dijelaskan oleh variasi dari manajemen laba, mekanisme corporate governance, dan kualitas audit sedangkan sisanya 70,1 dijelaskan
oleh sebab-sebab lain. Standar Error of Estimate SEE adalah 0,15988, yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi
kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.
c. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan
pengujian dengan menggunakan uji t t test dan uji F F test.
1 Uji t t Test
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi
16, diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.8 Hasil Uji t
Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.
Coefficients
a
.432 .264
1.638 .108
.329 .117
.326 2.820
.007 .956
1.046 .180
.216 .126
.831 .410
.552 1.811
-.070 .165
-.066 -.423
.674 .525
1.906 .010
.164 .007
.059 .954
.970 1.031
-.420 .093
-.572 -4.501
.000 .791
1.265 .104
.046 .272
2.240 .030
.867 1.154
Constant MANAJEMEN LABA
SAHAM INSTITUSI SAHAM MANAJEMEN
KOMITE AUDIT KOMISARIS
INDEPENDEN KUALITAS AUDIT
Model 1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta Standardized
Coefficients t
Sig. Tolerance
VIF Collinearity Statistics
Dependent Variable: KINERJA KEUANGAN a.
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t
hitung
untuk variabel manajemen laba sebesar 2,820 dengan nilai signifikan 0, 007,
sedangkan t tabel adalah 2,009575, sehingga t
hitung
t
tabel
2,820 2,009575, maka manajemen laba secara individual mempengaruhi
kinerja keuangan. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0,05 0,007 0,05, maka H
ditolak dan H
a
diterima, artinya manajemen laba berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja
keuangan. T
hitung
untuk variabel persentase saham institusi sebesar 0,831 sedangkan t
tabel
adalah 2,009575, sehingga t
hitung
t
tabel
0,831 2,009575, maka persentase saham institusi tidak berpengaruh
terhadap kinerja keuangan secara individual. Signifikansi 0,410 menyimpulkan bahwa signifikansi penelitian 0,05 0,410 0,05,
maka H diterima dan H
a
ditolak, artinya persentase saham institusi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Tabel diatas juga menunjukkan besarnya t
hitung
untuk variabel persentase saham manajemen sebesar -0,423 sedangkan t
tabel
adalah 2,009575, sehingga t
hitung
t
tabel
-0,423 2,009575, maka persentase saham manajemen tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan secara individual. Signifikansi 0,674 menyimpulkan bahwa signifikansi penelitian 0,05 0,674 0,05, maka H
Universitas Sumatera Utara
diterima dan H
a
ditolak, artinya persentase saham manajemen tidak berpengaruh terhadap kinerja keauangan.
Tabel diatas juga menunjukkan besarnya t
hitung
untuk variabel komite audit sebesar 0,059 sedangkan t
tabel
adalah 2,009575, sehingga t
hitung
t
tabel
0,059 2,009575, maka komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan secara individual.
Signifikansi 0,954 menyimpulkan bahwa signifikansi penelitian 0,05 0,954 0,05, maka H
diterima dan H
a
ditolak, artinya komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja keauangan.
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t
hitung
untuk variabel komisaris independen sebesar -4,501 dengan nilai signifikan 0,
000, sedangkan t tabel adalah 2,009575, sehingga t
hitung
t
tabel
- 4,501 2,009575, maka komisaris independen secara individual
tidak mempengaruhi kinerja keuangan. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0,05 0,000 0,05, maka H
ditolak dan H
a
diterima, artinya komisaris independen berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan.
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t
hitung
untuk variabel kualitas audit sebesar 2,240 dengan nilai signifikan 0, 030,
sedangkan t tabel adalah 2,009575, sehingga t
hitung
t
tabel
2,240 2,009575, maka manajemen laba secara individual mempengaruhi
kinerja keuangan. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka 0,05 0,030 0,05, maka H
ditolak dan H
a
diterima, artinya
Universitas Sumatera Utara
kualitas audit berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan.
2 Uji F F Test
Untuk melihat pengaruh arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan
terhadap harga saham secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan
program SPSS 16, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji F
Sumber: Data yang diolah penulis, 2010
.
Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh F
hitung
sebesar 4,902 dengan tingkat signifikansi 0,000, sedangkan F
tabel
sebesar 2,2904 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa manajemen laba, mekanisme corporate governance, dan kualitas audit berpengaruh secara simultan dan
ANOVA
b
.752 6
.125 4.902
.001
a
1.252 49
.026 2.004
55 Regres sion
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Constant, KUALITAS AUDIT, SAHAM MANAJEMEN, MANAJEMEN LABA, KOMITE AUDIT, KOMISARIS INDEPENDEN, SAHAM INSTITUSI
a. Dependent Variable: KINERJA KEUANGAN
b.
Universitas Sumatera Utara
signifikan terhadap kinerja keuangan karena F
hitung
F
tabel
4,902 2,2904 dan signifikansi penelitian 0,05 0,000 0,05.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,299. Hal ini berarti bahwa 29,9 variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variasi manajemen laba,
mekanisme corporate governance, dan kualitas audit sedangkan sisanya sebesar 70,1 dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model
penelitian. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara parsial manajemen laba
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan.Hasil penelitan ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ujiyantho
2007 yang menemukan bahwa manajemen laba tidak mempengaruhi kinerja keuangan. Hal ini disebabkan karena metode yang digunakan dalam mengukur
manajamen laba menggunakan Model Modified Jones Ujiyantho,2007:11. Sementara penulis menggunakan model akrual modal kerja. Alasan penulis tidak
menggunakan Model Modified Jones karena model ini rumit dan tidak dapat dipahami oleh praktisi. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Dechow dan
Skinner Utami,2005:4. Sementara itu akrual modal kerja dianggap lebih tepat dalam mengukur manajemen laba karena akrual diskresioner tidak diestimasi
berdasarkan kesalahan residual. Karena teknik tersbut lebih rumit sehingga digunakan proksi rasio akrual modal kerja dengan penjualan. Menurut Nelson
Universitas Sumatera Utara