Latar Belakang Gambaran Aktivitas Hidup Sehari-hari dan Gangguan Pendengaran Lansia Di Desa Sriwijaya Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013

prevalensi yang mencolok dalam kaitan gangguan-gangguan yang bersifat kronis Tamher dan Noorkasiani, 2009. Kehilangan sensorik akibat penuaan mengenai organ sensorik penglihatan, pendengaran, pengecap, peraba dan penghidu serta dapat mengancam interaksi dan komunikasi dengan lingkungan Fatimah, 2010. Lebih kurang 40 dari populasi lansia mengalami gangguan pendengaran presbikusis. Gangguan pendengaran mulai dari derajat ringan sampai berat dapat dipantau dengan menggunakan alat audiometer. Presbikusis merupakan akibat dari proses degeneratif pada satu atau beberapa bagian koklea striae vaskularis, sel rambut, dan membran basilaris maupun serabut saraf auditori. Presbikusis ini juga merupakan hasil interaksi antara faktor genetik individu dengan faktor eksternal, seperti pajanan suara berisik terus-menerus, obat ototoksik, dan penyakit sistemik Maryam et al, 2011. Bila paparan bising melampaui ambang batas yang diperkenankan berlangsung dalam waktu yang lama dan tanpa disadari dapat menyebabkan ketulian. Ketulian akan mengakibatkan menurunnya kualitas hidup Quality of Life seseorang dan berdampak terhadap kualitas sumber daya manusia Tjan, Lintong, Supit, 2013. Gangguan pendengaran adalah kondisi kronis yang paling umum ketiga di negara Amerika Serikat dan merupakan nomor satu dalam gangguan komunikasi dari usia antara 25-40 dari penduduk berusia 65 tahun atau lebih tua, dan tuna rungu 19,20. Prevalensi presbikus meningkat seiring bertambahnya usia, mulai dari 40 sampai 60 pada lansia berusia 75 tahun dan lebih dari 80 pada pasien berusia 85 tahun. Prevalensi gangguan pada lansia: arthritis 46, hipertensi 38, gangguan pendengaran 28, kelainan jantung 28, sinusitis kronis 18, penurunan visus 14, gangguan pada tulang 13 Tamher dan Noorkasiani, 2009. Orang berusia lanjut kehilangan kemampuan mendengar bunyi dengan nada yang sangat tinggi sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan saraf dan berakhirnya pertumbuhan organ organ basal yang mengakibatkan matinya rumah siput di dalam telinga. Menurut pengalaman, pria cenderung lebih banyak kehilangan pendengaran pada masa tuanya dibandingkan wanita Maryam et al, 2008. Apabila ketergantungan pada lansia tidak segera diatasi, maka akan menimbulkan beberapa akibat seperti gangguan sistem tubuh, timbulnya penyakit, menurunnya aktivitas kehidupan sehari-hari yang disebabkan oleh persendian yang kaku, pergerakan yang terbatas, waktu bereaksi yang lambat, keseimbangan tubuh yang jelek, gangguan peredaran darah, keadaan yang tidak stabil bila berjalan, gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran Maryam et al, 2008. Kemampuan dan ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari dapat diukur dengan menggunakan indekz Barthel. Kuesioner aktivitas kehidupan sehari-hari indeks Barthel merupakan instrumen ukur yang andal dan shahih serta dapat digunakan untuk mengukur status fungsional dasar usia lanjut Agung, 2006. Indeks Barthel terdiri dari sepuluh aktivitas yaitu meliputi pengendalian rangsang BAB, BAK, membersihkan diri sikat gigi, memasang gigi palsu, sisir rambut, bercukur, cuci muka, penggunaan jambantoilet, masuk dan keluar WC melepas, memakai celana, membersihkanmenyeka, menyiram, makan, berpindah posisi dari tempat tidur ke kursi dan sebaliknya, mobilitasberjalan, memakai baju, naik turun tangga dan mandi. Dari hasil penelitian sebelumnya oleh Napitulu 2010 tingkat kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari tergolong kategori tingkat ketergantungan sedang 56,2, hal ini dipengaruhi oleh jenis penyakit yang diderita, penggunaan obat-obatan, penggunaan alat bantu, dan lama menderita penyakit. Dari hasil yang diperoleh peneliti pada 27 Mei 2013, yaitu berdasarkan data dari Kantor Kepala Desa Sriwijaya di dapatkan data populasi penduduk sebesar 2327 orang, dengan penduduk laki-laki 1104 orang dan penduduk perempuan 1223 orang, warga lansia dengan klasifikasi usia antara 60-90 tahun berjumlah 149 orang dengan perbandingan jumlah laki-laki sebanyak 66 orang dan perempuan 83 orang, dan belum pernah dilakukan pemeriksaan terkait gangguan pendengaran pada lansia di desa tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang Gambaran Aktivitas Hidup Sehari-hari dan Gangguan Pendengaran Lansia Di Desa Sriwijaya Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang Propinsi Aceh Tahun 2013.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Bagaimana Gambaran Aktivitas Hidup Sehari-hari dan Gangguan Pendengaran Pada Lansia Di Desa Sriwijaya Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang Propinsi Aceh Tahun 2013.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Gambaran Aktivitas Hidup Sehari-hari dan Gangguan Pendengaran pada Lansia di Desa Sriwijaya Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang Propinsi Aceh Tahun 2013. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Tempat penelitian Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi pada masyarakat tentang gambaran aktifitas sehari-hari dan gangguan pendengaran pada lansia sehingga dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi lansia maupun keluarga untuk lebih memperhatikan aktivitas sehari-hari dan gangguan pendengaran guna meningkatkan kualitas hidup lansia. 1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Fakultas Keperawatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi yang berkaitan dengan Gambaran Aktivitas Hidup Sehari-hari dan Gangguan Pendengaran Lansia. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai sumber bacaan dan referensi bagi perpustakaan di Instansi pendidikan tentang Gambaran Aktivitas Hidup Sehari-hari dan Gangguan Pendengaran Lansia di Desa Sriwijaya Kecamatan Kota Kualasimpang. 1.4.3 Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan, melatih dan mengembangkan pengetahuan secara objektif, serta dapat mengklasifikasikan ilmu yang dipelajari di bangku pendidikan. 1.4.4 Bagi Penelitian Selanjutnya Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya dan sebagai bahan perbandingan apabila ada peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan judul yang sama atau ingin mengembangkan penelitian ini lebih lanjut.

Dokumen yang terkait

Gambaran Aktivitas Hidup Sehari-hari dan Gangguan Pendengaran pada Lansia di UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

9 80 88

Gambaran Aktivitas Hidup Sehari-hari dan Gangguan Penglihatan Pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lansia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

6 43 83

Gambaran Tingkat Demensia Dan Aktivitas Sehari-Hari Pada Lansia Di Desa Batukarang Kec Payung Kab Karo

9 77 92

Gambaran Aktivitas Hidup Sehari-hari dan Gangguan Pendengaran pada Lansia di UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

0 2 25

2.1.2 Batasan Umur Lanjut Usia - Gambaran Aktivitas Hidup Sehari-hari dan Gangguan Pendengaran pada Lansia di UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

0 0 22

Gambaran Aktivitas Hidup Sehari-hari dan Gangguan Penglihatan Pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lansia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

0 0 17

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lansia - Gambaran Aktivitas Hidup Sehari-hari dan Gangguan Penglihatan Pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lansia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan

0 0 25

GAMBARAN AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI DAN GANGGUAN PENGLIHATAN PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANSIA DAN ANAK BALITA WILAYAH BINJAI DAN MEDAN

0 0 10

GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN AKTIVITAS SEHARI HARI LANSIA DI DESA TONGKO KECAMATAN BAROKO KABUPATEN ENREKANG

0 0 101

HUBUNGAN GANGGUAN PENGLIHATAN DENGAN KEMANDIRIAN DALAM AKTIVITAS SEHARI-HARI PADA LANSIA DI DESA KARANGPUCUNG KABUPATEN PURBALINGGA

0 0 15