25 6 Penerjemahan dengan parafrasa dengan menggunakan kata kata yang tidak
terkait. Strategi penerjemahan dengan parafrasa dilakukan dengan dengan menggunakan kata-kata yang berbeda atau menggunakan kalimat untuk
mengungkapkan makna kata yang terdapat dalam bahasa sumber. 7 Penerjemahan dengan penghilangan. Strategi ini mungkin terdengar agak
drastis, tetapi sebenarnya tidak ada salahnya untuk menghilangkan sebuah kata atau ungkapan dalam proses penerjemahan dalam beberapa konteks,
jika makna yang disampaikan oleh kata atau ungkapan yang dihilangkan tersebut tidak cukup penting dalam sebuah teks.
8 Penerjemahan dengan ilustrasi. Strategi ini adalah pilihan berguna jika kata dalam bahasa sumber tidak memiliki padanan dalam bahasa sasaran yang
mengacu pada entitas fisik yang dapat digambarkan, khususnya jika ada pembatasan ruang dan jika teks harus tetap pendek, ringkas dan to the point.
c. Pergeseran dalam penerjemahan
Dalam proses penerjemahan, penerjemah selalu berusaha mendapatkan unsur bahasa sasaran yang sepadan dengan bahasa sumbernya agar dapat
mengungkapkan pesan yang sama dalam teks sasaran. Karena setiap bahasa mempunyai aturan tersendiri, maka perbedaan aturan ini akan menyebabkan
terjadinya pergeseran. Simatupang 2000: 74-82 menyebutkan jenis-jenis pergeseran dalam
terjemahan adalah sebagai berikut: 1 Pergeseran pada tataran morfem. Pergeseran yang terjadi pada tataran
morfem ke tataran kata terlihat dalam contoh berikut:
26 Fuben bahasa Jepang tidak praktis
Morfem fu- pada fuben dalam bahasa Jepang mengalami pergeseran menjadi tataran kata yaitu kata tidak pada kata tidak praktis dalam bahasa Indonesia.
Fu- merupakan morfem morfem terikat, yang bergeser menjadi kata morfem bebas yaitu tidak.
2 Pergeseran pada tataran sintaksis. Jenin pergeseran ini dapat berupa pergeseran dari kata ke frasa, pergeseran frasa ke klausa, pergeseran dari
klausa ke kalimat dan pergeseran dari tataran kalimat ke wacana. a Kata ke frasa
Ane Bahasa Jepang Kakak laki-laki Bahasa Indonesia. Ane yang merupakan kata mengalami pergeseran menjadi tataran frasa
yaitu kakak laki-laki . b Frase ke klausa
Shigoto ga owattekara, …. Setelah dia menyelesaikan pekerja-
an, …. Frase dalam bahasa Jepang yaitu shigoto ga owattekara, mengalami
pergeseran menjadi klausa dalam bahasa Indonesia, yaitu setelah dia menyelesaikan pekerjaan.
c Klausa ke kalimat Gohan o tabete iru hito Orang yang sedang makan nasi.
Klausa dalam bahasa Jepang mengalami pergeseran tataran menjadi kalimat dalam bahasa Indonesia.
27 3 Pergeseran kategori kata. Selain pergeseran pada tataran struktur, pergeseran
pada kategori kata pun dapat terjadi pada proses penerjemahan. Contohnya, pergeseran dari nomina ke ajektiva berikut ini.
Dia sehat Kare wa genki desu. Kata sehat dalam bahasa Indonesia termasuk ke dalam kategori nomina,
sedangkan kata genki dalam bahasa Jepang merupakan ajektiva. Jadi kata sehat mengalami pergeseren kategori kata, yaitu nomina ke ajektiva.
4 Pergeseran pada tataran semantik. Pergeseran makna pada tataran semantik dapat berupa pergeseran makna generik ke makna spesifik maupun
sebaliknya. Misalnya pada penerjemahan untuk kata dalam bahasa Jepang soba atau yoko ke dalam bahasa Indonesia, maka padanan yang paling dekat
untuk kedua kata tersebut adalah sebelah. Di sini penerjemahan bergerak dari makna spesifik ke makna generik.
5 Pergeseran makna karena perbedaan sudut pandang budaya. Pergeseran makna juga terjadi karena perbedaan sudut pandang dan budaya penutur
bahasa yang berbeda. Misalnya orang Jepang akan mengatakan kata istirahat yasumi di waktu malam hari sebelum tidur, sedangkan orang Indonesia akan
mengatakan kata istirahat itu dalam kondisi apapun dan kapanpun seperti saat makan siang, santai dan lain-lain.
2. Kosakata dan Makna