5. Anemia Defisiensi Besi
5.1 Pengertian Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi atau anemia zat besi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi yang berperan dalam pembentukan
hemoglobin, baik karena kekurangan konsumsi atau karena gangguan absorbsi Almatsier, 2005.
5.2 Etiologi Anemia Defisiensi Besi
Secara umum, ada tiga penyebab anemia defisiensi zat besi, yaitu kehilangan darah secara kronis seperti pada penyakit ulkus peptikum, hemoroid,
infestasi parasit, dan proses keganasan; asupan zat besi tidak cukup dan penyerapan tidak adekuat; dan peningkatan kebutuhan akan zat besi untuk
pembentukan sel darah merah yang lazim berlangsung pada masa pertumbuhan bayi, masa pubertas, masa kehamilan, dan menyusui Arisman, 2010
Pada pria dewasa, sebagian besar kehilangan darah disebabkan oleh proses perdarahan akibat penyakit atau trauma, atau akibat pengobatan suatu penyakit.
Sementara pada wanita, terjadi kehilangan darah secara alamiah setiap bulan. Jika darah yang keluar selama haid sangat banyak banyak wanita yang tidak sadar
kalau darah haidnya terlalu banyak akan terjadi anemia defisiensi besi. Sepanjang usia reproduktif, wanita akan mengalami kehilangan darah akibat peristiwa haid.
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa jumlah darah yang hilang selama satu periode haid berkisar antara 20-25 cc. Jumlah ini menyiratkan kehilangan zat
besi sebesar 12,5-15 mgbulan, atau kira-kira sama dengan 0,4-0,5 mg sehari.
Universitas Sumatera Utara
Selain dari peristiwa haid, kehilangan zat besi dapat pula diakibatkan oleh infestasi parasit, seperti cacing tambang ankilostoma dan nekator, schistosoma,
dan mungkin pula Trichuris trichiura. Kasus-kasus tersebut lazim terjadi di negara tropis kebanyakan negara tropis terklasifikasi sebagai negara belum dan
sedang berkembang, lembab serta keadaan sanitasi yang buruk. Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah bahan makanan yang
berasal dari daging hewan. Selain banyak mengandung zat besi, serapan zat besi dari sumber makanan tersebut mempunyai angka keterserapan sebesar 20-30.
Sayangnya sebagian besar penduduk di negara yang belum sedang berkembang tidak mampu atau belum mampu menghadirkan makanan tersebut di meja makan.
Ditambah dengan kebiasaan mengonsumsi makanan yang dapat mengganggu penyerapan zat besi seperti kopi dan teh secara bersamaan sewaktu makan
menyebabkan serapan zat besi semakin rendah. Asupan zat besi harian diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang
melalui tinja, air kencing, dan kulit. Kehilangan basis ini diduga sebanyak 14 ugkg BBhari. Jika dihitung berdasarkan jenis kelamin, kehilangan basis zat besi
untuk pria dewasa mendekati 0,9 mg dan 0,8 mg untuk wanita. Masa bayi dan anak-anak merupakan saat pertumbuhan yang cepat dan pada saat itu zat besi
dibutuhkan dalam jumlah banyak. Begitu juga remaja, terutama remaja wanita yang mengalami haid, membutuhkan lebih banyak zat besi, karena zat besi yang
hilang dari tubuh saat haid juga banyak. Pada ibu hamil dan menyusui, kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
zat besi meningkat karena selain dibutuhkan oleh sang ibu, zat besi juga dibutuhkan oleh bayinya. Pada ibu hamil zat besi juga dibutuhkan oleh plasenta
dan janinnya. Apabila kebutuhan yang tinggi ini tidak dapat dipenuhi maka kemungkinan terjadinya anemia gizi besi cukup besar Wirakusumah, 1999.
5.3 Tanda dan Gejala Anemia Defisiensi Besi