memberi posisi bargaining yang relatif baik dalam negoisasi atau penjadwalan ulang utang antara pihak kreditor dengan perusahaan.
3 Manajemen laba dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya.
d. Terjadinya Manajemen Laba
Menurut Ayres 1994:27-29 manajemen laba dapat dilakukan oleh manajer dengan cara-cara sebagai berikut:
1 Manajer dapat menentukan kapan waktu akan melakukan manajemen laba melalui kebijakannya. Hal ini biasanya dikaitkan
dengan segala aktivitas yang dapat mempengaruhi aliran kas dan juga keuntungan yang secara pribadi merupakan wewenang dari para
manajer. 2 Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi
yang wajib diterapkan oleh suatu perusahaan. Yaitu antara menerapkan lebih awal atau menunda sampai saat berlakunya
kebijakan tersebut. 3 Upaya manajer untuk mengganti atau merubah suatu metode
akuntansi tertentu dari sekian banyak metode yang dapat dipilih yang tersedia dan diakui oleh badan akuntansi yang ada GAAP.
e. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba
Berdasarkan penelitian sebelumnya Watts dan Zimmerman 1986 secara empiris membuktikan bahwa hubungan principal dan agent sering
ditentukan oleh angka akuntansi. Hal ini memacu agent untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk
memaksimalkan kepentingannya. Salah satu bentuk tindakan agent tersebut adalah manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
Faktor-faktor yang diajukan oleh Watt dan Zimmerman sebagaimana dikutip oleh Sugiri 1998:1-18:
1 Hipotesis Bonus Plan. Bahwa pada perusahaan dengan bonus plan cenderung untuk
menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatkan income saat ini. 2 Debt To Equity Hypothesis.
Bahwa pada perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity besar maka manajer perusahaan tersebut cenderung menggunakan metode akuntansi
yang akan meningkatakan pendapatan atau laba. 3 Political Cost Hypothesis
bahwa pada perusahaan yang besar, yang kegiatan operasinya menyentuh sebagian besar masyarakat akan cenderung untuk mengurangi laba yang
dilaporkan.
2. Teori Keagenan Agency Theory
Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk memahami corporate governance. Jensen dan Meckling 1976 dalam
Ujiyantho, 2007: 5 menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer agent dengan investor principal. Konflik
kepentingan antara pemilik dan agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya
keagenan agency cost. Timbulnya manajemen laba dapat dijelaskan dengan teori agensi. Sebagai
agen, manajer secara moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik principal dan sebagai imbalannya akan
memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda didalam perusahaan dimana masing-masing
pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki Ali, 2002 dalam Ujiyantho, 2007: 5.
Universitas Sumatera Utara
Eisenhardt 1989 dalam Ujiyantho, 2007: 5 menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: 1 manusia pada
umumya mementingkan diri sendiri self interest, 2 manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang bounded rationality, dan
3 manusia selalu menghindari resiko risk averse. Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia akan bertindak
opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya Haris, 2004 dalam Ujiyantho, 2007: 5.
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan
pemilik pemegang saham. Manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat
dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut penting bagi para pengguna eksternal
terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya Ali, 2002 dalam Ujiyantho, 2007: 6 . Ketidakseimbangan
penguasaan informasi akan memicu munculnya suatu kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi information asymmetry.
Asimetri antara manajemen agent dengan pemilik principal dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba
earnings management dalam rangka menyesatkan pemilik pemegang saham mengenai kinerja ekonomi perusahaan. Penelitian Richardson 1998
Universitas Sumatera Utara
dalam Ujiyantho, 2007: 6 menunjukkan adanya hubungan positif antara asimetri informasi dengan manajemen laba.
3. Corporate Governance
Komite Cadbury mendefinisikan Corporate Governance I Nyoman Tjager dalam Deny,2005 sebagai:
Corporate Governance adalah sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan agar mencapai keseimbangan
antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada
stakeholders. Hal ini berkaitan dengan peraturan kewenangan pemilik, direktur, manajer, pemegang saham, dan sebagainya.
Dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan yang baik good corporate governance perusahaan wajib memiliki:
1. Komisaris independen yang yang jumlahnya secara proporsional
sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan Pemegang Saham Pengendali dengan ketentuan jumlah Komisaris Independen
sekurang-kurangnya 30 tiga puluh persen dari jumlah seluruh komisaris.
2. Komite Audit
Komite audit merupakan badan yang dibentuk oleh dewan direksi untuk mengaudit operasi dan keadaan. Badan ini bertugas memilih dan menilai
kinerja perusahaan kantor akuntan publik. Siegel, 1996 dalam Susiana,2007: 8
Universitas Sumatera Utara
Komite audit adalah suatu badan yang dibentuk didalam perusahaan klien yang bertugas untuk memelihara independensi akuntan pemeriksa
terhadap manajemen. Supriyono, 1998 dalam Susiana,2007: 8
3. Sekretaris perusahaan.
Dalam penelitian ini, elemen-elemen yang terkandung dalam pengukuran mekanisme corporate governance adalah:
a. Persentase saham yang dimiliki oleh institusi
Persentase saham institusi ini diperoleh dari penjumlahan atas persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan lain
baik yang berada di dalam maupun di luar negeri serta saham
pemerintah dalam maupun luar negeri. b. Persentase saham yang dimiliki oleh manajemen
Persentase saham yang dimiliki oleh manajemen termasuk didalamnya persentase saham yang dimiliki oleh manajemen secara
pribadi maupun dimiliki oleh anak cabang perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya.
c. Keberadaan komite audit dalam perusahaan
Komite audit berfungsi untuk memberikan pandangan mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan kebijakan keuangan,
akuntansi dan pengendalian intern. Tujuan pembentukan komite audit adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Memastikan laporan keuangan yang dikeluarkan tidak menyesatkan dan sesuai dengan praktik akuntansi yang berlaku
umum. 2. Memastikan bahwa internal kontrolnya memadai.
3. Menindaklanjuti terhadap dugaan adanya penyimpangan yang meterial di bidang keuangan dan implikasi hukumnya.
4. Merekomendasikan seleksi auditor eksternal.
d. Keberadaan komisaris independen dalam perusahaan