Data Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analsisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 15. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat 14 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2004-2007 dimana hal ini dapat dilihat pada lampiran i.

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory berupa data keuangan sampel perusahaan manufaktur kategori barang konsumsi subbagian makanan dan minuman dari tahun 2004 sampai tahun 2007 yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Universitas Sumatera Utara Variabel dari penelitian ini terdiri dari manajemen laba, mekanisme corporate governance, dan kualitas audit sebagai variabel bebas independent variable dan kinerja keuangan sebagai variabel terikat dependent variable. Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan makanan dan minuman selama periode 2004 sampai dengan tahun 2007 disajikan dalam tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2004 sampai Tahun 2007 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation KINERJA KEUANGAN 56 .01 .98 .1684 .19089 MANAJEMEN LABA 56 .01 .99 .1366 .18905 SAHAM INSTITUSI 56 .12 .62 .3564 .13413 SAHAM MANAJEMEN 56 .38 .98 .7405 .18048 KOMITE AUDIT 56 .00 1.00 .9821 .13363 KOMISARIS INDEPENDEN 56 .00 1.00 .9286 .25987 KUALITAS AUDIT 56 .00 1.00 .5714 .49935 Valid N listwise 56 Sumber: Data yang diolah penulis, 2010. Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel kinerja keuangan, manajemen laba, persantase saham institusi, persentase saham manajemen, komite audit, komisaris independen, dan kualitas audit memiliki nilai minimum dan maksimum positif hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah: Universitas Sumatera Utara a. Variabel Kinerja Keuangan memiliki nilai minimum 0,01 dan nilai maksimum 0,98 dengan rata-rata 0,1684 dengan jumlah sampel sebanyak 56 perusahaan, b. Variabel Manajemen Laba memiliki nilai minimum 0,01 dan nilai maksimum 0.99 dengan rata-rata sebesar 0,1366 dengan jumlah sampel sebanyak 56 perusahaan, c. Variabel Persentase Saham Institusi memiliki nilai minimum 0,12 dan nilai maksimum 0,62 dengan rata-rata sebesar 0,3564 dengan jumlah sampel 56 perusahaan, d. Variabel Persentase Saham Manajemen memiliki nilai minimum 0,38 dan nilai maksimum 0,98 dengan rata-rata sebesar 0,7405 dengan jumlah sampel 56 perusahaan e. Variabel Komite Audit memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1 dengan rata-rata sebesar 0, 9821 dengan jumlah sampel 56 perusahaan f. Variabel Komisaris Independen memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1 dengan rata-rata sebesar 0,9286 dengan jumlah sampel 56 perusahaan g. Variabel Kualitas Audit memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1 dengan rata-rata sebesar 0,5714 dengan jumlah sampel 56 perusahaan Universitas Sumatera Utara

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S dengan membuat hipotesis: H : Data residual berdistribusi normal H a : Data residual tidak berdistribusi normal Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H ditolak. Tabel 4.2 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N 56 Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation .15090505 Most Extreme Differences Absolute .100 Positive .100 Negative -.084 Kolmogorov-Smirnov Z .750 Asymp. Sig. 2-tailed .627 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Sumber: Data yang diolah penulis, 2010 Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai Kolmogorov- Smirnov adalah 0,750 dan signifikansi pada 0,001 maka disimpulkan data terdistribusi secara normal karena p = 0,001 0,05. Data yang Universitas Sumatera Utara terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data. Gambar 4.1 Histogram Sumber : Data yang diolah penulis, 2010. Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng skewness ke kiri maupun ke kanan atau normal. Regression Standardized Residual 4 2 -2 F re q u en cy 20 15 10 5 Histogram Dependent Variable: KINERJA KEUANGAN Mean =4.32E-16฀ Std. Dev. =0.944฀ N =56 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot Sumber: Data yang diolah penulis, 2010. Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal. Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E x p e c te d C u m P ro b 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: KINERJA KEUANGAN Universitas Sumatera Utara

b. Uji Multikolinearitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor VIF, menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen, melihat nilai Condition Index CI serta membandingkan nilai R 2 model utama awal terhadap nilai R 2 dari masing-masing auxilary regression antar variabel independen. Besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tolerance 0.10, Variance Inflation Factor VIF 10, Condition Index 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian: Tabel 4.3 Coefficients Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 .956 1.046 .552 1.811 .525 1.906 .970 1.031 .791 1.265 .867 1.154 a Dependent Variable: KINERJA KEUANGAN Sumber: Data yang diolah penulis, 2010 . Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Cofficients Correlations Sumber: Data yang diolah penulis, 2010 Dari tabel 4.3, hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0.10 yaitu yaitu masing – masing sebesar 0,956, 0,552, 0,525, 0,970, 0,791 dan 0,867, yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana dimana hasil uji Variance Inflation Factor VIF menunjukkan nilai kurang dari 2 VIF 2, yaitu 1,046, 1,811, 1,906, 1,031, 1,265 dan 1,182. Dari tabel 4.4, melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen tampak bahwa variabel kualitas audit mempunyai korelasi sebesar -0,131 atau sekitar 13,1 terhadap variabel persentase sahama manajemen, mempunyai korelasi sebesar -0,052 atau sebesar 5,2 terhadap variabel manajemen laba, mempunyai korelasi sebesar 0,123 atau 12,3 terhadap Coeffi cient Correl ations a 1.000 -.131 -.052 .123 -.331 -.120 -.131 1.000 -.049 -.109 .315 .662 -.052 -.049 1.000 -.035 -.148 .039 .123 -.109 -.035 1.000 -.026 -.032 -.331 .315 -.148 -.026 1.000 .235 -.120 .662 .039 -.032 .235 1.000 .002 -.001 .000 .001 -.001 -.001 -.001 .027 -.001 -.003 .005 .024 .000 -.001 .014 -.001 -.002 .001 .001 -.003 -.001 .027 .000 -.001 -.001 .005 -.002 .000 .009 .005 -.001 .024 .001 -.001 .005 .047 KUALITAS AUDIT SAHAM MANAJEMEN MANAJEMEN LABA KOMITE AUDIT KOMISARIS INDEPENDEN SAHAM INSTITUSI KUALITAS AUDIT SAHAM MANAJEMEN MANAJEMEN LABA KOMITE AUDIT KOMISARIS INDEPENDEN SAHAM INSTITUSI Correlations Covariances Model 1 KUALITAS AUDIT SAHAM MANAJEMEN MANAJEMEN LABA KOMITE AUDIT KOMISARIS INDEPEND EN SAHAM INSTITUSI Dependent Variable: KINERJA KEUANGAN a. Universitas Sumatera Utara komite audit, mempunyai korelasi sebesar -0,331 atau 33,1 terhadap komisaris independen, dan mempunyai korelasi sebesar -0,120 atau 12 terhadapa persentase saham institusi . Selanjutnya, korelasi antara variabel persentase saham manajemen terhadap manajemen laba adalah sebesar 0,049 atau sebesar 4,9, terhadap komite audit adalah sebesar -0,109 atau 10,9 , terhadap komisaris independen adalah sebesar 0.315 atau 31,5 , dan terhadap persentase saham institusi adalah sebesar 0,662 atau 66,2 . Korelasi antara manajemen laba terhadap komite audit adalah sebesar - 0,035 atau 3,5 , terhadap komisaris independen adalah sebesar -0,148 atau 14,8 , dan terhadap persentase saham institusi adalah sebesar 0,039 atau 3,9 . Korelasi antara komite audit terhadap komisaris independen adalah -0,026 atau 2,6 dan terhadap persentase saham institusi sebesar - 0,032 atau 3,2 . Dan korelasi antara komisaris independen dengan persentase saham institusi adalah sebesar 0,235 atau 23,5 .Hasil dari coefficient correlations tersebut menunjukkan tidak ada korelasi yang tinggi umumnya diatas 0,90 atau 90, maka hal ini merupakan indikasi tidak adanya multikolinieritas. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model ini. Universitas Sumatera Utara

c. Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah: 1 jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang terartur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, 2 jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 Scatterplot Sumber: Data yang diolah penulis, 2010. Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain .Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas. Regression Standardized Predicted Value 3 2 1 -1 -2 Re gr es si on S tu de nt ize d Re si du al 4 2 -2 Scatterplot Dependent Variable: KINERJA KEUANGAN Universitas Sumatera Utara

d. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson. Untuk uji Durbin Watson memiliki ketentuan sebagai berikut: Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut: 1 angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, 2 angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3 angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.5 Hasil Uji Durbin Watson Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .612a .375 .299 .15988 1.989 a Predictors: Constant, KUALITAS AUDIT, SAHAM MANAJEMEN, MANAJEMEN LABA, KOMITE AUDIT, KOMISARIS INDEPENDEN, SAHAM INSTITUSI b Dependent Variable: KINERJA KEUANGAN Sumber: Data yang diolah penuis, 2010. Tabel 4.5 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,989. Angka ini terletak diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapat Universitas Sumatera Utara disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.

3. Analisis Regresi

Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator BLUE dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 16, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh manajemen laba, mekanisme corporate governance, dan kualitas audit terhadap kinerja keuangan. Hasil regresi dapaat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Analisis Hasil Regresi Sumber: Data yang diolah penulis, 2010. Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut: Y = 0,432 + 0,329 X1 + 0,180 X2 - 0,070 X3 + 0,010 X4 – 0,420 X5 + 0,104 X6 Keterangan : 1 konstanta sebesar 0,432 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen X 1 = 0, X 2 = 0 dan X 3 = 0, X 4 = 0, X 5 = 0 dan X 6 = 0 maka kinerja keuangan sebesar 0,432, 2 β 1 sebesar 0,329 menunjukkan bahwa setiap kenaikan manajemen laba sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan kinerja keuangan sebesar 0,329 dengan asumsi variabel lain tetap, Coefficients a .432 .264 1.638 .108 .329 .117 .326 2.820 .007 .956 1.046 .180 .216 .126 .831 .410 .552 1.811 -.070 .165 -.066 -.423 .674 .525 1.906 .010 .164 .007 .059 .954 .970 1.031 -.420 .093 -.572 -4.501 .000 .791 1.265 .104 .046 .272 2.240 .030 .867 1.154 Constant MANAJEMEN LABA SAHAM INSTITUSI SAHAM MANAJEMEN KOMITE AUDIT KOMISARIS INDEPENDEN KUALITAS AUDIT Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: KINERJA KEUANGAN a. Universitas Sumatera Utara 3 β 2 sebesar 0,180 menunjukkan bahwa setiap kenaikan persentase saham institusi sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan kinerja keuangan 0,180 dengan asumsi variabel lain tetap, 4 β 3 sebesar -0,070 menunjukkan bahwa setiap kenaikan persentase saham manajemen sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan kinerja keuangan sebesar -0,070 dengan asumsi variabel lain tetap. 5 Β 4 sebesar 0,010 menunjukkan bahwa setiap kenaikan komite audit sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan kinerja keuangan sebesar 0,010 dengan asumsi variabel lain tetap. 6 Β 5 sebesar -0,420 menunjukkan bahwa setiap kenaikan komisaris independen sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan kinerja keuangan sebesar -0,420 dengan asumsi variabel lain tetap. 7 Β 6 sebesar 0,104 menunjukkan bahwa setiap kenaikan kualitas audit sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan kinerja keuangan sebesar 0,104 dengan asumsi variabel lain tetap.

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi R square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square Universitas Sumatera Utara adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R square semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel- variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tabel 4.7 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .612a .375 .299 .15988 1.989 a Predictors: Constant, KUALITAS AUDIT, SAHAM MANAJEMEN, MANAJEMEN LABA, KOMITE AUDIT, KOMISARIS INDEPENDEN, SAHAM INSTITUSI b Dependent Variable: KINERJA KEUANGAN Sumber: Data yang diolah penulis, 2010. Pada model summary, nilai koefisien korelasi R sebesar 0,612 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara kinerja keuangan dengan variabel independennya manajemen laba, mekanisme corporate governance, dan kualitas audit kuat karena berada diatas 0,5. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,299. Hal ini berarti 29,9 variasi atau perubahan dalam kinerja keuangan dapat Universitas Sumatera Utara dijelaskan oleh variasi dari manajemen laba, mekanisme corporate governance, dan kualitas audit sedangkan sisanya 70,1 dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standar Error of Estimate SEE adalah 0,15988, yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.

c. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t t test dan uji F F test. 1 Uji t t Test Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 16, diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.8 Hasil Uji t Sumber: Data yang diolah penulis, 2010. Coefficients a .432 .264 1.638 .108 .329 .117 .326 2.820 .007 .956 1.046 .180 .216 .126 .831 .410 .552 1.811 -.070 .165 -.066 -.423 .674 .525 1.906 .010 .164 .007 .059 .954 .970 1.031 -.420 .093 -.572 -4.501 .000 .791 1.265 .104 .046 .272 2.240 .030 .867 1.154 Constant MANAJEMEN LABA SAHAM INSTITUSI SAHAM MANAJEMEN KOMITE AUDIT KOMISARIS INDEPENDEN KUALITAS AUDIT Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: KINERJA KEUANGAN a. Universitas Sumatera Utara Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel manajemen laba sebesar 2,820 dengan nilai signifikan 0, 007, sedangkan t tabel adalah 2,009575, sehingga t hitung t tabel 2,820 2,009575, maka manajemen laba secara individual mempengaruhi kinerja keuangan. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0,05 0,007 0,05, maka H ditolak dan H a diterima, artinya manajemen laba berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan. T hitung untuk variabel persentase saham institusi sebesar 0,831 sedangkan t tabel adalah 2,009575, sehingga t hitung t tabel 0,831 2,009575, maka persentase saham institusi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan secara individual. Signifikansi 0,410 menyimpulkan bahwa signifikansi penelitian 0,05 0,410 0,05, maka H diterima dan H a ditolak, artinya persentase saham institusi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Tabel diatas juga menunjukkan besarnya t hitung untuk variabel persentase saham manajemen sebesar -0,423 sedangkan t tabel adalah 2,009575, sehingga t hitung t tabel -0,423 2,009575, maka persentase saham manajemen tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan secara individual. Signifikansi 0,674 menyimpulkan bahwa signifikansi penelitian 0,05 0,674 0,05, maka H Universitas Sumatera Utara diterima dan H a ditolak, artinya persentase saham manajemen tidak berpengaruh terhadap kinerja keauangan. Tabel diatas juga menunjukkan besarnya t hitung untuk variabel komite audit sebesar 0,059 sedangkan t tabel adalah 2,009575, sehingga t hitung t tabel 0,059 2,009575, maka komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan secara individual. Signifikansi 0,954 menyimpulkan bahwa signifikansi penelitian 0,05 0,954 0,05, maka H diterima dan H a ditolak, artinya komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja keauangan. Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel komisaris independen sebesar -4,501 dengan nilai signifikan 0, 000, sedangkan t tabel adalah 2,009575, sehingga t hitung t tabel - 4,501 2,009575, maka komisaris independen secara individual tidak mempengaruhi kinerja keuangan. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0,05 0,000 0,05, maka H ditolak dan H a diterima, artinya komisaris independen berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel kualitas audit sebesar 2,240 dengan nilai signifikan 0, 030, sedangkan t tabel adalah 2,009575, sehingga t hitung t tabel 2,240 2,009575, maka manajemen laba secara individual mempengaruhi kinerja keuangan. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0,05 0,030 0,05, maka H ditolak dan H a diterima, artinya Universitas Sumatera Utara kualitas audit berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan. 2 Uji F F Test Untuk melihat pengaruh arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap harga saham secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 16, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji F Sumber: Data yang diolah penulis, 2010 . Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh F hitung sebesar 4,902 dengan tingkat signifikansi 0,000, sedangkan F tabel sebesar 2,2904 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen laba, mekanisme corporate governance, dan kualitas audit berpengaruh secara simultan dan ANOVA b .752 6 .125 4.902 .001 a 1.252 49 .026 2.004 55 Regres sion Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: Constant, KUALITAS AUDIT, SAHAM MANAJEMEN, MANAJEMEN LABA, KOMITE AUDIT, KOMISARIS INDEPENDEN, SAHAM INSTITUSI a. Dependent Variable: KINERJA KEUANGAN b. Universitas Sumatera Utara signifikan terhadap kinerja keuangan karena F hitung F tabel 4,902 2,2904 dan signifikansi penelitian 0,05 0,000 0,05.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,299. Hal ini berarti bahwa 29,9 variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variasi manajemen laba, mekanisme corporate governance, dan kualitas audit sedangkan sisanya sebesar 70,1 dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara parsial manajemen laba mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan.Hasil penelitan ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ujiyantho 2007 yang menemukan bahwa manajemen laba tidak mempengaruhi kinerja keuangan. Hal ini disebabkan karena metode yang digunakan dalam mengukur manajamen laba menggunakan Model Modified Jones Ujiyantho,2007:11. Sementara penulis menggunakan model akrual modal kerja. Alasan penulis tidak menggunakan Model Modified Jones karena model ini rumit dan tidak dapat dipahami oleh praktisi. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Dechow dan Skinner Utami,2005:4. Sementara itu akrual modal kerja dianggap lebih tepat dalam mengukur manajemen laba karena akrual diskresioner tidak diestimasi berdasarkan kesalahan residual. Karena teknik tersbut lebih rumit sehingga digunakan proksi rasio akrual modal kerja dengan penjualan. Menurut Nelson Universitas Sumatera Utara 2000 alasan pemakaian penjualan karena manejemen laba lebih banyak terjadi pada akun penjualan Utami,2005:4. Variabel kualitas audit secara pasrsial berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ma’ruf 2006 . Hasil yang signifikan ini disebabkan karena auditor yang kompeten mempunyai kinerja yang baik dan professional. Variabel komisaris independen secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Ujiyantho 2007 namun sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dechow et al.,1996, Klein 2002, Chtourou et al., 2001, Xie et al., 2003 dan Cornett et al., 2006 yang menemukan adanya pengaruh negatif signifikan Ujiyantho,2007: 15. Variabel komite audit secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari 2008 yang menunjukkan bahwa komite audit tidak mempengaruhi kinerja keuangan. Variabel persentase kepemilikan saham manajemen secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ujiyantho 2007 namun sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Susiana 2007. Variabel persentase kepemilikan saham institusi secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ujiyantho 2007, Institusional adalah pemilik yang lebih Universitas Sumatera Utara memfokuskan pada current earnings Porter, 1992 dalam Pranata dan Mas’ud 2003. Akibatnya manajer terpaksa untuk melakukan tindakan yang dapat meningkatkan laba jangka pendek, misalnya dengan melakukan manipulasi laba. Pandangan yang sama juga dikemukakan oleh Cornett et al., 2006 yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional akan membuat manajer merasa terikat untuk memenuhi target laba dari para investor, sehingga mereka akan tetap cenderung terlibat dalam tindakan manipulasi laba yang dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja keuangan karena kinerja keuangan tersebut diukur melalui laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Secara simultan seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ujiyantho 2007:16. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam Bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pengaruh informasi laporan arus kas baik secara simultan maupun parsial. 1. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan manajemen laba, persantase saham institusi, persentase saham manajemen, komite audit, komisaris independen, dan kualitas audit terhadap kinerja keuangan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ujiyantho 2007. 2. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif signifikan manajemen laba terhadap kinerja keuangan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ujiyantho 2007. Variabel kualitas audit secara pasrsial berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ma’ruf 2006. Variabel komisaris independen secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Ujiyantho 2007 namun sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dechow et al.,1996, Klein 2002, Chtourou et al., 2001, Xie et al., 2003 dan Cornett et al., 2006 yang menemukan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Governance dan Leverage Ratio terhadap manajemen laba pada perusahaan Manufaktur Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 35 108

Mekanisme Good Corporate Governance, Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

2 41 133

ANALISIS MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA PERUSAHAAN GO PUBLIK TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA Analisis Mekanisme Corporate Governance Dan Manajemen Laba Perusahaan Go Publik Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia.

0 2 12

ANALISIS MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA PERUSAHAAN GO PUBLIK TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA Analisis Mekanisme Corporate Governance Dan Manajemen Laba Perusahaan Go Publik Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia.

0 3 25

MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE, MANAJEMEN LABA DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 11

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP MANAJEMEN LABA Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).

0 1 15

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 7

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 14

PENDAHULUAN PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 7

MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, MANAJEMEN LABA DAN KINERJA KEUANGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, MANAJEMEN LABA DAN KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris Pada Perusahaan go public Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010).

0 1 15