak terutama terhadap tata kelola perusahaan dan pola kepemilikan yang terdistribusi
luas atau yang lebih dikenal dengan corporate governance yang sekali lagi mengakibatkan terungkapnya kenyataan bahwa mekanisme good corporate
governance yang baik belum diterapkan. Hal ini dapat menjadi pemicu perusahaan atau pihak manajemen untuk mengeluarkan informasi-informasi yang
memberi dampak positif terhadap harga saham dan dapat mendorong perusahaan untuk cenderung melakukan manipulasi akuntansi dengan menyajikan informasi
tertentu guna menghindari terpuruknya harga saham. Corporate Governance merupakan suatu cara untuk menjamin bahwa
manajemen bertindak yang terbaik untuk kepentingan stakeholders. Pelaksanaan Good Corporate Governance menuntut adanya perlindungan yang kuat terhadap
hak-hak pemegang saham, terutama pemegang saham minoritas. Prinsip-prinsip atau pedoman pelaksanaan Corporate Governance menunjukkan adanya
perlindungan tersebut. Good Corporate Governance secara definitif merupakan sistem yang
mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah value added untuk semua stakeholders . Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep
ini, pertama pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar akurat dan tepat pada waktunya dan kedua kewajiban perusahaan
untuk melakukan pengungkapan disclosure secara akurat, tepat waktu, dan
Universitas Sumatera Utara
transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholders YPPMI SC, 2002 dalam re-searchengines.com. Atau secara
singkat ada empat komponen utama yang diperlukan dalam konsep Good Corporate Governance ini yaitu fairness, transparency, accountability, dan
responsibility. Keempat komponen tersebut penting karena penerapan Good Corporate Governance secara konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas
laporan keuangan Beasly et.al, 1996 dalam re-searchengines.com. Chtourou et.al.2001 dalam re-searchengines.com juga mencatat prinsip GCG yang
diterapkan dengan konsisten dapat menjadi penghambat constrain aktivitas rekayasa kinerja yang mengakibatkan laporan keuangan tidak menggambarkan
nilai fundamental perusahaan re-searchengines.com. Penerapan prinsip Corporate Governance tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas laporan
keuangan yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan pemakai laporan keuangan termasuk investor.
Selain dari pihak perusahaan, external auditor juga harus turut bertanggung jawab terhadap merebaknya kasus-kasus manipulasi akuntansi seperti ini. Posisi
akuntan publik sebagai pihak independen yang memberikan opini kewajaran terhadap laporan keuangan serta profesi auditor yang merupakan profesi
kepercayaan masyarakat juga mulai banyak dipertanyakan apalagi setelah didukung oleh bukti semakin meningkatnya tuntutan hukum terhadap kantor
akuntan. Padahal profesi akuntan mempunyai peranan penting dalam penyediaan informasi keuangan yang handal bagi pemerintah, investor, kreditor, pemegang
Universitas Sumatera Utara
saham, karyawan, debitur, juga bagi masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Dalam melaksanakan tugasnya, auditor memerlukan kepercayaan terhadap kualitas jasa yang diberikan pada pengguna. Penting bagi pemakai laporan
keuangan untuk memandang Kantor Akuntan Publik KAP sebagai pihak yang independen dan kompeten, karena akan mempengaruhi berharga atau tidaknya
jasa yang telah diberikan oleh KAP kepada pemakai. Jika pemakai merasa KAP memberikan jasa yang berguna dan berharga, maka nilai audit atau kualitas audit
juga meningkat, sehingga KAP dituntut untuk bertindak dengan profesionalisme tinggi.
Dalam hubungannya dengan kinerja, laporan keuangan sering dijadikan dasar untuk penilaian kinerja perusahaan. Salah satu jenis laporan keuangan yang
mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode tertentu adalah laporan laba rugi. Akan tetapi angka laba yang dihasilkan dalam laporan laba rugi
seringkali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan Kieso dan Weygandt, 1995 dalam Ujiyantho, 2007: 3 , sehingga laba yang tinggi belum
tentu mencerminkan kas yang besar. Dalam hal ini arus kas mempunyai nilai lebih untuk menjamin kinerja perusahaan di masa mendatang. Arus kas Cash Flow
menunjukkan hasil operasi yang dananya telah diterima tunai oleh perusahaan serta dibebani dengan beban yang bersifat tunai dan benar-benar sudah
dikeluarkan oleh perusahaan Pradhono, 2004 dalam Ujiyantho, 2007: 3 . Cash flow return on assets CFROA merupakan salah satu pengukuran
kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan laba operasi. CFROA lebih memfokuskan pada pengukuran kinerja perusahaan saat ini dan CFROA tidak terikat dengan harga saham Cornett et al.,
2006 dalam Ujiyantho, 2007: 3. Laporan keuangan sebagai produk informasi yang dihasilkan perusahaan,
tidak terlepas dari proses penyusunannya. Kebijakan dan keputusan yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan mempengaruhi penilaian
kinerja perusahaan. Menurut Theresia 2005 dalam Ujiyantho, 2007: 3 manajemen laba merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja
perusahaan. Manajemen akan memilih metode tertentu untuk mendapatkan laba yang sesuai dengan motivasinya. Hal ini akan mempengaruhi kualitas kinerja
yang dilaporkan oleh manajemen Gideon, 2005 dalam Ujiyantho, 2007: 4. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membahas apakah terdapat
pengaruh manajemen laba, mekanisme corporate governance dan kualitas audit terhadap kinerja keuangan dengan objek penelitian perusahaan makanan dan
minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2004-2007. Pemilihan kelompok perusahaan yang
tergabung ke dalam industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan yang diteliti dengan pertimbangan bahwa industri
ini menyediakan kebutuhan primer manusia sehingga tetap dapat menjadi prioritas utama konsumen meskipun kondisi perekonomian kurang mendukung.
Bagaimanapun buruknya kondisi kehidupan konsumen, mereka masih tetap membutuhkan makanan dan minuman untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Kondisi ini turut mempengaruhi pergerakkan harga saham perusahaan
Universitas Sumatera Utara
dalam kategori makanan dan minuman, yang diakibatkan meningkatnya kegiatan penawaran dan permintaan saham kategori tersebut di Bursa Efek Indonesia. Hal
ini menunjukkan ketertarikan investor terhadap saham perusahaan tersebut yang tercermin pula melalui fluktuasi harga sahamnya, dan penulis menuangkan
penelitian ini dalam sebuah skripsi yang berjudul: “Pengaruh Manajemen
Laba, Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Audit Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia BEI”.
B. Perumusan Masalah